بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Rabu, 05 Januari 2011

MENYEBARKAN KEBAIKAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, pada saat ini aku telah menulis di blog ini (
http://imronkuswandi.blogspot.com/), beberapa artikel sebagai sarana untuk saling mengingatkan di antara kita.


Saudaraku…,
Semua artikel yang aku tulis di blog ini, jika dipandang baik / bermanfaat, misalnya ingin digunakan sebagai bahan untuk kultum* atau lainnya, aku persilahkan**. Saudaraku tidak perlu izin** dan tidak perlu membayar royalty*. Bahkan aku dengan senang hati jika bisa disebarkan kemana saja, kepada siapa saja, kapan saja.

Gratis…!!!
Meskipun demikian…,
Jika ada kekurangan / kekhilafan dalam blog ini, mohon masukan / saran / kritikan / koreksinya. Sedangkan jika dipandang baik / bermanfaat, ada baiknya jika alamat blog ini (http://imronkuswandi.blogspot.com/) diinformasikan** kepada saudara-saudara kita yang lain. Semoga Allah meridhoi niatan baik ini. Amin..!!!
Saudaraku...,
Dalam agama kita, menuntut ilmu (dan menyebarkannya) benar-benar mendapat tempat yang tinggi. Perhatikan penjelasan hadits berikut ini:

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, katanya: bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa yang melintasi sebuah jalan (pergi) untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkannya jalan menuju syurga”. (HR. Muslim.)

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim).

Perhatikan pula penjelasan hadits berikut ini:
Diriwayatkan dari Jabir berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia”. (HR. Thabrani dan Daruquthni)

-----

Saudaraku...,
Mereka-pun telah nyata-nyata berupaya menyebarkan berbagai kemaksiatan di muka bumi ini secara terbuka, terencana dan teroganisir serta dengan dukungan dana yang melimpah.

Maka kita-pun harus berupaya mengimbanginya dengan menyebarkan kebaikan kepada sesama, semampu kita. Terlebih lagi realita yang sedang kita hadapi saat ini, menunjukkan bahwa begitu banyak terdapat perusak akhlak berbanding dengan sangat sedikitnya proses pembangunan akhlak. Sehingga tidak mengherankan jika dimana-mana dapat dengan mudahnya kita temui berbagai kemaksiatan. Sungguh..., suatu kenyataan yang sangat menyedihkan.

Demikian...,
Semoga niatan baik ini dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan, sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin...!!!

Tak lupa, kusampaikan ucapan terimakasih atas kerjasamanya untuk menyebarkan kebaikan kepada sesama. Semoga Allah meridhoi langkah kita ini. Amin...!!!

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Kultum = kuliah tujuh menit. Di masjid-masjid yang ada di kampus sering diadakan acara pengajian/ceramah agama singkat (selama/sekitar 7 menit) setelah selesai sholat berjamaah. Mungkin karena itulah, muncul istilah kultum

**) Jika ada pihak lain yang membukukan semua atau sebagian artikel yang aku tuliis di blog ini (
http://imronkuswandi.blogspot.com/), jelas ini tidak termasuk kategori pemberian ijin di atas. Karena di sini ada unsur mencari keuntungan finansial. Yang aku maksudkan di sini adalah jika ditujukan untuk aktivitas dakwah yang tentu saja tidak ada niatan / unsur mencari keuntungan finansialnya.

Senin, 03 Januari 2011

MENYALAHKAN SYAITAN?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang sahabat (dosen senior di ITS) telah bertanya: ”Apa sih Mas Imron manfaat diciptakannya syaitan bagi Allah sendiri? Kalau malaikat kan sudah jelas?”

Saudaraku...,
Tidak ada satu makhluk-pun yang bisa memberi manfaat kepada Allah. Baik itu syaitan maupun yang lainnya, termasuk kita. Bahkan malaikat sekalipun.

Yang sesungguhnya terjadi, justru sebaliknya. Karena sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Berikut ini penjelasan Al Qur'an surat Al Ikhlash ayat 1 – 4 :
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

-----

Beliau juga bertanya: "Maaf Mas Imron, bukannya saya tidak mengimani the existence of satanic, tapi seandainya syaitan itu tidak diciptakan, barangkali rada masuk dinalar kalau Allah menghukum hamba-Nya yang membangkang perintah-Nya, karena jelas-jelas bukan karena dihasut oleh syaitan. Bagaimana nich, Mas Imron?".

Saudaraku...,
Perhatikan bagaimana sikap Nabi Adam yang tidak pernah mengkambing hitamkan syaitan / tidak pernah menyalahkan syaitan yang telah menggodanya hingga akhirnya beliau melanggar larangan Allah dengan memakan buah "terlarang" hingga menyebabkannya harus keluar dari syurga.

Perhatikan do'a Nabi Adam yang telah diabadikan oleh Allah dalam Al Qur'an surat Al A'raaf ayat 23 berikut ini:

"Rabbanaa dzolamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin"

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS. Al A'raaf. 23).

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa pada hari itu ternyata syaitan lepas tangan terhadap semua tipu daya yang telah dilakukannya. Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Ibrahim ayat 22 berikut ini:

”Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih”. (QS. Ibrahim. 22).

Saudaraku…,
Perhatikan pula penjelasan Al Qur'an dalam surat Al Israa’ ayat 7 serta ayat 15 berikut ini:

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”, (QS. Al Israa’. 7).

“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Israa’. 15).

Demikian penjelasan yang bisa aku berikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan.

Semoga bermanfaat.

NB.
Ada baiknya juga untuk dibaca, artikel berikut ini (silahkan klik di sini): http://imronkuswandi.blogspot.com/2010/08/jika-kita-berbuat-baik-sesungguhnya_05.html

Sabtu, 01 Januari 2011

KUE NATAL

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: “Pak, saya mau bertanya lagi. Boleh ‘nggak kalau saya terima order kue-kue yang dihias (dengan hiasan) bertema Natal, seperti sinterklas, pohon natal, dan lain-lain?..."

-----

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 109, yang artinya adalah sebagai berikut: “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah. 109).

Pada ayat lain, diperoleh penjelasan bahwa Allah juga melarang kita kaum muslimin untuk berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka.

”Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim* di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS. Al ‘Ankabuut. 46**).

*) Yang dimaksud dengan ”orang-orang zalim” ialah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.

**) Hanya saja yang membedakan antara kaum muslimin dengan Ahli Kitab (kaum yahudi dan kaum nasrani), sebagaimana penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 berikut ini: ”Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At Taubah. 30).

Sedangkan dalam surat Al Kaafiruun: 2 – 6, diperoleh penjelasan sebagai berikut: “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al Kaafiruun: 2 – 6).

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Dari penjelasan beberapa ayat Al Qur’an tersebut di atas, dapat kita simpulkan "betapa indahnya Islam". Dimana dengan ahli kitab-pun (yang sebagian besar diantara mereka telah nyata-nyata ingin menghancurkan iman kita, dimana sebahagian besar diantara mereka benar-benar menginginkan agar kita kaum muslimin dapat kembali kepada kekafiran setelah kita beriman), ternyata kita diperintahkan untuk tetap bersikap toleran serta menghormati mereka (meskipun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada***).

***) Yang dimaksud dengan sikap waspada itu tidaklah identik dengan sikap membenci atau memusuhi. Sebagai ilustrasi, jika kita mempunyai seorang teman dan jelas-jelas kita ketahui bahwa teman kita tersebut suka mencuri, maka sebaiknya kita tetap berteman / tetap menjaga hubungan baik dengannya / tidak lantas membencinya. Namun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada terhadap setiap gerak-geriknya. Semoga dengan sikap seperti ini, kita tetap memiliki kesempatan untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar kepadanya. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai jalan hidayah bagi orang lain. Amin...!!!

Sekali lagi...,
Dengan ahli kitab-pun, ternyata kita diperintahkan untuk tetap bersikap toleran serta menghormati mereka. Namun yang perlu diingat adalah, bahwa sikap toleran itu, bukan berarti kita boleh menyokong / ikut dalam peribadatan mereka.

Oleh karena itu, sangatlah tidak pantas jika kita memberikan ucapan Natal misalnya, kepada mereka.

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Natalan, meskipun berkaitan dengan Nabi Isa Al-Masih, namun beliau telah dirayakan oleh umat Nasrani yang pandangannya terhadap Nabi Isa Al-Masih sangat berbeda dengan pandangan Islam. Oleh karena itu, mengucapkan "Selamat Natal" atau menghadiri perayaannya, dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dapat mengantarkan kepada pengkaburan akidah. Hal ini dapat dipahami sebagai pengakuan akan “ketuhanan” Nabi Isa Al-Masih, satu keyakinan yang secara mutlak bertentangan dengan akidah Islam.

Oleh karena itu, sebaiknya kita mengambil sikap yang sangat berhati-hati. Artinya akan lebih “aman” jika kita mengambil sikap untuk tidak terlibat di dalamnya. Maksudnya: akan lebih aman jika kita tidak memberikan ucapan selamat Natal kepada kaum Nasrani, serta tidak terlibat dalam segala aktivitas apa pun yang berkaitan dengan Natal, termasuk pada urusan jual beli untuk keperluan Natal (seperti menerima order kue-kue yang dihias dengan hiasan bertema Natal, seperti sinterklas, pohon natal, dan lain-lain).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞