بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 27 Mei 2008

MELUPAKAN AMAL, MENGINGAT DOSA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka”. (QS. Az Zukhruf. 80).

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". (QS. Al Kahfi. 49).

(Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al Jaatsiyah. 29).

“(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaaf. 17).

“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al Mujaadilah. 6).

“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Yunus. 61).

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". (QS. Al Kahfi. 49).

“Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)", (QS. Saba’. 3).

“Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis”. (QS. Al Qamar. 53).

Saudaraku…,
Dari ayat-ayat Al Qur’an di atas, nampaklah bahwa ternyata semua amal perbuatan kita telah tercatat secara teramat rinci dan lengkap. Tidak satupun yang terlewatkan. Oleh karena itu, jika kita telah melakukan suatu amal kebajikan, sebaiknya segera lupakan saja. Tidak perlu terus kita ingat-ingat.

Kita tidak perlu khawatir, bahwa amal kebajikan yang telah kita lakukan tersebut tidak akan tercatat. Hal ini kita lakukan (segera melupakan semua amal kebajikan), semata-mata supaya kita tidak terlena dengan semua amal kebajikan yang telah kita perbuat tersebut. Hal ini kita lakukan, semata-mata supaya kita tidak takabur. Karena jika hal ini sampai terjadi, maka akan lenyaplah semua amal kebajikan yang telah kita perbuat tersebut. Artinya semua amal kebajikan tersebut (sekalipun tercatat secara teramat rinci dan lengkap) menjadi tidak ada nilainya sama sekali dihadapan Allah.

"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir". (QS. Al Baqarah. 264). 

Oleh karena itu, sekali lagi, segera lupakan saja. Ingat, bahwa syaitan itu senantiasa mencari kesempatan untuk menghancurkan / menjerumuskan kita sedemikian rupa sehingga kita semakin jauh dari Allah. Bahkan berada dalam ancaman murka-Nya. Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka.” (QS. Al Hijr. 39 - 40).

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at).” (QS. Al A’raaf. 16-17).

"Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis diantara mereka” (QS. Shaad. 82 - 83).

Saudaraku…,
Hal sebaliknya terjadi jika kita telah melakukan kemaksiatan. Teruslah mengingat segala kemaksiatan/dosa-dosa yang telah kita perbuat, supaya kita merasa tidak mempunyai kesempatan untuk ujub/membanggakan diri, takabur, dll., dst. Teruslah mengingat segala kemaksiatan/dosa-dosa yang telah kita perbuat, supaya kita senantiasa merendahkan diri sambil memohon ampunan kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat Al Qur’an berikut ini: “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar”. (QS. Thaahaa. 82).

“Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Shaad. 66).

”maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, --sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun--,”(QS. Nuh. 10).

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Az Zumar. 5).

”Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (semua makhluk)”. (QS. Al Mu’min. 3). Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga bermanfaat.

Kamis, 15 Mei 2008

BERSEDEKAH

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Jika kita renungi lebih jauh lagi, sesungguhnya begitu banyak saudara-saudara kita yang hidupnya penuh dengan derita. Begitu banyak saudara-saudara kita – siang maupun malam – yang hanya mampu meminta-minta. Begitu banyak saudara-saudara kita yang saat ini sedang kelaparan.

Subhanallah!
Bagi kita yang telah diberi-Nya kelebihan rezki, hendaklah senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita, jangan sampai mengingkari nikmat-Nya. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim. 7).

Saudaraku…,
Jika: “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al Baqarah. 215).

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. (QS. Al Israa’. 26).

“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung”. (QS. Ar Ruum. 38).

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian (maksudnya: orang miskin yang tidak meminta)”. (QS. Adz Dzaariyaat. 19).

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan”. (QS. Al Insaan. 8).

Semoga bermanfaat.

Kamis, 08 Mei 2008

TITIPAN ILLAHI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah telah mengingatkan kita, bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Allah akan menguji kita dengan keburukan dan kebaikan. Hingga akhirnya, kita semua akan dikembalikan kepada-Nya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an berikut ini: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35).

Saudaraku…,
Jika kita renungi lebih jauh lagi, sesungguhnya kepemilikan kita atas segala sesuatu selama kita hidup di dunia ini, ternyata hanyalah kepemilikan yang semu belaka. Bahkan, semua yang kita miliki tersebut, hakekatnya hanyalah titipan Allah semata. Karena ternyata pemilik yang sesungguhnya hanyalah Allah, termasuk jiwa dan raga kita sekalipun. “Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.” (QS. Maryam. 64). “Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu. (QS. An Nisaa’. 126). “Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran. 180).

Oleh karena itu, janganlah kita terlalu bergembira dengan apa saja yang telah berhasil kita raih / telah berhasil kita miliki. Apakah itu berupa harta kekayaan, jabatan, istri yang sholihah, dst.

Sebaliknya, kita juga jangan terlalu berduka cita terhadap segala sesuatu yang luput dari kita, apakah itu berupa kehilangan jabatan, pekerjaan, harta kekayaan, orang-orang yang kita cintai, dll., dst. Karena pada hakekatnya, semuanya itu hanyalah titipan Allah semata. Karena sesungguhnya Allah-lah pemilik seluruh alam semesta beserta isinya, termasuk jiwa dan raga kita. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an berikut ini: “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira* terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS. Al Hadiid. 23).

*) Yang dimaksud dengan terlalu gembira disini adalah gembira yang telah melampaui batas, yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan, dan lupa kepada Allah.

Semoga bermanfaat.

Rabu, 07 Mei 2008

MAKA NI’MAT TUHAN KAMU YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Jika kita renungi lebih jauh lagi, ternyata nikmat yang diberikan-Nya kepada kita adalah tidak terhingga, baik nilainya maupun jumlahnya. Jantung kita misalnya (juga paru-paru kita, hati kita, organ pencernaan kita, apalagi otak kita), tentunya kita tidak akan bersedia jika ditukar dengan sejumlah uang, berapapun banyaknya, karena masing-masing tak ternilai harganya. Demikian juga halnya dengan nikmat-nikmat yang lain (udara yang kita hirup saat kita bernafas, bumi tempat kita berpijak, air yang kita minum, dll), ternyata semuanya tidak ternilai.

Sementara jika kita mencoba untuk menghitung jumlahnya, pasti kita juga tidak akan mampu, karena jumlah nikmat yang diberikan-Nya kepada kita adalah tak terhingga. “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah)”. (QS. Ibrahim. 34).

Saudaraku…,
Jika sudah demikian, “Maka ni`mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahmaan. 13). Bahkan hal ini ditegaskan kembali (diulang-ulang) dalam 30 ayat lainnya dengan kalimat yang sama, yaitu dalam surat Ar Rahmaan ayat 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75 dan ayat 77. Sedangkan dalam surat Adh Dhuhaa, Allah telah mengingatkan kita: “Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (QS. Adh Dhuhaa. 11).

Demikianlah, Allah telah mengingatkan kita, bahkan secara berulang-ulang. “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang”, (QS. Az Zumar: 23). Namun, kebanyakan diantara kita tidak mensyukuri ni’mat Allah tersebut. “Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. (QS. Al Baqarah. 243).

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. (QS. Al A’raaf. 10).

“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. (QS. Al Mu’minuun. 78).

“Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. (QS. Al Mu’min. 61).

Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al Mulk. 23).

“Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (ni`mat)”. (QS. Al Furqaan. 50).

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)-nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”. (QS. As Sajdah. 9).

Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (ni`mat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Ibrahim. 8).

Saudaraku…,
Bersyukurlah atas segala ni’mat yang telah diberikan-Nya kepada kita, karena sesungguhnya hal itu adalah untuk kebaikan diri kita sendiri. Sedangkan apabila kita mengingkari ni’mat-Nya, maka ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia. “Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An Naml. 40).

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman. 12).

Saudaraku…,
Sekali lagi, bersyukurlah atas segala ni’mat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Ingatlah, bahwa sesungguhnya azab Allah itu sangatlah pedih. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim. 7).

Waspadalah, wahai saudaraku…,
Karena sesungguhnya syaitan akan senantiasa mencari kesempatan untuk menghancurkan / menjerumuskan kita agar kita semakin jauh dari Allah. Bahkan berada dalam ancaman murka-Nya. Ketahuilah, bahwa “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Al Hijr. 39).

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at).” (QS. Al A’raaf. 16-17). Na’udzubillahi mindzalika!

Semoga bermanfaat!

Selasa, 06 Mei 2008

YA TUHAN KAMI..., TUNJUKILAH KAMI JALAN YANG LURUS


Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Betapa seringnya kita menganiaya diri kita sendiri. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah bagi kita untuk senantiasa berdo’a kepada-Nya. Semoga Allah senantiasa mengampuni kita serta memberi rahmat kepada kita dan semoga Allah juga senantiasa membimbing kita ke dalam jalan-Nya yang lurus. Amin, ya rabbal ‘alamin!

قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٢٣﴾
“Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS. Al A’raaf. 23).

إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ﴿١٠٩﴾
“Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo`a (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik”. (QS. Al Mu’minuun. 109).

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا ﴿١٠﴾
“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo`a: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS. Al Kahfi. 10).

... رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ... ﴿١٦﴾
"... Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku ..." (QS. Al Qashash. 16).

Ya… Tuhan kami,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6 – 7).

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء ﴿٤٠﴾
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do`aku”. (QS. Ibrahim. 40).

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ ﴿٤١﴾
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibrahim. 41).

Ya… Tuhan kami,
Berilah kekuatan kepada kami, agar kami senantiasa dapat bersabar dan tabah atas segala cobaan yang menimpa kami. Berilah kekuatan kepada kami, agar kami senantiasa tawakal kepada-Mu.

Ya… Tuhan kami,
Jagalah kami, agar kami senantiasa berada di bawah naungan rahmat dan ridho-Mu.

Amin...,
Ya rabbal ‘alamin!

Senin, 05 Mei 2008

YA TUHAN KAMI…, WAFATKANLAH KAMI DALAM KEADAAN BERSERAH DIRI KEPADA-MU

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Betapa singkatnya kehidupan dunia ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah bagi kita untuk senantiasa berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini. Dan sudah seharusnya bagi kita untuk senantiasa berdo’a kepada-Nya. Semoga Allah senantiasa membimbing kita, sehingga kelak kita dapat mengakhiri hidup ini dengan khusnul khotimah. Amin!

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. Ali ‘Imran. 193).

"... Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (QS. Al A’raaf. 126).

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Al Baqarah. 201).

"Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." (QS. Ali ‘Imran. 194).

"Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". (QS. Al Furqaan. 65).

"... Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali”, (QS. Al Mumtahanah. 4).

"... Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At Tahriim. 8).
Amin...,
Ya rabbal 'alamin...!!!

Minggu, 04 Mei 2008

YA TUHAN KAMI…, JANGANLAH ENGKAU PIKULKAN KEPADA KAMI APA YANG TAK SANGGUP KAMI MEMIKULNYA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (QS. Al Baqarah. 286).

Oleh karena itu, berdo`alah kepada Allah (kelanjutan dari ayat di atas): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir*". (QS. Al Baqarah. 286).

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir*. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5).

"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir*". (QS. Ali ‘Imran. 147).

“Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim”, (QS. Yunus. 85).

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali ‘Imran. 8)

Rasulullah SAW. banyak berdoa:
وَيَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِك. (رواه الترمذى)   
“Wahai Dzat Yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi)


Amin...,
Ya rabbal 'alamin...!!!

NB.
*) Tentunya, yang dimaksud di sini adalah orang-orang kafir yang zalim.

Sabtu, 03 Mei 2008

ILMU PENGETAHUAN (III)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa Allah telah memberi nikmat yang tak terhingga kepada kita, hingga Dia menundukkan apa yang Dia ciptakan untuk kita di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya? Bukankah pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya? “Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran”. (QS. An Nahl. 13).

Saudaraku…,
Tidakkah kita sadari, bahwa seluruh kehidupan di bumi ini (termasuk kita) dapat terus berlangsung (antara lain) karena adanya air? Allah-lah yang menurunkan dari langit air hujan dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Bukankah pada yang demikian itu juga benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah? “Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)”. (QS. An Nahl. 65).

Saudaraku…,
Apakah kita juga menyadari, bahwa bumi tempat kita berpijak ini berputar dan beredar mengelilingi matahari, sehingga daripadanya Allah mempergantikan malam dan siang? Bukankah pada yang demikian itu, juga terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan? “Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan”. (QS. An Nuur. 44).

Saudaraku…,
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati”. (QS. Ali ‘Imran: 13). Semoga Allah senantiasa membuka mata hati kita untuk tetap dapat menerima pelajaran yang datang dari-Nya. Amin!

Semoga bermanfaat.

{Tulisan ke-3 dari 3 tulisan}

Jumat, 02 Mei 2008

ILMU PENGETAHUAN (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Jika kita amati lebih jauh lagi, kebanyakan diantara kita (mungkin) terlalu silau oleh bermacam ilmu pengetahuan yang hanya bersifat keduniawian semata (tanpa menghubungkan dengan urusan ukhrowi). Sehingga tidak mengherankan jika kebanyakan diantara kita (mungkin) terlalu sibuk untuk membekali diri dengannya, bahkan tidak segan-segan untuk mengeluarkan biaya begitu banyak demi mendapatkan ilmu pengetahuan yang hanya bersifat keduniawian (tanpa menghubungkan dengan urusan ukhrowi) tersebut.

Hal ini semua, biasanya dilakukan (mungkin) dengan harapan agar dapat menopang / menjamin masa depan kita (selama hidup di dunia yang teramat singkat ini), sehingga (diharapkan) kita dapat menjalani hidup ini dengan berkecukupan harta, terhindar dari kemiskinan, terlepas dari derita hidup yang berkepanjangan dan pada akhirnya (diharapkan) dapat menikmati hari tua dengan tenang, nyaman dan bahagia.

Saudaraku…,
Kebanyakan diantara kita (mungkin) juga lupa, bahwa masa depan kita yang sesungguhnya bukanlah di sini, di alam dunia ini. Tetapi nanti, di alam akhirat, dimana kita akan tinggal untuk selamanya di sana! Karena sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” . (QS. Al An’aam: 32).

Memang, hal ini bukan berarti bahwa kita musti melupakan kehidupan dunia ini. Marilah kita perhatikan penjelasan Al Qur'an dalam surat Al Qashash berikut ini: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash. 77).

Dari penjelasan surat Al Qashash ayat 77 tersebut, nampaklah bahwa bagaimanapun, mencari ilmu pengetahuan yang dapat menjamin masa depan kita yang sesungguhnya (mencari kebahagiaan negeri akhirat) itu, seharusnya tetap lebih diutamakan/diprioritaskan, (meski pada saat yang bersamaan kita juga tidak semestinya melupakan kenikmatan duniawi).

Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan penjelasan Al Qur’an serta Al Hadits berikut ini:

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”. (QS. Al Baqarah. 269).


Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu’anhu meriwayatkan, katanya Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْـرًا يُـفَـقِـهْهُ فِي الدِّيْنِ. (رواه البخارى و مسلم)
“Barang siapa yang dikehendaki kebaikannya oleh Allah, Dia akan menjadikannya mengerti tentang agamanya (Allah akan memberikan kepadanya pemahaman tentang agama)”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku…,
Jelaslah sekarang, bahwa ternyata ada dua sumber ilmu lain yang selama ini (mungkin) telah kita lupakan, yaitu Al Qur’an serta Al Hadits. Jika kita mau belajar sedikit saja dari kedua sumber ilmu tersebut, maka kita pasti akan tercengang!!! Karena ternyata begitu banyak ilmu pengetahuan (yang teramat tinggi nilainya/mutunya) yang kita dapatkan, yang selama ini (mungkin) tidak pernah kita pikirkan.

Nah…, jika kita mempelajari sedikit saja dari kedua sumber ilmu tersebut, ternyata sudah begitu banyak ilmu pengetahuan (yang teramat tinggi nilainya/mutunya) yang akan kita dapatkan, apalagi jika kita mau mempelajari keduanya secara lebih mendalam lagi!

Semoga bermanfaat.
{Bersambung; tulisan ke-2 dari 3 tulisan}

ILMU PENGETAHUAN (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Jika kita merenungi lebih jauh lagi, maka sadarlah kita, bahwa ilmu pengetahuan yang kita miliki ternyata sangatlah terbatas. Semakin tinggi pendidikan kita, justru semakin menyadarkan kita, bahwa semakin banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita ketahui. Teramat banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita kuasai, karena pada kenyataannya, kita memang tidak mungkin menguasai semua ilmu, meski setinggi apa-pun pendidikan kita. “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).

Sementara kalimat-kalimat-Nya adalah tidak terbatas. Tidak mungkin bagi kita untuk menuliskan semuanya. Meski telah disediakan tinta sebanyak lautan yang ada di bumi ini untuk menuliskan kalimat-kalimat-Nya, maka pasti akan habis tinta itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat-Nya. Bahkan seandainya didatangkan tambahan tinta sebanyak itu lagi, tetap saja, pasti akan habis lagi tinta itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat-Nya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Kahfi berikut ini: “Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al Kahfi. 109).

Bahkan dalam ayat yang lainnya, diperoleh penjelasan bahwa seandainya pohon-pohon di bumi ini dijadikan pena dan laut menjadi tintanya untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah, kemudian ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah keringnya, niscaya tetap tidak akan pernah habis-habisnya kalimat Allah tersebut. “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)-nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Luqman. 27).

Saudaraku…,
Tentunya uraian di atas, dapat menjadi tantangan sekaligus ujian buat kita semua. Di satu sisi (karena ternyata ilmu kita teramat sedikit), kita mesti belajar dan terus belajar (tanpa mengenal lelah), kapanpun, dimanapun, dalam kondisi apapun. Bahkan meski kita sudah lulus S-2 atau S-3 sekalipun. Jangan pernah berhenti belajar. Di sisi lain, jika kita telah diberi kesempatan untuk meraih strata pendidikan tertinggi, maka janganlah hal ini membuat kita menjadi takabur/sombong. Ingatlah, bahwa setinggi apapun pendidikan kita, tetap saja, pengetahuan kita amatlah sedikit. “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Semoga bermanfaat.

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 3 tulisan}

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞