بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 05 September 2011

PENCEMARAN NAMA BAIK

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini, dapat mempermudah urusan kita. Dengannya, kita menjadi lebih mudah dalam menjalin tali silaturrahim dengan saudara-saudara kita yang lain yang tinggalnya berjauhan dengan tempat tinggal kita. Dapat mempermudah kita dalam berdakwah. Juga dapat mempermudah kita dalam mendapatkan informasi-informasi lainnya yang bermanfaat buat kita, dll.

Meskipun demikian, jika kita tidak menyandarkannya kepada Al Qur'an dan Al Hadits, maka perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini juga dapat mempermudah jalan menuju "neraka". Karena dengan perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini, ternyata juga berdampak pada demikian mudahnya penyebaran kemaksiatan diantara kita.

Bahkan bisa juga digunakan sebagai sarana untuk menebar fitnah / untuk mencemarkan nama baik seseorang. Karena bagi mereka yang paham teknologi informasi namun tidak berpegang (mengimani dan mengikuti) Al Qur'an dan Al Hadits, mereka bisa berbuat sedemikian rupa, sehingga seseorang yang menjadi sasaran pencemaran nama baik, seolah-olah telah menebar kemaksiatan / berita negatif (fitnahan, pornografi, dll) kepada khalayak via internet, padahal yang bersangkutan benar-benar tidak pernah melakukannya. Sesungguhnya mereka itu telah dibutakan mata hatinya, sehingga memandang baik perbuatan-perbuatan mereka itu. Na’udzubillahi mindzalika!

”Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39). ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). *) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.

Dan tanpa kita sadari, mungkin saja sebagian diantara kita telah menjadi ”korban” pencemaran nama baik sebagaimana uraian di atas, dimana orang lain telah berbuat sedemikian rupa sehingga seolah-olah kita telah menebar kemaksiatan / berita negatif (fitnahan, pornografi, dll) kepada khalayak via internet, padahal kita benar-benar tidak pernah melakukannya.

Saudaraku…,
Jika pada saat ini kita telah menjadi ”korban” pencemaran nama baik sebagaimana uraian di atas, maka menghadapi keadaan yang demikian sulit ini, seharusnya kita tidak perlu panik. Kita juga tidak perlu larut dalam kesusahan, kesedihan maupun kegelisahan. Kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya, supaya jiwa kita menjadi tenang. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya”. (QS. Al Fajr. 27-28).

Lebih dari itu, seharusnya hal itu juga tidak memberikan pengaruh apapun kepada kita. Bukankah seluruh hidup kita, hanya kita persembahkan untuk-Nya?

“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al An’aam. 162).

Saudaraku…,
Tiada artinya pujian dari orang lain, jika pada saat yang sama ternyata kita mendapat murka dari-Nya karena kita telah keluar dari jalan-Nya yang lurus, namun kita telah memakai “topeng”, sehingga seolah-olah dihadapan orang lain kita terlihat sebagai orang-orang yang terpuji.

Sebaliknya; biarpun orang-orang telah menghina kita, memalingkan mukanya dari kita, mencela kita, meninggalkan kita, dst. (sebagai dampak dari pencemaran nama baik tersebut, misalnya), namun jika pada saat yang sama justru kita bisa menggapai ridho-Nya karena kita telah berjalan sesuai dengan jalan-Nya yang lurus, maka seharusnya kita tidak perlu pusing dengan sikap mereka itu...!!!

Jika kita mampu untuk memaafkan mereka, maafkanlah. Semoga kelapangan dada kita dalam menghadapi keadaan yang demikian sulit ini, dapat dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin!

Namun jika kita tidak mampu untuk memaafkan mereka, maka kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya. Yakinlah, bahwa Allah akan memberikan keputusan terbaik diantara kita. Karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5).

Saudaraku…,
Sekali lagi, bahwa berdasarkan penjelasan Allah dalam surat Al An’aam ayat 162, aktivitas / kegiatan apapun yang kita lakukan, semuanya harus kita niatkan hanya karena Allah semata. Sehingga jika ada orang lain yang ingin menghancurkan nama baik kita sebagaimana uraian di atas, maka seharusnya hal itu tidak memberikan pengaruh apapun kepada kita.

Meskipun demikian, sebagai manusia biasa, kita juga mesti berupaya untuk memberikan penjelasan tentang duduk permasalahan yang sebenarnya kepada khalayak, agar tidak timbul fitnah.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5). Amin...!!!

Semoga bermanfaat!

Sabtu, 03 September 2011

MENANTI SAAT PERJUMPAAN DENGAN-MU




Assalamu’alaikum wr. wb.

Ya Tuhan kami…,
Pada saat ini,
Kami sedang menanti saat perjumpaan dengan-Mu.

Dan cepat atau lambat,
Kami sadari ataupun tidak,
Kami ingat ataupun kami lupakan,
Yang pasti tetap saja,
Bahwa dari hari ke hari,
Kami semakin dekat dengan saat perjumpaan itu.

Karena Engkau telah berfirman dalam Al Qur’an surat Faathir ayat 11:

وَاللهُ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِن مُّعَمَّرٍ وَلَا يُنقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌ ﴿١١﴾
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah”. (QS. Faathir. 11).

Sedangkan dalam surat Maryam ayat 95, Engkau juga telah berfirman:

وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا ﴿٩٥﴾
“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”. (QS. Maryam. 95).

Ya Tuhan kami…,
Kamipun menyadari,
Betapa sesungguhnya saat perjumpaan itu,
Adalah benar-benar sudah teramat dekat di depan mata kami,
Berapapun umur kami saat ini.

Karena Engkau juga telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mu’minuun, bahwa sesungguhnya kami tidak tinggal di bumi ini melainkan hanya sebentar saja.

قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ ﴿١١٢﴾ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْماً أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلْ الْعَادِّينَ ﴿١١٣﴾ قَالَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا لَّوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١١٤﴾
“Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" (QS. Al Mu’minuun. 112). Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." (QS. Al Mu’minuun. 113). Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS. Al Mu’minuun. 114).

Oleh karena itu,
Berilah kekuatan kepada kami,
Serta petunjuk kepada kami,
Sehingga kami mampu untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Mu,
Dengan mengisi sisa umur kami yang tinggal sedikit ini dengan segala kebaikan,
Serta senantiasa tidak menyia-nyiakan waktu yang tersisa ini untuk bersantai, apalagi sampai bermaksiat kepada-Mu.

Ya Tuhan kami…,
Bimbinglah kami,
Dan limpahkanlah kesabaran kepada kami,
Agar kami dapat mengakhiri hidup ini dalam keadaan berserah diri kepada-Mu,
Sehingga kami dapat berjumpa dengan-Mu (QS. Maryam. 95), sedangkan Engkau ridho kepada kami.

... رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ ﴿١٢٦﴾
"... Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (QS. Al A’raaf. 126). Amin, ya rabbal ‘alamin!

Semoga bermanfaat!

NB.
Artikel terkait, silahkan klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/11/sendirian.html

Kamis, 01 September 2011

PERNIKAHAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: “Saya seorang yang masih sendiri. Kadang orang tua saya menyuruh saya buat menikah, tapi selama ini saya bertemu (dengan) orang-orang yang berkehidupan negatif dan jauh dari Allah, makanya saya sering menunda-nunda pernikahan dan masih mencari-cari. Apakah saya salah?”

-----

Saudaraku...,
Perhatikan hadits berikut ini: Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah bersabda: “Dunia ini semuanya sebagai hiburan, dan sebaik-baik hiburannya ialah wanita (istri) yang shalihah”. (H. R. Ahmad, Muslim).

Tentunya hadits tersebut juga berlaku untuk wanita / istri. Artinya, bagi seorang wanita / istri, maka sebaik-baik hiburan adalah laki-laki / suami yang sholeh

Saudaraku...,
Ketika sorang akhwat memutuskan untuk menikah, maka pada saat itu dia telah memutuskan untuk memilih seseorang yang akan dijadikan sebagai pemimpinnya, untuk memimpin + membimbingnya agar senantiasa berada dalam jalan-Nya yang lurus serta beroleh ridho-Nya. Karena (dalam lingkup keluarga), lelaki (suami) adalah pemimpin wanita (istri).

”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya*, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. An Nisaa’. 34).

*) Nusyuz (meninggalkan kewajiban bersuami isteri): merupakan kesombongan istri, seperti menolak suaminya dari jima’ atau menyentuh badannya atau menolak pindah bersama suaminya atau menutupi pintu terhadap suaminya yang mau masuk atau minta cerai atau keluar dari rumah tanpa ijin dari suaminya (tentunya semuanya itu jika tanpa disertai dengan alasan yang dibenarkan agama).

Nah...,
Jika yang ditemui adalah orang-orang yang jauh dari Allah, apakah saudaraku rela jika saudaraku nantinya justru "dibimbing" menuju murka-Nya?

Menurutku, lebih baik berhati-hati (tidak tergesa-gesa) daripada salah pilih. Sambil terus berusaha serta berdo'a / berharap kepada-Nya. Karena: “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. 112. 2). Karena “Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS. Al Anfaal. 40).

Semoga Allah segera mempertemukan saudaraku dengan seorang laki-laki yang sholeh, yang dapat membimbing saudaraku agar senantiasa berada dalam jalan-Nya yang lurus serta beroleh ridho dari-Nya. Amin...!!!

Saudaraku...,
Artikel berikut ini sebenarnya tidak terlalu berhubungan dengan masalah yang sedang saudaraku hadapi. Namun aku berharap, semoga kita bisa mengambil hikmah darinya. Jika berkenan membacanya, silahkan klik di sini:
http://imronkuswandi.blogspot.com/2010/04/berharaplah-hanya-kepada-allah-semata.html

Semoga bermanfaat.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞