بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Sabtu, 05 Mei 2012

HANYA DENGAN KESUSAHAN DAN MUSIBAH SAJA KITA BISA MENDAPATKAN KEMULIAAN DI SISI-NYA?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang sahabat (dosen ITS) mengatakan: “Orang selalu mendambakan kesempatan emas menjadi seseorang yang mulia (di sisi-Nya) dalam kehidupan ini. Ketahuilah, bahwa kesusahan dan musibah adalah kesempatan emas dari Allah bagi kita untuk menjadi insan yang mulia di sisi-Nya. Karena hanya dengan kesusahan dan musibah saja, manusia bisa bersabar dan balasan dari sabar adalah pahala tanpa batas”.

-----

Saudaraku…,
Menurutku, untuk mendapatkan kemuliaan disisi-Nya, tidak hanya melalui kesusahan dan musibah saja (dengan kekurangan harta, kelaparan, gangguan kesehatan, kegagalan dalam berkarier, dst.). Namun bisa juga melalui berbagai limpahan kesenangan duniawi yang ada dalam genggaman kita (dengan kelebihan harta, kesuksesan dalam berkarier, kesehatan, kedudukan/jabatan yang kita miliki, dst.). Karena sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan itu adalah sama saja, kesuksesan serta kegagalan dalam berkarir itu juga sama saja, yaitu sama-sama dijadikan sebagai sarana untuk menguji kita, apakah kita dapat menjalaninya dengan baik atau malah sebaliknya.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (QS. Al Baqarah. 214).

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”, (QS. Al Baqarah. 155).

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghaabun. 15). “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”. (QS. At Takaatsur. 8). “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al Anfaal. 28).

Semoga bermanfaat.

Kamis, 03 Mei 2012

MUSIBAH DAN BENCANA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Jika pada saat ini kita mendapati adanya musibah dan bencana yang silih berganti menimpa bangsa kita, maka sesungguhnya hal ini disebabkan oleh kesalahan yang telah dikerjakan oleh bangsa kita sendiri (karena disebabkan oleh sebahagian dosa-dosa yang telah dikerjakan oleh bangsa kita sendiri).

Dan nampaknya inilah realita yang sedang kita hadapi saat ini, dimana dengan mudahnya kita temui para pemuda / pemudi kita yang bergaul dengan bebasnya. Sementara korupsi juga sudah merata dimana-mana, mulai dari pegawai rendahan dengan nilai kecil-kecilan hingga pejabat negara dengan nilai besar-besaran. Ditambah dengan berbagai kemaksiatan yang lainnya, sungguh..., benar-benar suatu kenyataan yang sangat menyedihkan.

Dengan melihat realita yang ada, maka wajarlah jika pada saat ini kita mendapati adanya musibah dan bencana yang silih berganti menimpa bangsa kita. Dan sekali lagi, sesungguhnya ditimpanya sesuatu musibah / bahaya itu, disebabkan oleh kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan kita sendiri. Sesungguhnya sesuatu musibah / bahaya yang menimpa kita itu adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kita sendiri, karena disebabkan oleh sebahagian dosa-dosa yang telah dikerjakan oleh bangsa kita sendiri. (Wallahu ta'ala a'lam).

(Semoga hal ini semua dapat menjadi peringatan buat kita agar kita bisa segera kembali ke jalan yang benar. Dan semoga Allah memaafkan kesalahan-kesalahan kita. Amin!).

Saudaraku...,
Demikianlah penjelasan Al Qur'an dalam beberapa ayat berikut ini:

“dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Al Maa-idah. 49).

”Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa”. (QS. Ar Ruum. 36).

”Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. Asy Syuura. 30).

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar Ruum. 41).

Wallahu ta'ala a'lam,

Semoga bermanfaat!

Selasa, 01 Mei 2012

ANTARA IBU DAN SUAMI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: “Jika kita berada pada sebuah pilihan dimana pada saat yang sama kita harus memilih salah satu antara ibu atau suami, maka kita harus pilih yang mana, Pak?”.

-----

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Dalam prosesi pernikahan, ada ijab-kabul (yang merupakan salah satu rukun nikah).

Ijab: yaitu ucapan wali untuk menikahkan calon istri kepada calon suaminya, seperti kalimat: aku kawinkan anda dengan putriku Fulanah, atau kalimat: aku halalkan bagimu putriku yang bernama Anisa’ (bisa juga diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa lainnya, yang penting harus mengerti artinya).

Kabul: yaitu ucapan penerimaan dari calon suami, seperti kalimat: aku terima mengawininya atau kalimat: aku rela mengawininya.

Ijab kabul mempunyai makna serah terima, yaitu penyerahan tanggung-jawab dari wali kepada suami. Jadi seorang wanita itu, setelah menikah akan menjadi tanggung-jawab suaminya (sebelumnya menjadi tanggung-jawab orang tuanya). Sehingga apabila pada saat yang bersamaan seorang wanita berada pada sebuah pilihan, dimana dia harus memilih satu antara suami atau ibu, maka jawabnya adalah: pilih suami. Sedangkan bagi sang suami, dia harus menghormati ibu mertuanya sama seperti dia menghormati ibu kandungnya sendiri.

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Dalam lingkup keluarga, laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (istri). Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat An Nisaa’ ayat 34, yang artinya adalah sebagai berikut
:


الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ وَالَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا ﴿٣٤﴾

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah* mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. An Nisaa’. 34).

Salah satu contoh praktek kepemimpinan yang baik adalah dalam sholat berjamaah. Imam sholat yang baik adalah imam yang tidak peragu. Dia harus bisa mengambil keputusan tegas, kapan harus sujud, kapan harus ruku', dll. Dan tentu saja, dia juga harus mempunyai bekal ilmu yang memadai tentang semua tatacara sholat agar dapat menjalankan kepemimpinannya (sebagai imam sholat) dengan baik.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah, bahwa sang imam juga harus bijak dalam memimpin jama'ahnya. Jika ada jama'ah yang sudah tua, maka sholat mesti agak dipercepat. Tidak boleh berlama-lama dalam sujud, ruku' dll, karena hal ini akan sangat memberatkan jama'ah yang sudah tua tersebut. Demikian juga ketika terdengar suara tangis bayi, mungkin ada jamaah putri (ibu-ibu) yang membawa bayinya.

Sebagai imam sholat, dia juga tidak boleh mengabaikan kritikan dari jama'ahnya jika dia melakukan kesalahan dalam memimpin sholat. Kewajiban jama'ah untuk mengingatkannya jika ada kesalahan. Dan dalam mengingatkan sang imam, juga ada aturannya. Untuk jama'ah laki-laki dengan mengucapkan: subhanallah, sedangkan untuk jama'ah putri dengan menepuk tangan
.

Ya..., Di saat imam itu lupa, makmum disyari’atkan untuk mengingatkannya dengan ucapan tasbih “subhanallah” bagi laki-laki dan tepuk tangan bagi wanita. Hal ini berdasarkan hadits Sahl bin Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ نَابَهُ شَىْءٌ فِى صَلاَتِهِ فَلْيَقُلْ سُبْحَانَ اللهِ. (رواه البخارى ومسلم)
Barangsiapa mengingatkan sesuatu pada imam dalam shalatnya, maka ucapkanlah “subhanallah” (Maha Suci Allah). (HR. Bukhari)

مَنْ نَابَهُ شَىْءٌ فِى صَلاَتِهِ فَلْيُسَبِّحْ فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ الْتُفِتَ إِلَيْهِ وَإِنَّمَا التَّصْفِيحُ لِلنِّسَاءِ. (رواه البخارى ومسلم)
Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam shalat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan khusus untuk wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim). *) Cara wanita tepuk tangan adalah bagian dalam telapak tangan menepuk bagian punggung telapak tangan lainnya (wallahu a’lam).

Saudaraku yg dicintai Allah...,
Kiranya apa yang ada pada sholat berjama'ah tersebut, juga berlaku dalam kehidupan nyata. Seorang suami (yang menjadi imam / pemimpin bagi istri dan keluarganya), juga harus bersikap seperti halnya sikap seorang imam dalam sholat berjama'ah tersebut.

Seorang lelaki / suami yang baik, adalah lelaki / suami yang tidak peragu. Dia harus berani mengambil keputusan tegas tanpa mengabaikan norma-norma agama. Lebih dari itu, dia juga harus bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang telah diambilnya. Dan tentu saja, dia juga harus mempunyai bekal ilmu yang memadai agar dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik.

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Yang dimaksud dengan memukul di sini adalah memukul dengan pukulan yang tidak sampai melukai fisik sang istri, ditujukan agar sang istri segera menghentikan perbuatannya tersebut.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞