بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 05 Juli 2011

BELAJAR DARI KISAH FIR’AUN (III)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya Fir’aun adalah orang yang sangat sombong di muka bumi ini.  Sesungguhnya dia benar-benar telah melampaui batas, sebagaimana penjelasan beberapa ayat berikut ini:

ثُمَّ بَعَثْنَا مِن بَعْدِهِم مُّوسَى وَهَارُونَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ بِآيَاتِنَا فَاسْتَكْبَرُواْ وَكَانُواْ قَوْمًا مُّجْرِمِينَ ﴿٧٥﴾
”Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (membawa) tanda-tanda (mu`jizat-mu`jizat) Kami, maka mereka menyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa”. (QS. Yunus. 75).

وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَلَقَدْ جَاءَهُم مُّوسَى بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ ﴿٣٩﴾
”Dan (juga) Qarun, Fir`aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu)”. (QS. Al ’Ankabuut. 39).

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ ﴿٣٩﴾ فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ ﴿٤٠﴾
”Dan berlaku angkuhlah Fir`aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami”. (QS. Al Qashash. 39). ”Maka Kami hukumlah Fir`aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim”. (QS. Al Qashash. 40).

Saudaraku…,
Meskipun Fir’aun benar-benar telah melampaui batas, bahkan telah mengaku dirinya sebagai tuhan, ternyata ”pintu-pintu kesuksesan duniawi” justru terbuka di depan matanya. Hingga pada saat yang tepat, Allah telah timpakan siksa kepadanya dengan sekonyong-konyong, sehingga dia hanya bisa terdiam berputus asa (na’udzubillahi mindzalika!).

Dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 44, Allah SWT. telah berfirman:

فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُواْ بِمَا أُوتُواْ أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ ﴿٤٤﴾
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’aam: 44).

Saudaraku…,
Satu pelajaran lagi yang bisa kita petik dari kisah ini. Karena seringkali kita tidak sabar melihat orang-orang yang telah berlaku aniaya terhadap kita, justru diliputi dengan berbagai kesenangan duniawi. Karena seringkali kita tidak kuat melihat orang-orang yang telah berlaku aniaya terhadap kita, justru kariernya terus menanjak, dihormati banyak orang, diberi kekayaan yang melimpah, dll, dst. Padahal, seharusnya mereka itu segera beroleh balasan yang setimpal sesuai dengan perbuatan aniaya yang telah mereka timpakan kepada kita (hal seperti ini yang seringkali hinggap dalam pikiran kita).

Saudaraku…,
Sekali-kali janganlah kita mempunyai pemikiran seperti itu. Karena hal itu dapat menjerumuskan kita untuk berburuk sangka kepada Allah, seolah-olah Allah telah berlaku tidak adil kepada kita (na’udzubillahi mindzalika!).

Yakinlah..., bahwa cepat atau lambat, Allah pasti akan menunjukkan keadilan-Nya. Karena sesungguhnya janji-janji Allah adalah “pasti”. Dan Allah lebih mengetahui kapan saat yang tepat untuk melaksanakan janji-janji-Nya.

... وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ ...﴿١١١﴾
"... Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? ...” (QS. At Taubah. 111).

Lebih dari itu, serahkanlah semua urusan ini kepada-Nya. Yakinlah, bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kita.

Ya… Tuhan kami,
Berilah kekuatan kepada kami, sehingga kami benar-benar dapat ridha dengan apa yang telah Engkau berikan kepada kami. Cukuplah Engkau bagi kami. Sesungguhnya kami hanya berharap kepada Engkau. Semoga Engkau berikan karunia-Mu kepada kami. Amin...!

Semoga bermanfaat.

NB.
Fir’aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala.

{Tulisan ke-3 dari 3 tulisan}

Minggu, 03 Juli 2011

BELAJAR DARI KISAH FIR’AUN (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Dari tulisan terdahulu yang berjudul “Belajar Dari Kisah Fir’aun (I)”, diperoleh penjelasan bahwa dengan kekuasaan yang demikian besar yang telah dimilikinya, Fir’aun justru telah berbuat semena-mena dengan menimpakan kepada Bani Israil siksaan yang seberat-beratnya. Bahkan Fir’aun telah membunuh / menyembelih setiap anak-anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil, hanya karena kekhawatirannya bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil. Dan ternyata tindakan Fir’aun yang telah teramat melampaui batas ini, dapat terus berlangsung hingga bertahun-tahun.

Sampai di sini, dengan melupakan peringatan-peringatan yang telah diberikan-Nya kepada Fir’aun, nampaklah bahwa semua pintu-pintu kesenangan duniawi justru telah dibukakan untuk mereka (Fir’aun dan pengikut-pengikutnya). Seolah hal itu semua telah menjadi pembenaran dari ketakaburan mereka.

Hingga pada puncaknya, yaitu ketika Fir’aun menghadapi sakaratul maut, Allah telah melupakannya, meski Fir’aun telah menyatakan beriman kepada Allah (percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil) serta berserah diri kepada-Nya (kepada Allah). Padahal, pada saat menghadapi sakaratul maut itulah, kebutuhan seorang hamba akan pertolongan-Nya mencapai puncaknya.

”Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir`aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan*.” (QS. Al Baqarah. 50). *) Waktu Nabi Musa A.S. membawa Bani Israel keluar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir’aun, mereka harus melalui Laut Merah sebelah utara. Maka Allah memerintahkan kepada Nabi Musa A.S. memukul laut itu dengan tongkatnya. Perintah itu dilaksanakan oleh Nabi Musa A.S. hingga terbelahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya ditengah-tengahnya dan Nabi Musa A.S melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. Sedangkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi diwaktu mereka berada di tengah-tengah laut, kembalilah laut itu seperti semula, lalu tenggelamlah mereka.

”Kemudian (Fir`aun) hendak mengusir mereka (Musa dan pengikut-pengikutnya) dari bumi (Mesir) itu, maka Kami tenggelamkan dia (Fir`aun), serta orang-orang yang bersama-sama dia seluruhnya”, (QS. Al Israa’. 103).

”Maka Fir`aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka”. (QS. Thaahaa. 78).

Saudaraku…,
Sekali lagi, ketika Fir’aun sedang menghadapi sakaratul maut, maka Allah telah melupakannya sebagaimana dahulu Fir’aun telah lupa kepada Allah. Hingga pada akhirnya, Fir’aun termasuk golongan orang-prang yang merugi dan akan beroleh siksa yang teramat pedih (na’udzubillahi mindzalika!).

”Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan”. (QS. Al A’raaf. 103).

”Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”, (QS. An Naazi’aat. 17). ”(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS. An Naazi’aat. 24). ”Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia”. (QS. An Naazi’aat. 25).

”(keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir`aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya”. (QS. Ali ’Imran. 11).

”(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir`aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya”. (QS. Al Anfaal. 52).

”(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir`aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir`aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim”. (QS. Al Anfaal. 54).

”Maka Fir`aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat”. (QS. Al Muzammil. 16).

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma`ruf** dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik”. (QS. At Taubah. 67). **) Yang dimaksud dengan ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Saudaraku…,
Dari kisah Fir’aun tersebut, sesungguhnya terdapat pelajaran bagi orang yang takut kepada Allah. ”Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya)”. (QS. An Naazi’aat. 26).

Saudaraku…,
Dari kisah Fir’aun tersebut, sesungguhnya terdapat pesan bagi kita semua agar senantiasa mawas diri (instrospeksi) ketika pintu-pintu kesuksesan duniawi terbuka di depan mata kita, apakah kita telah meraihnya dengan jalan yang benar. Karena bisa jadi ketika pintu-pintu kesuksesan duniawi terbuka di depan mata kita, justru kita tengah berada dalam ancaman siksa Allah, khususnya ketika kita telah meraihnya dengan jalan yang tidak benar (na’udzubillahi mindzalika!). Bukankah Allah SWT. telah berfirman dalam surat Al An’aam ayat 44 …???

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’aam: 44). Na’udzubillahi mindzalika!

Dan yang paling mengerikan adalah ketika seorang hamba sedang menghadapi sakaratul maut, sementara Allah telah melupakannya sebagaimana dahulu dia telah lupa kepada Allah (na’udzubillahi mindzalika!). Padahal pada saat menghadapi sakaratul maut itulah, kebutuhan seorang hamba akan pertolongan-Nya mencapai puncaknya. Karena jika hal ini sampai terjadi (jika Allah telah melupakannya ketika dia sedang sakaratul maut), maka kesulitan yang teramat sangat akan menantinya (na’udzubillahi mindzalika!).

”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman. 33).

Semoga bermanfaat.

NB.
Fir’aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala.

{Bersambung; tulisan ke-2 dari 3 tulisan}

Jumat, 01 Juli 2011

BELAJAR DARI KISAH FIR’AUN (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Diantara kita semua pasti mengenal Fir’aun, orang yang sangat sombong di muka bumi ini. Sesungguhnya dia benar-benar telah melampaui batas. Dan puncak dari kesombongannya adalah pengakuan dirinya sebagai tuhan (na’udzubillahi mindzalika!), sebagaimana penjelasan beberapa ayat berikut ini:

”Pergilah kamu berdua kepada Fir`aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”; (QS. Thaahaa. 43).

”(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS. An Naazi’aat. 24).

”Fir`aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". (QS. Asy Syu’araa’. 29).

”Dan berkata Fir`aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat*, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (QS. Al Qashash. 38). *) Maksudnya membuat batu bata.

”Dan berkatalah Fir`aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu”, (QS. Al Mu’min. 36). ”(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir`aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir`aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian”. (QS. Al Mu’min. 37).

Saudaraku…,
Meskipun Fir’aun benar-benar telah melampaui batas, bahkan telah mengaku dirinya sebagai tuhan, ternyata ”pintu-pintu kesuksesan duniawi” justru terbuka di depan matanya. Hal ini antara lain tercermin dari kekayaannya yang melimpah serta pengikut-pengikut / bala tentaranya yang banyak, serta kekuasaan yang demikian besar yang telah dimilikinya.

”Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih". (QS. Yunus. 88).

”Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, `Aad, Fir`aun yang mempunyai tentara yang banyak”, (QS. Shaad. 12).

Saudaraku…,
Dengan kekuasaan yang demikian besar yang telah dimilikinya, maka Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dengan angkuhnya Fir’aun telah menimpakan kepada Bani Israil, siksaan yang seberat-beratnya. Bahkan Fir’aun telah membunuh / menyembelih setiap anak-anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil, hanya karena kekhawatirannya bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil. Dan ternyata tindakan Fir’aun yang telah teramat melampaui batas ini, dapat terus berlangsung hingga bertahun-tahun.

”Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir`aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Yunus. 83).

”Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka*, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash. 4). *) Golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil yang mana anak-anak laki-laki mereka dibunuh dan anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup.

”dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir`aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu*.” (QS. Al Qashash. 6). *) Fir’aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil karena itu dia membunuh setiap anak-anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil. Ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.

”Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir`aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu”. (QS. Al Baqarah. 49).

”Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir`aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu". (QS. Al A’raaf. 141).

”Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir`aun (kepada Fir`aun): "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?". Fir`aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka". (QS. Al A’raaf. 127).

”Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir`aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu". (QS. Ibrahim. 6).

Saudaraku…,
Sekali lagi, dengan kekuasaan yang demikian besar yang telah dimilikinya, Fir’aun justru telah berbuat semena-mena, dengan menimpakan kepada Bani Israil siksaan yang seberat-beratnya. Bahkan Fir’aun telah membunuh / menyembelih setiap anak-anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil, hanya karena kekhawatirannya bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil. Dan ternyata tindakan Fir’aun yang telah teramat melampaui batas ini, dapat terus berlangsung hingga bertahun-tahun.

Saudaraku…,
Sampai di sini, dengan melupakan peringatan-peringatan yang telah diberikan-Nya kepada Fir’aun, nampaklah bahwa semua pintu-pintu kesenangan duniawi, justru telah dibukakan untuk mereka (Fir’aun dan pengikut-pengikutnya). Seolah hal itu semua telah menjadi pembenaran dari ketakaburan mereka.

Hingga pada puncaknya, yaitu ketika Fir’aun menghadapi sakaratul maut, Allah telah melupakannya, meski Fir’aun telah menyatakan beriman kepada Allah (percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil) serta berserah diri kepada-Nya (kepada Allah). Padahal, pada saat menghadapi sakaratul maut itulah, kebutuhan seorang hamba akan pertolongan-Nya mencapai puncaknya. (Pada kenyataannya, setiap saat kita semua senantiasa membutuhkan pertolongan-Nya).

”Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir`aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir`aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Yunus. 90). ”Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Yunus. 91). ”Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu* supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”. (QS. Yunus. 92). *) Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir’aun itu tenggelam mayatnya terdampar dipantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di museum di Mesir.

Semoga bermanfaat.

NB.
Fir’aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala.

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 3 tulisan}

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞