بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Rabu, 05 September 2012

TIDAK ADILKAH ALLAH?


Assalamu’alaikum wr. wb.

S
eorang akhwat telah mengirim pesan sebagai berikut: “Membaca komunikasi antara Pak Imron dengan Pak Fulan* (yang non-muslim), saya menjadi semakin terbuka mata hati saya, betapa Allah begitu sayang kepada kita. Tetapi disisi lain saya menjadi begitu sedih, mengapa "seolah-olah" Allah SWT. tidak memberi kesempatan kepada orang sebaik beliau untuk diberi hidayah. Saya masih belum bisa melihat hikmah di balik peristiwa ini, apa maksud Allah SWT. memperlihatkan hal seperti ini kepada saya. Jika memang Allah SWT. itu sayang kepada umatnya, mengapa orang sebaik Pak Fulan tidak diberi hidayah bahkan sampai pada akhir hayatnya?”.

-
----

S
audaraku…,
Sebelumnya aku ingin menyampaikan pesan, bahwa ketika saudaraku belajar agama, sebaiknya janganlah belajar agama berdasarkan persepsi sendiri. Ini sangat berbahaya, Bu! Akan lebih baik jika mencari guru agama, yang dikenal baik, diterima oleh masyarakat setempat sebagai guru agama atau ‘alim / ‘ulama' yang baik / terhormat (‘alim = orang yang berilmu/bentuk tunggal/singular atau ‘ulama'/bentuk jamak/plural), dan bisa membina kita dengan cara yang baik pula.

S
eseorang yang belajar tidak kepada guru tapi belajar sendiri dengan membaca buku atau artikel-artikel di internet saja, maka dia tidak akan mengetahui apakah dia telah salah dalam memahami suatu ilmu atau tidak, karena buku / artikel-artikel di internet tidak bisa menegurnya jika dia telah salah dalam memahami suatu ilmu. Sedangkan apabila seseorang belajar pada guru, maka sang guru bisa menegurnya jika dia salah.

D
emikian juga halnya jika dia tak faham, seseorang yang belajar pada guru, maka dia juga bisa bertanya kepada sang guru. Sebaliknya, jika seseorang yang belajar tidak kepada guru melainkan hanya kepada buku / artikel-artikel di internet saja, jika dia tak faham, maka dia hanya terikat dengan pemahamannya sendiri (dengan akal pikirannya sendiri). Na’udzubillahi mindzalika!.

H
al ini bukan berarti kita tidak boleh membaca buku / artikel-artikel yang ada di internet. Semuanya boleh-boleh saja, namun kita harus mempunyai guru yang kepadanya kita bisa bertanya jika kita mendapatkan masalah.

S
edangkan terkait dengan pesan yang saudaraku sampaikan di atas, aku melihat bahwa seolah saudaraku telah mempertanyakan tentang keadilan Allah (maaf jika aku telah salah dalam memahami pesan saudaraku di atas). Padahal Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Asy Syuura ayat 17 yang artinya adalah sebagai berikut: ”Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan)...” (QS. Asy Syuura. 17).

O
leh karena itu, bersegeralah saudaraku kepada ampunan dari Allah SWT.

-
----

U
ntuk membahas pesan yang saudaraku sampaikan di atas, marilah kita perhatikan uraian berikut ini:

S
audaraku…,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Al Qur'an itu adalah sebagai petunjuk bagi manusia (serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu) dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Sesungguhnya diturunkannya Al Qur’an itu, supaya kita dapat memberi peringatan kepada orang kafir, dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, karena Al Qur'an itu benar-benar diturunkan dari Allah, Tuhan semesta alam”.

"
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)...”. (QS. Al Baqarah: 185).

"
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al A’raaf. 2).

"
Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya*, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam”. (QS. Yunus. 37). *) Maksudnya: Al Qur’an itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al Qur’an itu pula.

S
audaraku…,
Ketahuilah pula, bahwa sesungguhnya Kitab Suci Al Qur'an itu adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia. Nah, karena pokok-pokok ajaran Islam ada di dalamnya (Al Qur'an), sedangkan Al Qur'an itu sendiri merupakan Kitab Suci yang sempurna, maka dari sini dapat kita simpulkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna pula, dimana semua problematika kehidupan ini telah diatur di dalamnya.

"
(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran”. (QS. Ibrahim. 52).

H
al ini jelas berbeda dengan agama lain. Karena begitu banyak problematika kehidupan yang tidak diatur / tidak ada tuntunan / tidak ada penjelasan di dalam kitab sucinya, maka pada umumnya pemuka-pemuka agama lain lebih sering menggunakan logikanya sendiri untuk menjelaskan berbagai problematika kehidupan ini, tanpa bisa menunjukkan rujukannya di dalam kitab sucinya. Dan sesungguhnya hal ini adalah benar-benar merupakan penjelasan yang sangat lemah!!! Karena pada dasarnya pengetahuan manusia itu sangatlah terbatas. “... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

S
audaraku…,
Dengan kesempurnaan yang ada dalam agama Islam (yang mana hal ini tidak akan pernah kita temukan pada agama yang lain), maka sebenarnya telah jelas-lah jalan yang benar daripada jalan yang sesat. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat...”. (QS. Al Baqarah: 256).

N
ah, karena sebenarnya telah jelas antara jalan yang benar daripada jalan yang sesat, maka barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut** dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.

"
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut* dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 256).

S
ebaliknya, barangsiapa yang ingkar kepada Allah dan lebih percaya kepada Thaghut, maka dia akan binasa dengan kebinasaan yang abadi dan disiksa dengan siksaan untuk selama-lamanya.

"
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang" Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih”. (QS. An Nisaa’. 18).

S
audaraku…,
Dari uraian di atas, nampaklah bahwa setelah Allah menurunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil, sedangkan Al Qur'an itu juga merupakan penjelasan yang sempurna bagi manusia sehingga telah jelaslah jalan yang benar daripada jalan yang sesat, maka keputusan sepenuhnya ada pada manusia sendiri. Apakah dia akan memilih jalan yang lurus, atau malah sebaliknya. Jadi sama sekali tidak ada paksaan.

S
ehingga akan mudah dipahami bahwa jika seseorang berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya sendiri. Sebaliknya, barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri.

"
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Israa’. 15).

B
isa dibayangkan, seandainya Allah telah memaksa seseorang untuk tidak beriman kepada-Nya, kemudian pada akhirnya Allah menghukumnya pula di neraka nantinya, maka tentulah Allah benar-benar tidak adil dalam hal ini. (Subhanallah, Maha Suci Allah dari sifat yang demikian).

D
emikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Akhir kata, mohon maaf atas keterbatasan ilmuku. Karena bagimanapun juga, sampai saat ini aku benar-benar menyadari bahwa wawasan ilmuku masih sangat terbatas. Oleh karena itu, ada baiknya jika saudaraku juga bertanya kepada alim ulama’ di sekitar saudaraku tinggal. Semoga bisa mendapatkan penjelasan / jawaban yang lebih memuaskan. Karena bagaimanapun juga, mereka (para ulama') lebih banyak memiliki ilmu dan keutamaan daripada aku.

S
emoga bermanfaat.

NB
.

*
) Pak Fulan pada tulisan di atas adalah nama samaran / bukan nama sebenarnya.

*
*) Yang dimaksud dengan Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah SWT.

*
**) Ada baiknya jika dibaca artikel terkait, yaitu artikel yang berjudul: ”Kesucian dan Kemurnian Al Qur’an” serta “Diskusi Tentang Kesempurnaan Agama Islam” (silahkan klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2010_11_01_archive.html dan di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2011/02/diskusi-tentang-kesempurnaan-agama.html)

Senin, 03 September 2012

JALAN YANG LURUS

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Dalam surat Al Baqarah ayat 256, diperoleh penjelasan bahwa tidak ada paksaan untuk memasuki/memeluk agama Islam, karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

لَآ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَىِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ﴿٢٥٦﴾
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut* dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 256).

Tentunya semuanya akan kembali pada diri kita masing-masing, jalan mana yang akan kita pilih.

Ya, Tuhan kami...,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
”Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6 – 7).

-----

Seorang teman telah bertanya: ”Terus jalan (yang) lurus itu yang bagaimana dan harus bertindak seperti apa? Tolong dijelasin biar nggak salah jalan!”.

Saudaraku...,
Seperti yang telah dijelaskan dalam surat Al Faatihah ayat 7 tersebut, bahwa yang dimaksud dengan jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Allah anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

”... dan harus bertindak seperti apa?”

Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Adz Dzaariyaat ayat 56 serta surat Yaa Siin ayat 61 (yang artinya) sebagai berikut:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzaariyaat. 56).

وَأَنِ اعْبُدُونِي هَذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ ﴿٦١﴾
”dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus”. (QS. Yaa Siin. 61).

Dari dua ayat tersebut, dengan sangat jelas kita telah diberitahu langsung oleh Allah, bahwa sesungguhnya Allah tidak menciptakan kita (termasuk jin) melainkan supaya kita semuanya beribadah / menyembah Allah. Karena hanya inilah satu-satunya jalan yang lurus.

Sedangkan dalam surat Al An’aam ayat 162, Allah juga telah berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al An’aam. 162). Berdasarkan ayat ini, maka apapun yang kita lakukan, harus kita niatkan semuanya hanya karena Allah semata.

Saudaraku…,
Demikianlah, Allah telah menjelaskan kepada kita bahwa Allah tidak menciptakan kita melainkan supaya kita semuanya hanya beribadah / menyembah Allah semata. Dan Allah juga telah memerintahkan kita semua agar apapun yang kita lakukan, harus kita niatkan semuanya hanya karena Allah semata.

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan.

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Yang dimaksud dengan Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah SWT.

Sabtu, 01 September 2012

PENUTUP PARA NABI

Assalamu'alaikum wr. wb.

Seorang teman telah bertanya: Maaf Pak kalau ganggu lagi. Saya mau tanya tentang Imam Mahdi dan Al Qur’an. Pernah saya mendengar ada yang bilang (bahwa) nabi terakhir itu Imam Mahdi + kitabnya… (maaf saya lupa namanya). Tapi nurani saya langsung menolak (sebab kalau mau protes malah jadi masalah).

Keyakinan saya nabi terakhir adalah Rasulullah Muhammad SAW. dan Al Qur’an sebagai kitab suci + Al Hadist sebagai tuntunannya. Imam Mahdi ada hanya sebagai pelurus ajaran Rasulullah.

Pertanyaannya:
1. Apakah benar ada nabi setelah Nabi Muhammad?
2. Apakah ada kitab suci setelah Al Qur'an?
3. Siapakah Imam Mahdi itu?

Mohon dijawab ya pak..
Terimakasih atas atensinya...
Maaf bila ada salah..

-----

Dari pertanyaan yang saudaraku sampaikan tersebut, nampaknya saudaraku telah menanyakan tiga hal, yaitu:
1. Apakah benar ada nabi setelah Nabi Muhammad?
2. Apakah ada kitab suci setelah Al Qur'an?
3. Siapakah Imam Mahdi itu?

Saudaraku…,
Sebelumnya aku sampaikan terimakasih atas kesediaannya untuk bersama-sama belajar. Semoga kita semua diberi pemahaman yang benar tentang semua ajaran Islam, termasuk dalam kasus ini. Amin!

اللَهُّمَ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
“Ya Allah, tampakkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran dan karuniakanlah kami untuk mengikutinya. Dan tampakkanlah kebatilan itu sebagai kebatilan dan karuniakanlah kami untuk menjauhinya.” 

1. Apakah benar ada nabi setelah Nabi Muhammad?

Jawabannya adalah: tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW. (hingga hari kiamat). Karena Nabi Muhammad SAW. adalah penutup para nabi (Nabi Muhammad SAW. adalah nabi yang terakhir). Demikian penjelasan Allah dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 40, yang artinya adalah: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al Ahzab. 40).

2. Apakah ada kitab suci setelah Al Qur'an?

Jawabannya adalah: tidak ada lagi kitab suci setelah kitab suci Al Qur'an (hingga hari kiamat).

Saudaraku…,
Kitab suci itu adalah sebuah kitab yang di dalamnya berisi firman-firman Allah yang diwahyukan hanya kepada para Nabi / Rasul-Nya. Artinya tidak ada seorangpun yang bisa menerima wahyu dari-Nya, kecuali para Nabi / Rasul-Nya.

Nah..., karena sudah tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW. hingga hari kiamat nanti (sebagaimana penjelasan Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 40 di atas), maka hal ini sekaligus juga menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan ke muka bumi ini hingga akhir zaman.

3. Siapakah Imam Mahdi itu?

Saudaraku…,
Imam Mahdi ialah seorang muslim yang akan dipilih oleh Allah SWT. untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.

Sejak dahulu hingga kini, masalah siapakah sebenarnya AI Mahdi, tidak henti-hentinya menjadi perkara yang dibahas. Meskipun demikian, akan lebih baik jika kita menyerahkan hal ini kepada Allah saja.

Saudaraku…,
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Israa’ ayat 85 berikut ini: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Perhatikan pula penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 34 berikut ini: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman. 34).

Saudaraku…,
Tentang seputar urusan alam ghaib maupun segala sesuatu yang belum terjadi, maka aku hanya bisa mengatakan, bahwa hal itu termasuk urusan Tuhanku, karena tidaklah aku diberi pengetahuan tentang hal itu melainkan sedikit. Kecuali jika ada penjelasan dari Allah (melalui ayat-ayat Al Qur’an) maupun dari Rasulullah SAW (melalui Hadits-nya). Sebagai contohnya, aku dengan sangat yakin bisa mengatakan bahwa Iblis itu tercipta dari api (sekalipun aku belum pernah melihat Iblis secara kasat mata, apalagi melihat saat penciptaannya), karena Allah telah menjelaskannya dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 12 berikut ini:

”Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al A’raaf. 12).

Sebenarnya cukup banyak Hadits yang menerangkan seputar Imam Mahdi. Namun karena pengetahuanku tentang hal ini sangat terbatas (pengetahuan tentang hadits-hadits yang menerangkan seputar Imam Mahdi), maka aku tidak berani untuk memberi penjelasan secara detail. Oleh karena itu, aku hanya bisa mengatakan, bahwa akan lebih baik jika kita menyerahkan hal ini kepada Allah saja.

Demikian penjelasan yang bisa aku sampaikan. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Saudaraku…,
Bagaimanapun juga, sampai saat ini aku benar-benar menyadari bahwa wawasan ilmuku masih sangat terbatas. Oleh karena itu, ada baiknya jika saudaraku juga bertanya kepada alim ulama’ di sekitar saudaraku tinggal. Semoga bisa mendapatkan penjelasan / jawaban yang lebih memuaskan. Karena bagaimanapun juga, mereka (para ulama') lebih banyak memiliki ilmu dan keutamaan daripada aku. (Imron Kuswandi M.)

Semoga bermanfaat.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞