بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 05 Juli 2012

ORANG-ORANG PILIHAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Pada suatu hari Bang Fulan pergi berjalan kaki ke masjid hendak menunaikan ibadah sholat berjamaah. Selama perjalanan menuju masjid, Bang Fulan telah berhati-hati dengan berjalan di atas trotoar di pinggir jalan. Namun apa dikata, seorang pengendara sepeda motor telah memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi dan kurang berhati-hati hingga akhirnya menabrak Bang Fulan yang menyebabkan Bang Fulan terluka parah sehingga harus dirawat di rumah sakit.

”Seandainya kemarin aku ’nggak pergi ke masjid dan tinggal di rumah saja, tentunya akan lebih baik karena aku tidak akan seperti ini”. Demikian Bang Fulan menyampaikan keluh kesahnya dengan nada penyesalan yang teramat dalam kepada Bang Nafil (sahabatnya) saat menjenguknya di rumah sakit.

Mendengar keluh kesah dari Bang Fulan tersebut, Bang Nafil berupaya untuk menanggapinya:

Saudaraku…,
Janganlah engkau mengeluh seperti itu. Ingatlah, bahwa dalam salah satu hadits qudsi, Ahmad, Ibn Majah dan Albaihaqi meriwayatkan, bahwa Allah berfirman: “Aku selalu mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka untung baginya. Dan jika berprasangka buruk, maka ia akan terkena bahayanya”.

Lebih dari itu, sadarkah engkau, bahwa sesungguhnya engkau termasuk orang-orang pilihan yang dipilih langsung oleh Allah karena engkau dipandang mampu untuk mendapatkan cobaan seperti ini? Karena seandainya hal ini ditimpakan kepada orang lain, belum tentu mereka bisa tabah dan sabar dalam menghadapinya. Bukankah dalam Al Qur’an, Allah SWT. telah berfirman (yang artinya): “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...”. (QS. Al Baqarah ayat 286)?

Saudaraku…,
Sudahkah engkau menyadarinya?
Dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya?
Dengan berupaya untuk bisa tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini dan tetap berbaik sangka kepada-Nya?
Bukankah engkau termasuk orang-orang pilihan yang dipilih langsung oleh Allah karena engkau dipandang mampu untuk mendapatkan cobaan seperti ini? Bukankah Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya?

Terlebih lagi jika hal ini kita kaitkan dengan sebuah hadits berikut ini:
Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ. (رواه البخارى)
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR. Al Bukhari(.

Mendengar nasehat tersebut, Bang Fulan-pun menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bang Nafil yang telah mengingatkannya akan makna sebuah cobaan. Hampir-hampir saja Bang Fulan tergelincir, karena telah salah dalam menata hatinya sehingga hanya keluh kesah serta penyesalan saja yang ada. Padahal justru rasa syukur-lah yang seharusnya ada dalam hatinya karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang pilihan yang dipilih langsung oleh Allah karena dipandang mampu untuk mendapatkan cobaan ini.

-----

Saudaraku semuanya…,
Jika cara berpikir kita seperti kisah di atas, tentunya tidak ada alasan sedikitpun bagi kita untuk tidak bersyukur atau berkeluh kesah, bagaimanapun situasi / kondisi yang sedang kita hadapi. Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan sebuah hadits berikut ini:

Rasulullah SAW. bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. (رواه مسلم)
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya setiap perkaranya merupakan kebaikan baginya, dan ini tidak dimiliki siapapun kecuali oleh seorang mukmin: apabila memperoleh kelapangan, dia bersyukur, maka ini kebaikan baginya, dan apabila ditimpa kesusahan, dia bersabar, maka ini pun kebaikan baginya.” (HR. Muslim).

Saudaraku…,
Perhatikan kembali penjelasan Al Qur’an berikut ini: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim. 7).

Dan dalam salah satu hadits qudsi, Ahmad, Ibn Majah dan Albaihaqi meriwayatkan, bahwa Allah berfirman: “Aku selalu mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka untung baginya. Dan jika berprasangka buruk, maka ia akan terkena bahayanya”.

Sehingga, Rasulullah SAW. telah mewanti-wanti kepada kita semua agar senantiasa berbaik sangka kepada Allah.

Dari Jabir bin Abdillah r.a., beliau mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
لَا يَمُوتُ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ. (رواه مسلم) 
“Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal melainkan dia dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”. (HR. Muslim).

Semoga bermanfaat!

NB.
Bang Fulan dan Bang Nafil pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas!

Selasa, 03 Juli 2012

TENTANG HALAL-HARAMNYA DAGING YANG KITA MAKAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: ”Pak Imron, mohon penjelasan tentang hukum halal pada daging yang kita makan. Saya penjual makanan (soto iga sapi). Ada sapi dan ayam yang diperjual-belikan di pasar di daerah kami yang disembelih non muslim. Bagaimana sikap kita? Apa kita harus membeli dari peyembelihnya (jagal)? Terus apa makan iga sapi itu halal? Saya pernah dengar katanya tulang adalah makanan jin. Bagaimana, benar ’nggak? Mohon penjelasannya”.

-----

Saudaraku…,
Untuk segala sesuatu yang hukumnya sudah disebutkan secara jelas dalam nash Al Qur'an dan Al Hadits, maka aku berani mengatakan apakah hukumnya halal atau haram. Contohnya, aku berani mengatakan bahwa daging babi itu haram hukumnya untuk dimakan oleh kita kaum muslimin karena sudah disebutkan secara jelas (secara eksplisit) dalam nash Al Qur'an.

”Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah. 173).

Sedangkan untuk segala sesuatu yang hukumnya tidak disebutkan secara jelas dalam nash Al Qur'an dan Al Hadits, maka aku belum berani untuk mengatakan apakah hukumnya haram atau halal. Karena dalam hal ini diperlukan syarat keilmuan yang sangat luas serta metodologis dalam mengeluarkan suatu fatwa.

Jadi untuk persoalan-persoalan yang tidak ditemukan hukumnya secara eksplisit dalam Al Qur'an dan Al Hadits itu, maka hal ini merupakan wilayah ulama’ untuk mendiskusikannya (didiskusikan oleh ulama yang memang benar-benar punya kompetensi dan memiliki syarat-syarat untuk berijtihad). Kemudian ditafsirkan berdasarkan keilmuan dan metodologi agama, dan akhirnya lahirlah fatwa, yang tujuan akhirnya adalah solusi dari permasalahan ummat.

Dalam hal ini, ada atau tidak adanya fatwa, hal yang tidak jelas tersebut sebenarnya tetap memiliki hukum (tetap ada hukumnya apakah halal, mubah, atau haram). Fatwa hanya memperjelas untuk mempermudah ummat.

Jadi, untuk persoalan-persoalan yang tidak ditemukan hukumnya secara eksplisit dalam Al Qur'an dan Al Hadits, jika sekiranya kita belum mampu, maka sebaiknya (jalan selamatnya) adalah dengan mengikuti fatwa tersebut.

Untuk kasus seperti yang saudaraku tanyakan tersebut, aku hanya bisa memberi saran bahwa untuk lebih berhati-hati, sebaiknya kita membeli daging sapi dan ayam yang diperjual-belikan di pasar yang disembelih oleh sesama kita kaum muslimin. Mengingat penjelasan Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 173, yang menyebutkan bahwa daging dari binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah, maka hukumnya haram.

”Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah. 173).

Tentang apakah benar bahwa tulang itu adalah makanan jin, menurut hematku, selama tidak ada keterangan (dalil) yang menyatakan haramnya makan tulang, sebaiknya kita tidak perlu pusing dengan hal itu. Yang pasti, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah mempersulit urusan kita. (Wallahu ta’ala a'lam).

”Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami". (QS. Al Kahfi. 88).

Meskipun demikian, jika saudaraku ingin mengetahui hukumnya secara lebih jelas, sebaiknya saudaraku bertanya kepada alim ulama’ di sekitar saudaraku tinggal. Semoga bisa mendapatkan penjelasan / jawaban yang lebih memuaskan. Karena bagaimanapun juga, mereka (para ulama') lebih banyak memiliki ilmu dan keutamaan daripada aku.

Demikian penjelasan yang bisa aku sampaikan. Semoga bermanfaat. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Juga mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

NB.
Batasan terpaksa dalam Islam (sebagaimana penjelasan surat Al Baqarah ayat 173 di atas) adalah jika sampai mengancan jiwa kita. Misal: seseorang terdampar di suatu tempat hingga menderita kelaparan. Jika tidak segera makan, bisa terancam jiwanya (bisa meninggal dunia), sedangkan di depan mata ada bangkai. Maka tidak mengapa jika dia memakan bangkai tersebut, hanya sekedar untuk mempertahankan jiwanya dan tidak melampaui batas / tidak sampai kekenyangan (wallahu a'lam).

Minggu, 01 Juli 2012

AGAR DO’A DIKABULKAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat (teman alumni SMAN 1 Blitar '89) telah bertanya tentang bagaimana caranya agar do’a kita dikabulkan oleh Allah.

-----

Saudaraku...,
Sebagai seorang hamba, maka kita harus menyadari akan kelemahan diri kita (sebagai makhluk yang tidak mempunyai kemampuan apapun dihadapan Allah) serta menyadari bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, sehingga karenanya kita merasa sangat memerlukan pertolongan dan ampunan dari-Nya.

Dalam Al Qur'an surat Al Ikhlash ayat 1 – 4, diperoleh penjelasan (yang artinya) sebagai berikut:
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Disamping kita harus menyadari hal itu, berdo`alah kepada-Nya dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut serta berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterimanya do’a kita dan harapan akan dikabulkannya do’a kita.

"Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS. Al A'raaf. 55).

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al A'raaf. 56).

Dan yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa kita juga musti berupaya untuk mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Karena semuanya itu hanya akan menjauhkan kita dari pada-Nya.

Saudaraku…,
Bagaimana mungkin kita berharap agar do’a-do’a kita dikabulkan-Nya, sedangkan pada saat yang bersamaan sekaligus juga melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar yang semuanya itu hanya akan menjauhkan kita dari pada-Nya? Tentunya mustahil, bukan?

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

NB.
Artikel terkait, silahkan klik di sini:
http://imronkuswandi.blogspot.com/2009/10/ketika-doa-doa-kita-dikabulkan.html

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞