Saudaraku…,
Jika kita dekat kepada Allah…,
Niscaya Allah dekat pula kepada kita.
Jika kita ingat kepada Allah…,
Niscaya Allah ingat pula kepada kita.
Sedangkan jika kita jauh dari Allah…,
Niscaya Allah juga akan menjauhi kita.
Dan jika kita lupa kepada Allah…,
Niscaya Allah juga akan melupakan kita.
Saudaraku…,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu**, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat)-Ku”. (QS. Al Baqarah. 152). **) Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah. 186).
Saudaraku…,
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma`ruf** dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik”. (QS. At Taubah. 67). **) Yang dimaksud dengan ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Saudaraku…,
”Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”. (QS. Al Mujaadilah. 19). Na’udzubillahi mindzalika!
Semoga bermanfaat!
Kata orang bijak :
BalasHapusOrang yang ingat sesuatu itu berarti sedang berjauhan dengan yang diingatnya.
Orang yang lupa itu berarti sudah sangat jauh.
Dan orang yang menghalangi orang lain untuk kembali pada ingat adalah orang yang paling
jauh.
Orang yang dekat adalah yang menghadap dan memanggil,
Orang yang sangat dekat berbisik dengan penuh harap penerimaan, memohon tak lagi dijauhkan,
Orang yang paling dekat bermesraan dengan pujian, dan bersyukur dalam lautan kenikmatan.
Wallahu a'lam.
Assalamu'alaikum wr. wb.
BalasHapusSaudaraku...,
Sesungguhnya, saudaraku bersedia membaca saja, hal itu sudah merupakan suatu kebahagiaan bagiku. Apalagi sampai memberi kritikan, nasehat serta masukan yang sangat berharga.
Terimakasih ya..., atas segala perhatiannya.
Semoga Allah membalas kebaikan saudaraku.
Amin...!
wah...ni buat aku jagi ingat tuahn pak...
BalasHapussalam kenal aja,,,aku mohon bimbingan menulis bisa kan????he
salam kenal
tirmidzi08.blogspot.com
Assalamu'alaikum wr. wb.
BalasHapusSaudaraku...,
Terimakasih, telah bersedia membaca tulisanku. Sesungguhnya aku hanya berusaha untuk menyampaikan apa yang aku ketahui. Sedangkan aku sendiri, masih sangat jauh dari kesempurnaan. Maaf, jika kurang berkenan...!
Saudaraku...,
Mungkin tulisan berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama. Mudah-mudahan dapat memotivasi kita untuk belajar dan terus belajar (tanpa mengenal lelah), kapanpun, dimanapun, dalam kondisi apapun. (Sekali lagi, mohon maaf jika kurang bekenan...!!!)
+++++++++++++++++++++++++++++++++++
ILMU PENGETAHUAN (I)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Jika kita merenungi lebih jauh lagi, maka sadarlah kita, bahwa ilmu pengetahuan yang kita miliki ternyata sangatlah terbatas. Semakin tinggi pendidikan kita, justru semakin menyadarkan kita, bahwa semakin banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita ketahui. Teramat banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita kuasai, karena pada kenyataannya, kita memang tidak mungkin menguasai semua ilmu, meski setinggi apa-pun pendidikan kita. “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).
Sementara kalimat-kalimat-Nya adalah tidak terbatas. Tidak mungkin bagi kita untuk menuliskan semuanya. Meski telah disediakan tinta sebanyak lautan yang ada di bumi ini untuk menuliskan kalimat-kalimat-Nya, maka pasti akan habis tinta itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat-Nya. Bahkan seandainya didatangkan tambahan tinta sebanyak itu lagi, tetap saja, pasti akan habis lagi tinta itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat-Nya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Kahfi berikut ini: “Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al Kahfi. 109).
Bahkan dalam ayat yang lainnya, diperoleh penjelasan bahwa seandainya pohon-pohon di bumi ini dijadikan pena dan laut menjadi tintanya untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah, kemudian ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah keringnya, niscaya tetap tidak akan pernah habis-habisnya kalimat Allah tersebut. “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)-nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Luqman. 27).
Saudaraku…,
Tentunya uraian di atas, dapat menjadi tantangan sekaligus ujian buat kita semua. Di satu sisi (karena ternyata ilmu kita teramat sedikit), kita mesti belajar dan terus belajar (tanpa mengenal lelah), kapanpun, dimanapun, dalam kondisi apapun. Bahkan meski kita sudah lulus S-2 atau S-3 sekalipun. Jangan pernah berhenti belajar. Di sisi lain, jika kita telah diberi kesempatan untuk meraih strata pendidikan tertinggi, maka janganlah hal ini membuat kita menjadi takabur/sombong. Ingatlah, bahwa setinggi apapun pendidikan kita, tetap saja, pengetahuan kita amatlah sedikit. “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++
Di sisi lain, jika kita telah diberi kesempatan untuk meraih strata pendidikan tertinggi, maka janganlah hal ini membuat kita menjadi takabur. Mungkin tulisan berikut ini {diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan} juga dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama. Mudah-mudahan kita tidak sampai merasa besar, hanya karena memiliki sedikit kelebihan...
+++++++++++++++++++++++++++++++++++
TERNYATA KITA HANYALAH SEKEPING DEBU
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Dari buku Ilmu Pengetahuan Populer** (buku 1 dari 10 buku), diperoleh data bahwa masa bumi = 5.980.000.000.000.000.000.000.000 kg, sedangkan masa matahari = 330.000 x masa bumi. Matahari sendiri bukanlah bintang terbesar. Matahari hanyalah bintang dengan ukuran rata-rata. Bintang-bintang dengan ukuran lebih besar dari matahari, antara lain ialah bintang Antares yang mempunyai masa = 20 x masa matahari, dan bintang Hadar yang mempunyai masa = 25 x masa matahari. Sedangkan benda langit terbesar yang diketahui saat ini, mempunyai lebar = 18,6 tahun cahaya (1 tahun cahaya = jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 1 tahun, yaitu sebesar 9.500.000.000.000 km). Artinya, jika seberkas cahaya bergerak melintas dari salah satu tepi benda langit tersebut menuju ke tepi lainnya, maka untuk menyelesaikan perjalanan tersebut, diperlukan waktu selama 18,6 tahun! Subhanallah!
Jarak matahari ke bumi = 150.000.000 km. Sedangkan jarak bintang lain yang terdekat selain matahari, yaitu bintang Alpha Centauri, jaraknya = 40.000.000.000.000 km. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terdiri dari sekitar 100.000.000.000 bintang. Garis tengah Bimasakti = 80.000 tahun cahaya.
Jumlah galaksi di jagad raya diperkirakan sebanyak 10.000.000.000 galaksi. Beberapa galaksi terdekat adalah sebagai berikut: galaksi Awan-awan Magellanik, jaraknya = 200.000 tahun cahaya. Galaksi Andromeda, jaraknya = 2.000.000 tahun cahaya. Galaksi Ursa Mayor, jaraknya = 8.000.000 tahun cahaya. Dan galaksi Virgo, jaraknya = 39.000.000 – 52.000.000 tahun cahaya. Galaksi terjauh yang bisa teramati saat ini diperkirakan jaraknya mencapai beberapa milyar tahun cahaya.
Umur bumi diperkirakan = 4.500.000.000 tahun, sedangkan umur jagad raya diperkirakan = 10.000.000.000 tahun. Jadi, seandainya suatu saat bisa diciptakan teleskop tercanggih sekalipun, maka maksimal teleskop tersebut hanya mampu mengamati galaksi/benda langit lainnya yang jaraknya hanya sekitar 10.000.000.000 tahun cahaya. Galaksi-galaksi lain yang jaraknya lebih jauh lagi, tetap akan menjadi misteri, yang tidak akan pernah teramati. Karena, sejak awal mereka tercipta, cahayanya belum pernah mencapai bumi kita. Subhanallah! Maha Suci Engkau, Ya… Allah!
Saudaraku…,
Lalu berapakah sebenarnya luas alam semesta ini? Jawabnya: tidak ada seorangpun yang tahu. “dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).
Subhanallah!
Jika kita melihat uraian di atas, ternyata kita hanyalah sekeping debu. Teramat kecil jika dibandingkan dengan jagad raya yang luasnya tidak ada seorangpun yang tahu, meski dengan peralatan tercanggih sekalipun. Dan, pada akhirnya barulah kita menyadari, bahwa ternyata kita tercipta dalam keadaan yang sangat lemah. “dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS. An Nisaa’. 28).
Namun, pada kenyataannya, betapa banyak diantara kita yang merasa besar, hanya karena memiliki sedikit kelebihan. Padahal, “Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Asy Syuura. 4). Sehingga; Rasulullah bersabda: “Siapa yang merasa dirinya besar, lalu sombong dalam jalannya, maka ia akan menghadap pada Allah, sedang Allah murka padanya”. (H. R. Ahmad). Na’udzubillahi mindzalika!
Subhanallah!
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar”. (QS. Al Waaqi’ah. 74). Bahkan hal ini ditegaskan kembali dalam dua ayat lainnya dengan kalimat yang sama, yaitu: surat Al Waaqi’ah ayat 96 serta surat Al Haaqqah ayat 52. Wallahu a'lam bish-shawab.
NB.
**) Kerja sama LIPI – Pusat Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Grolier International, Inc. – PT. Widyadara.
Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu itu orang bodoh
BalasHapusOrang yang tahu kalau dirinya tidak tahu itu orang cerdas
Orang yang tidak tahu kalau dirinya tahu itu orang lupa
Orang yang tahu kalau dirinya tahu itu orang pintar
Tetapi apa yang diketahui hanyalah sedikit.
Bahkan akal pun hanya dapat menerima hal yang empirik.
Padahal kebenaran tidak hanya yang empirik,
Tetapi juga meta empirik.
Hanya yang sampai pada kebenaran akan menjadi arif-bijak.
Dan ilmu semata tak akan bisa diandalkan.
Ukuran kesuksesan bukanlah dengan mendapat dan mengakumulasi,
Tetapi justru dengan terus memberi dan menyebarkan seluruh milik bagi kehidupan,
Sampai habis semua yang dimiliki
Barulah Sang Hidup menggantikan dirinya.
Seluruh rahmatNya adalah amanat,
untuk mengapai keridloanNya.
Beruntunglah yang mengenal Cahaya,
Menemukan Diri Sejati Sang Pemilik.
Saudaraku...,
BalasHapusTerimakasih atas perhatian serta masukannya. Insya Allah bermanfaat...!
Bapak, saya bukan muslim yang patuh. Saya kuliah di Universitas Kristen dimana ada mata kuliah agama. Disini kami mempelajari bagaimana memahami semua agama dan dapat menghargai mereka. Jadi dikelas kami ada bermacam-macam agama. Dosennya sendiri beragama Kristen namun tidak pernah memojokkan agama manapun.
BalasHapusDosen saya memberi satu kasus untuk dijadikan bahan diskusi. Berikut kasusnya:
Setujukah kalian dengan kalimat "Aku jauh, Engkau jauh. Aku dekat, Engkau dekat."?
Saya menjawab setuju. Namun tidak bisa menjawabnya dengan lugas dan memuaskan. Dosen saya mempersilahkan untuk membuka Al-Quran dan bertanya pada ustad, mengapa alasan saya menjawab setuju.
Sementara isi kelas menjawab tidak setuju termasuk dosen, juga teman2 saya muslim lainnya. Berikut alasan mereka :
Meskipun kita jauh dari Tuhan, tapi Tuhan tetap ada di dekat kita.
Bagaimana tanggapan Bapak?
Sekian terimakasih.