بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 05 Maret 2009

AKU DEKAT ENGKAU DEKAT, AKU JAUH ENGKAU JAUH

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Jika kita dekat kepada Allah…,
Niscaya Allah dekat pula kepada kita.

Jika kita ingat kepada Allah…,
Niscaya Allah ingat pula kepada kita.

Sedangkan jika kita jauh dari Allah…,
Niscaya Allah juga akan menjauhi kita.

Dan jika kita lupa kepada Allah…,
Niscaya Allah juga akan melupakan kita.

Saudaraku…,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu**, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat)-Ku”. (QS. Al Baqarah. 152). **) Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.


أَنَا مَعَ عَبْدِي إِذَا هُوَ ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ. (رواه ابن ماجه)
Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan bergerak kedua bibirnya menyebut (nama)-Ku”. (HR. Ibnu Majah(.


“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri**, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (QS. Ali ‘Imran. 135). **) Yang dimaksud dengan perbuatan keji (faahisyah) adalah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga menimpa orang lain seperti zina, riba, dll. Sedangkan yang dimaksud dengan menganiaya diri sendiri adalah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah. 186).

Saudaraku…,
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma`ruf** dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik”. (QS. At Taubah. 67). **) Yang dimaksud dengan ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Saudaraku…,
”Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”. (QS. Al Mujaadilah. 19). Na’udzubillahi mindzalika!

Semoga bermanfaat!

Rabu, 04 Maret 2009

APAKAH MEREKA LEBIH MULIA?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Pada saat ini (mungkin) kita dapat menyaksikan, betapa begitu banyak di antara mereka yang mendapat ni’mat yang besar di dunia yang bisa berupa harta kekayaan, kekuasaan, jabatan, kemegahan, banyaknya anak, dll. Mereka menyangka bahwa kekayaan itu adalah suatu kemulyaan, kesuksesan dalam berkarir itu adalah suatu kehormatan, kekuasaan dan jabatan itu adalah suatu kemulyaan dan kehormatan, dst. Bahkan mereka juga merasa bahwa mereka dikasihi Tuhan dan tidak akan diazab di akhirat.

”Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab**.’’ (QS. Saba’. 35). **) Maksudnya: oleh karena orang-orang kafir itu mendapat ni’mat yang besar di dunia, maka mereka merasa bahwa mereka dikasihi Tuhan dan tidak akan diazab di akhirat.

Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan itu adalah sama saja, kesuksesan serta kegagalan dalam berkarir itu juga sama saja, yaitu sama-sama dijadikan sebagai sarana untuk menguji kita, apakah kita dapat menjalaninya dengan baik atau malah sebaliknya.

”Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku**". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku**". (QS. Al Fajr. 15-16). **) Maksudnya ialah: Allah menyalahkan orang yang menyatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemulyaan dan kemiskinan itu adalah suatu kehinaan seperti keterangan pada surat Al Fajr ayat 15 dan 16 tersebut. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan itu adalah ujian.

Saudaraku…,
Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan takutilah suatu hari yang pada hari itu seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya sedikitpun.

Ingatlah, bahwa sesungguhnya janji Allah itu adalah benar. Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kita, dan jangan pula syaitan memperdayakan kita dalam mentaati Allah.

”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman. 33).

Semoga bermanfaat!

Selasa, 03 Maret 2009

KESOMBONGAN IBLIS (III)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Selain dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 11 s/d 18 serta surat Al Hijr ayat 28 s/d 40, masih terdapat beberapa ayat lainnya yang juga menjelaskan tentang kesombongan iblis serta akibat buruk yang harus diterimanya.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah* kamu kepada Adam," maka sujudlah* mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah. 34).

Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah* kamu kepada Adam", maka mereka sujud* kecuali iblis. Ia membangkang. (QS. Thaahaa. 116).

kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (QS. Shaad. 74).

Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Shaad. 76).

Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah* kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud* kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud** kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" (QS. Al Israa’. 61).

Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". (QS. Al Israa’. 62).

Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. (QS. Al Israa’. 63).

Saudaraku…,
Dari keterangan ayat-ayat tersebut di atas, nampaklah bahwa akibat dari kesombongannya, maka iblis yang semula bersama-sama malaikat telah tinggal di surga, telah diusir oleh Allah dari surga sebagai orang yang kafir. Maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasannya (beserta semua yang mengikutinya). Dan dia akan kekal di dalamnya. Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Karena Allah telah memutuskan bahwa iblis sesat, maka pasti iblis akan menjadikan kita memandang baik perbuatan ma`siat di muka bumi ini, dan pasti iblis akan menyesatkan kita beserta keturunan kita, semuanya...!!!. Kecuali sebahagian kecil saja diantara kita yang bisa selamat darinya, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, (QS. Shaad. 82).

Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". (QS. Al Israa’. 62).

Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. (QS. Saba’. 20).

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". (QS. Al Israa’. 65).

Saudaraku…,
Jika memang demikian keadaan iblis, maka patutkah kita mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada Allah? Sedangkan mereka (iblis dan turunan-turunannya) adalah benar-benar musuh kita yang nyata?

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah* kamu kepada Adam", maka sujudlah* mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. Al Kahfi. 50).

Saudaraku…,
Oleh karena itu, waspadalah selalu! Ingat...!!! Bahwa sesungguhnya iblis telah hidup sebelum Allah menciptakan kita dan akan terus hidup hingga hari kiamat tiba. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". (QS. Shaad. 79).

Dengan demikian, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya pengalaman yang dimiliki iblis dalam menyesatkan umat manusia...! Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga bermanfaat!

NB.
*) Yang dimaksud sujud* di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu semata-mata hanyalah kepada Allah.

{Tulisan ke-3 dari 3 tulisan}

Senin, 02 Maret 2009

KESOMBONGAN IBLIS (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Dalam Al Qur’an surat Al Hijr ayat 28 s/d 38 berikut ini, diperoleh penjelasan tentang kesombongan iblis serta akibat buruk yang harus diterimanya.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al Hijr. 28).

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud*. (QS. Al Hijr. 29).

Maka bersujudlah** para malaikat itu semuanya bersama-sama, (QS. Al Hijr. 30).

kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud* itu. (QS. Al Hijr. 31).

Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud*) bersama-sama mereka yang sujud** itu?" (QS. Al Hijr. 32).

Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud* kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr. 33).

Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, (QS. Al Hijr. 34).

dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". (QS. Al Hijr. 35).

Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan**". (QS. Al Hijr. 36). **) Maksudnya: Iblis memohon agar dia tidak diazab dari sekarang melainkan diberi kebebasan hidup sampai hari berbangkit.

Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, (QS. Al Hijr. 37).

sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan***" (QS. Al Hijr. 38). ***) Yakni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat.

Saudaraku…,
Dari surat Al Hijr ayat 28 s/d 38 tersebut, nampaklah bahwa akibat dari kesombongannya, maka iblis yang semula bersama-sama malaikat telah tinggal di surga, telah diusir oleh Allah dari surga sebagai makhluk yang terkutuk. Bahkan sesungguhnya kutukan itu tetap akan menimpanya sampai hari kiamat. Hingga pada akhirnya nanti, neraka akan menjadi persinggahannya untuk selama-lamanya, karena dia akan kekal di dalamnya.

Saudaraku…,
Karena Allah telah memutuskan bahwa iblis sesat, maka pasti iblis akan menjadikan kita memandang baik perbuatan ma`siat di muka bumi ini. Dan pasti iblis akan menyesatkan kita semuanya. Kecuali jika kita termasuk golongan hamba-hamba Allah yang mukhlis. Oleh karena itu, waspadalah wahai saudaraku...!!!

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39).

”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis**** di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). ****) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah. Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga bermanfaat!

NB.
*) Yang dimaksud sujud* di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu semata-mata hanyalah kepada Allah.

{Bersambung; tulisan ke-2 dari 3 tulisan}

Minggu, 01 Maret 2009

KESOMBONGAN IBLIS (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 11 s/d 18 berikut ini, diperoleh penjelasan tentang kesombongan iblis serta akibat buruk yang harus diterimanya (akibat dari kesombongannya tersebut).

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah* kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud** kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud*. (QS. Al A’raaf. 11).

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud* (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al A’raaf. 12).

Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (QS. Al A’raaf. 13).

Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan**". (QS. Al A’raaf. 14). **) Maksudnya ialah: “Janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.

Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (QS. Al A’raaf. 15).

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (QS. Al A’raaf. 16).

kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at). (QS. Al A’raaf. 17).

Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya". (QS. Al A’raaf. 18).

Saudaraku…,
Dari surat Al A’raaf ayat 11 s/d 18 tersebut, nampaklah bahwa akibat dari kesombongannya, maka iblis yang semula bersama-sama malaikat telah tinggal di surga, telah diusir oleh Allah dari surga sebagai orang yang terhina. Bahkan Allah telah melaknatnya dan telah memutuskan bahwa dia sesat hingga neraka akan menjadi persinggahan terakhirnya untuk selama-lamanya, karena dia akan kekal di dalamnya.

Nah…, Jika demikian mengerikan dampak dari kesombongan yang telah dilakukan iblis, lalu bagaimana dengan kita? Masihkah kita terus dan terus menyombongkan diri…?

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Yang dimaksud sujud* di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu semata-mata hanyalah kepada Allah.

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 3 tulisan}

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞