بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Minggu, 05 Juli 2009

TERIMALAH KRITIKAN ITU SEBAGAI NASEHAT

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Terimalah kritikan itu sebagai nasehat. Apapun bentuk kritikan itu serta disampaikan dengan cara apapun, sesungguhnya semuanya itu adalah sebagai bentuk perhatian serta nasehat untuk kita. Sekalipun kritikan itu adalah tidak benar dan disampaikan dengan cara yang kasar. Apalagi jika kritikan itu adalah benar adanya dan disampaikan dengan cara yang sopan dan lemah lembut. Semoga Allah membalas kebaikan saudara-saudara kita yang telah bersedia untuk memberikan kritikan kepada kita (apapun bentuk kritikannya serta disampaikan dengan cara apapun). Amin...!

Sebagai ilustrasi, jika selama ini kita telah berusaha untuk bersikap jujur dan tidak pernah berupaya untuk mengambil hak orang lain. Kemudian orang lain telah mengatakan kepada kita bahwa kita telah melakukan banyak kecurangan (melakukan korupsi, mengurangi timbangan, berbohong dalam hal harga / kualitas barang, dll) demi meraup harta/kekayaan yang sebanyak-banyaknya. Padahal sebenarnya kita tidaklah demikian.

Menghadapi kritikan tersebut, akan lebih baik jika kita bersikap sabar dan menerima kritikan tersebut justru sebagai bentuk perhatian serta nasehat untuk kita. Mungkin selama ini (tanpa kita sadari) kita terlalu sombong dengan kejujuran kita. Mungkin selama ini (tanpa kita sadari) kita terlalu membanggakan ketaatan kita dalam menjalankan perintah-Nya.

Jika memang demikian, bisa jadi Allah telah menegur kita (melalui orang tersebut). Bisa jadi Allah telah mengingatkan kita (melalui orang tersebut). Karena sekalipun kita benar-benar telah berusaha untuk bersikap jujur dan tidak pernah berupaya untuk mengambil hak orang lain, namun jika kemudian diikuti dengan kesombongan, hal ini menunjukkan bahwa kita kurang ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita kurang memurnikan ketaatan kita kepada-Nya.

Padahal, Allah hanya akan melihat amal-amal kita, jika semua amal-amal tersebut hanya kita ikhlaskan kepada-Nya, jika kita benar-benar memurnikan ketaatan kita kepada-Nya.

”Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqarah. 264).

“Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”, (QS. Al Baqarah. 139).

”Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". (QS. Az Zumar. 14).

Nah, jika menghadapi kritikan yang tidak benar saja kita seharusnya bersikap baik seperti uraian di atas, apalagi jika kritikan itu adalah benar adanya.

Saudaraku…,
Belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik. Terimalah kritikan/nasehat itu dengan baik, bagaimanapun cara orang dalam menyampaikan kritikan/nasehat tersebut. Orang lainlah yang lebih tahu tentang kelemahan serta kekurangan kita, karena (pada umumnya) ada kecenderungan pada diri kita untuk menilai diri kita sendiri secara subyektif (cenderung untuk memberi penilaian yang lebih baik dari kenyataannya), sehingga kita menjadi kurang jeli terhadap kelemahan, kekurangan maupun bahaya yang sedang mengancam diri kita.

Jadi, diantara kita sudah semestinya untuk saling nasehat-menasehati, yang dalam hal ini tentunya masing-masing pihak harus siap untuk menerima kritikan demi kebaikan bersama. “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103. 2-3).

Saudaraku…,
Belajarlah untuk merendahkan diri. Karena dengan merendahkan diri, kita akan sanggup untuk menerima kritikan dengan lapang dada. Dan ucapkanlah kata-kata yang baik, dimanapun, kapanpun, kepada siapapun. “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik”. (QS. Al Furqaan. 63).

Dan tak lupa, belajarlah untuk memberi ucapan terimakasih kepada orang-orang yang telah memberikan kritikan/masukan/nasehat kepada kita. Jika perlu, sertakan dalam do’a kita. Semoga Allah memberikan balasan terbaik kepadanya. Amin!

Semoga bermanfaat!

Sabtu, 04 Juli 2009

TERNYATA ALLAH TIDAK PERNAH MEMPERSULIT KITA

Assalamu’alaikum wr. wb.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Al Maa-idah. 6).

Saudaraku…,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah mempersulit urusan kita, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Kahfi berikut ini: ”Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami". (QS. Al Kahfi. 88).

Sedangkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 239 diperoleh keterangan sebagai berikut: ”Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. (QS. Al Baqarah. 239).

Saudaraku…,
Dari uraian tersebut di atas, dapat diperoleh penjelasan bahwa sesungguhnya Allah benar-benar tidak pernah mempersulit urusan kita. Karena sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat!

Jumat, 03 Juli 2009

JANGAN MUDAH MENYERAH...!

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Marilah kita perhatikan bersama, bahwa pada saat ini nampaknya kemaksiatan benar-benar sudah merajalela. Sedangkan kemungkaran juga sudah ada dimana-mana. Dan kecintaan pada dunia sepertinya juga sudah menjadi tujuan utama.

Saudaraku…,
Nampaknya inilah realita yang sedang kita hadapi saat ini, dimana begitu banyak terdapat perusak akhlak berbanding dengan sangat sedikitnya proses pembangunan akhlak. Sungguh..., suatu kenyataan yang sangat menyedihkan.

Saudaraku…,
Menghadapi hal ini, kita tidak boleh ”mudah menyerah”. Karena jika kita mudah menyerah, bagaimana mungkin kita dapat mempertahankan diri??? Sekali lagi, kita tidak boleh mudah menyerah. Karena jika kita mudah menyerah, bagaimana kita dapat mempertahankan diri kita dari gempuran yang terus-menerus dari musuh-musuh kita yang telah disponsori oleh syaitan laknatullah?

Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa sesungguhnya syaitan akan selalu berupaya mendatangi kita dari segala arah, dalam upayanya untuk menyesatkan kita. Dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 16-17, diperoleh keterangan bahwa: “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”.

Sedangkan dalam surat Al Hijr diperoleh keterangan bahwa: Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39). ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). *) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah. Wallahu a'lam bish-shawab.

Jangan mudah menyerah, wahai Saudaraku...!
Semoga Allah senantiasa membimbing dan meridhoi langkah kita. Amin...! “Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik”. (QS. Al Israa’. 19).

Semoga bermanfaat!

Kamis, 02 Juli 2009

TERNYATA KESEMPATAN ITU TERAMAT MAHAL, NAMUN BEGITU BANYAK DIANTARA KITA YANG MENYIA-NYIAKANNYA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Perhatikanlah, ketika seseorang yang hendak bepergian dengan kereta api dan ternyata telah terlambat hanya 1 menit saja. Pada peristiwa ini dia benar-benar dapat merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal.

Demikian juga, ketika seseorang yang hendak bepergian dengan naik pesawat terbang (plane) dan ternyata telah terlambat hanya 1 menit saja. Pada peristiwa ini dia juga benar-benar dapat merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal.

Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang atlet yang sedang mengikuti lomba lari/renang. Bisa dipastikan, bahwa meskipun terlambat hanya 1 detik saja, hal ini benar-benar bisa berakibat fatal. Karena gelar juara yang sudah di depan mata, bisa hilang begitu saja. Pada peristiwa ini dia juga benar-benar dapat merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal.

Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa peristiwa-peristiwa tersebut di atas, tak ubahnya seperti gambaran kehidupan yang kita lalui?

Saudaraku…,
Dalam Al Qur’an surat Yunus ayat 45, diperoleh penjelasan bahwa pada saatnya nanti, kita akan merasakan bahwa seakan-akan kita tidak pernah berdiam di dunia ini, melainkan hanya sesaat saja. “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (QS. Yunus. 45).

Nah…, jika pada saatnya nanti kita akan merasakan bahwa seakan-akan kita tidak pernah hidup di dunia ini, melainkan hanya sesaat saja. Lalu bagaimanakah dengan rangkaian kesempatan yang ada di dalamnya (rangkaian kesempatan selama masa hidup kita di dunia ini)?

Tentunya sudah bisa dipastikan bahwa berbagai kesempatan yang ada selama masa hidup kita di dunia ini akan terasa lebih singkat lagi. Padahal, begitu kesempatan itu berlalu – jika tidak kita gunakan dengan baik – maka hal-hal yang bermanfaat yang seharusnya bisa kita raih, bisa hilang begitu saja. Dan pada saatnya nanti, kita juga benar-benar akan merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal. Karena sekali kesempatan itu berlalu, dia tidak akan pernah kembali lagi. Karena sekali kesempatan itu hilang, hilang pula berbagai hal bermanfaat yang seharusnya bisa kita raih. Dan bisa dipastikan pula, bahwa tinggal sesal-lah yang akan kita dapatkan. Na’udzubillahi mindzalika!

“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (QS. Al Baqarah. 167).

“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)”. (QS. Al An’aam. 27).

Saudaraku…,
Oleh karena kesempatan itu ternyata teramat mahal, maka janganlah kita menyia-nyiakannya karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan dunia semata, yang sebenarnya nilainya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat.

”Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka**. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al An’aam. 32). **) Maksudnya ialah: kesenangan-kesenangan itu hanya sebentar dan tidak kekal, Janganlah orang terpedaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dalam memperhatikan urusan akhirat. ”Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’laa. 17). Wallahu a'lam.

Semoga bermanfaat!

Rabu, 01 Juli 2009

DARI TANAH LIAT KERING YANG BERASAL DARI LUMPUR HITAM

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tahukah kita, bahwa sesungguhnya Allah telah Menciptakan kita dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam?

“Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)”. (QS. Al An’aam. 2).

“Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr. 26).

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr. 28).

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”. (QS. Al Mu’minuun. 12).

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. (QS. Ar Ruum. 20).

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah. 7).

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”, (QS. Ar Rahmaan. 14).

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (QS. Al Hajj. 5).

“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah”. (QS. Faathir. 11).

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes, air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami-(nya)”. (QS. Al Mu’min. 67).

Saudaraku…,
Jika memang demikian, apakah kita masih pantas untuk menyombongkan diri? Apakah kita masih pantas untuk membanggakan diri? Apakah kita masih ...? Apakah kita masih ...? Na’udzubillahi mindzalika!

Semoga bermanfaat!

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞