بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Minggu, 05 Desember 2010

BETAPA INDAHNYA ISLAM

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Betapa indahnya Islam. Meskipun telah nyata bahwa sebahagian besar diantara mereka (Ahli Kitab) benar-benar menginginkan kehancuran iman kita kaum muslimin, dimana sebahagian besar diantara mereka benar-benar menginginkan agar kita kaum muslimin dapat kembali kepada kekafiran setelah kita beriman (demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 109). Namun, Islam telah mengajarkan kepada kita kaum muslimin agar tetap bersikap toleran kepada pemeluk agama lain, termasuk mereka. Meskipun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada*).

Lebih dari itu, Islam juga melarang kita kaum muslimin untuk berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka.

”Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim** di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS. Al ‘Ankabuut. 46***).

Bahkan Al Qur’an secara tegas melarang kita yang beragama Islam untuk memaki sembahan-sembahan pemeluk agama lain, termasuk sembahan-sembahan mereka. “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan...” (QS. Al An’aam: 108).

Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat!

NB.
*) Yang dimaksud dengan sikap waspada itu tidaklah identik dengan sikap membenci atau memusuhi. Sebagai ilustrasi, jika kita mempunyai seorang teman dan jelas-jelas kita ketahui bahwa teman kita tersebut suka mencuri, maka sebaiknya kita tetap berteman / tetap menjaga hubungan baik dengannya / tidak lantas membencinya. Namun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada terhadap setiap gerak-geriknya. Semoga dengan sikap seperti ini, kita tetap memiliki kesempatan untuk ber-amar ma'ruf nahi mungkar kepadanya. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai jalan hidayah bagi orang lain. Amin...!!!

**) Yang dimaksud dengan ”orang-orang zalim” ialah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.

***) Hanya saja yang membedakan antara kaum muslimin dengan Ahli Kitab (kaum yahudi dan kaum nasrani), sebagaimana penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 berikut ini: ”Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At Taubah. 30).

Jumat, 03 Desember 2010

YA TUHAN KAMI…, JAGALAH KAMI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Betapa dahsyatnya godaan iman yang kita rasakan pada saat ini. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini, ternyata hal ini juga berdampak pada demikian mudahnya penyebaran kemaksiatan diantara kita.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya-lah bagi kita untuk senantiasa berdo’a kepada-Nya. Semoga Allah senantiasa mengampuni kita serta memberi rahmat kepada kita dan semoga Allah juga senantiasa membimbing kita ke dalam jalan-Nya yang lurus.

-----

Ya… Tuhan kami,
Jagalah kami, sehingga kami senantiasa berada di bawah naungan ridlo-Mu.

Ya… Tuhan kami,
Tunjukilah kami, sehingga kami senantiasa dapat menjaga cahaya kebenaran ini setelah pengetahuan datang kepada kami hingga akhir hayat kami.

... رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾
"... Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At Tahrim. 8).

Rasulullah SAW. banyak berdo’a:

وَيَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِك. (رواه الترمذى)   
“Wahai Dzat Yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi).

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ﴿٨﴾
“(Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali ‘Imran. 8).

رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ ﴿١٩٤﴾
”Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." (QS. Ali ‘Imran. 194).

وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِّي مِن لَّدُنكَ سُلْطَانًا نَّصِيرًا ﴿٨٠﴾
“Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong*.” (QS. Al Israa’. 80). *) Maksudnya: memohon kepada Allah supaya kita memasuki suatu ibadah dan selesai daripadanya dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan dan bersih dari ria dan dari sesuatu yang merusak pahala. Ayat ini juga mengisyaratkan kepada Nabi supaya berhijrah dari Mekah ke Madinah. Dan ada juga yang menafsirkan: memohon kepada Allah SWT. supaya kita memasuki kubur dengan baik dan keluar daripadanya waktu hari-hari berbangkit dengan baik pula.

الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٦﴾
“(Yaitu) orang-orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka," (QS. Ali ‘Imran. 16).

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنزَلَتْ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ ﴿٥٣﴾
“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (QS. Ali ‘Imran. 53).

وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلاَّ أَن قَالُواْ ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ﴿١٤٧﴾
“Tidak ada do`a mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami* dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Ali ‘Imran. 147). *) Maksudnya yaitu melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah SWT.

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلاَّ تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُن مِّنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٤٧﴾
“Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Huud. 47).

رَبِّ هَبْ لِي حُكْماً وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ﴿٨٣﴾ وَاجْعَل لِّي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ ﴿٨٤﴾ وَاجْعَلْنِي مِن وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ ﴿٨٥﴾
“(Ibrahim berdo`a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,” (QS. Asy Syu’araa’. 83). “dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,” (QS. Asy Syu’araa’. 84). “dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh keni`matan,” (QS. Asy Syu’araa’. 85).

وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُّبَارَكاً وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ ﴿٢٩﴾
“Dan berdo`alah: "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat." (QS. Al Mu’minuun. 29).

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ﴿٦٥﴾
“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". (QS. Al Furqaan. 65).

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٥﴾
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5).

فَقَالُواْ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ﴿٨٥﴾ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ﴿٨٦﴾
”Lalu mereka berkata: "Kepada Allah-lah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim,” (QS. Yunus. 85). “dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir." (QS. Yunus. 86).

Amin…,
Ya rabbal ‘alamin!

Semoga bermanfaat!

Rabu, 01 Desember 2010

PENTINGNYA PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya bidang ilmu keteknikan serta bidang-bidang ilmu lainnya; seperti ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu ekonomi, dll. adalah penting untuk dikuasai oleh kaum muslimin.

Cukup banyak ayat-ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan hal ini. Bahkan ayat yang pertama kali turun, yaitu ayat 1 – 5 dari Surat Al-‘Alaq [96], telah mengisyaratkan hal ini.

Berikut ini adalah penjelasan Al Qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1 – 5:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam*.
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
*) Maksudnya: Allah mengajarkan manusia dengan perantaraan tulis baca.

Sedangkan pada ayat-ayat yang lain, kita juga mendapati adanya penjelasan agar kita memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya. Yang tentunya hal ini semua tidak mungkin bisa kita lakukan dengan baik, jika kita tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

”Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Yunus. 6).

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS. Ali ‘Imran. 190). “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali ‘Imran. 191).

Saudaraku…,
Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa memang sudah seharusnya bagi kita semua untuk selalu menggunakan akal dengan selalu memikirkan ayat-ayat Allah baik yang qouliyah (dalam nash Qur'an dan Sunnah) maupun kauniyah (ayat-ayat Allah di alam semesta).

Ibarat hendak menuju suatu tempat*, maka Al Qur'an dan Al Hadits adalah petunjuk jalannya, sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tak ubahnya seperti kendaraan yang dapat dijadikan sebagai alat bantu sehingga perjalanan tersebut dapat menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Adapun yang dimaksud dengan suatu tempat* di sini adalah kebahagiaan hakiki di negeri akhirat. (Wallahu ta'ala a'lam).

Saudaraku…,
Meskipun demikian, tanpa adanya penguasaan ilmu agama, semuanya itu hanya akan sia-sia saja. Karena bisa dipastikan bahwa semuanya itu hanya akan digunakan oleh syaitan sebagai sarana untuk mempermudah jalan menuju "neraka".

Dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 16-17, diperoleh keterangan bahwa: “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”.

Bahkan, tanpa kita sadari, pada akhirnya kita akan “memandang baik perbuatan ma`siat” di muka bumi ini. (Na’udzubillahi mindzalika!).

Demikianlah penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Hijr ayat 39 dan ayat 40. Karena Allah telah memutuskan bahwa iblis itu sesat, maka pasti iblis akan menjadikan kita memandang baik perbuatan ma`siat di muka bumi ini. Dan pasti iblis juga akan berupaya untuk menyesatkan kita semuanya. Kecuali jika kita termasuk golongan hamba-hamba Allah yang mukhlis.

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39). ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). *) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah. (Wallahu a'lam).

Saudaraku…,
Sekali lagi, ilmu pengetahuan dan teknologi memang dapat mempermudah urusan kita. Namun, jika kita tidak menyandarkannya kepada Al Qur'an dan Al Hadits, maka ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat mempermudah jalan menuju "neraka". Sebagaimana kita ketahui bersama, betapa dengan perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini, ternyata juga berdampak pada demikian mudahnya penyebaran kemaksiatan diantara kita. Na’udzubillahi mindzalika!

Oleh karena itu, waspadalah wahai saudaraku...!!!

Saudaraku…,
Hanya dengan akal yang berpegang (mengimani dan mengikuti) Al Qur'an saja, insya Allah kita akan mencapai puncak kemuliaan, baik di dunia fana ini, apalagi di alam akhirat kelak. (Wallahu a'lam).

-----

”Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu*, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaahaa. 114). *) Maksudnya: Nabi Muhammad SAW dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril AS kalimat demi kalimat sebelum Jibril AS selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad SAW menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.

Semoga bermanfaat!

NB.
Artikel terkait, silahkan klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/ilmu-dunia-hanyalah-alat-bantu-tuk.html

Jumat, 05 November 2010

KESUCIAN DAN KEMURNIAN AL QUR’AN (III)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Sesungguhnya, Allah-lah yang telah menurunkan Al Qur'an dan Allah pula yang memeliharanya.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ ﴿٩﴾
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya*.” (QS. Al Hijr. 9). *) Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur’an untuk selama-lamanya.

Saudaraku...,
Tidak ada satu-pun kitab suci di dunia ini yang susunan redaksinya benar-benar sama (bahkan hingga susunan maupun jumlah hurufnya) untuk semua edisi di seluruh dunia dan di sepanjang masa. Kecuali hanya Al Qur'an.

Saudaraku...,
Hal ini, telah semakin menambah keyakinan kita akan kesucian dan kemurnian Kitab Suci Al Qur'an. Dan hal ini semua, telah semakin menambah keyakinan kita akan kebenaran Kitab Suci Al Qur'an.

Subhanallah... Maha Suci Engkau, Ya Allah...!!!

Semoga hidayah Allah selalu tercurahkan kepada kita semua hingga ajal menjemput kita. Amin.

-----
Ya Tuhan kami…!
Betapa bersyukurnya kami!
Karena Engkau telah memberi hidayah kepada kami!

Yah..., Logika kami menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar, Dan hati kami juga bisa menerima kebenaran agama Islam!

Ya Tuhan kami…!
Bimbinglah kami…,
Sehingga kami senantiasa berada dalam jalan-Mu yang lurus.

Ya Tuhan kami…!
Jagalah kami…,
Sehingga kami senantiasa berada dalam naungan ridlo-Mu.

Ya Tuhan kami…!
Tunjukilah kami…,
Sehingga kami senantiasa dapat menjaga cahaya kebenaran ini (setelah pengetahuan datang kepada kami) hingga akhir hayat kami.

Amin...,
Ya rabbal ‘alamin...!!!

Demikian,
Semoga bermanfaat.

{Tulisan ke-3 dari 3 tulisan}

Rabu, 03 November 2010

KESUCIAN DAN KEMURNIAN AL QUR’AN (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Sesungguhnya, Allah-lah yang telah menurunkan Al Qur'an dan Allah pula yang memeliharanya. “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya*.” (QS. Al Hijr. 9).

*) Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur’an untuk selama-lamanya.

-----

Beliau (seorang sahabat, dosen senior di ITS) juga bertanya: ”Kalau umat Islam dengan mudahnya mengimani kitab Injil, tetapi sebaliknya umat Kristiani tidak serta-merta mengakui bahwa Al Qur'an merupakan penyempurna dari kitab mereka. Menurut Mas Imron, bagaimana sikap umat Yahudi terhadap kitab Injil dan Al Qur'an?”.

Untuk menjawab pertanyaan Saudaraku, di sini aku berikan penjelasan dari Al Qur'an surat Asy Syuura ayat 14 dan surat Al Baqarah ayat 109. Insya Allah sudah cukup untuk menjelaskannya.

”Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka*. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil)** sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu”. (QS. Asy Syuura. 14)

*) Maksudnya: Ahli-ahli kitab itu berpecah belah sesudah mereka mengetahui kebenaran dari nabi-nabi mereka. Sesudah datang Nabi Muhammad SAW dan nyata kebenarannya, merekapun tetap berpecah belah dan tidak mempercayainya.

**) Yang dimaksud dengan ”orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab” adalah ahli kitab yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan berdasarkan penjelasan Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 109, hal itu juga disebabkan karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.

-----

”Kalau begitu, adakah penjelasan di dalam Al Qur’an bahwa ketiga kitab suci sebelumnya sudah tidak murni keasliannya?”.

Saudaraku...,
Al Qur’an banyak mengupas tentang adanya kesalahan-kesalahan dari keyakinan mereka. Nah, karena ajaran-ajaran yang mereka yakini (yang tentunya berdasarkan kitab sucinya) terdapat kesalahan, maka hanya satu penjelasan yang bisa diterima, yaitu sumber dari keyakinan tersebut juga terdapat kesalahan. Dan kesalahan-kesalahan ini tidak mungkin terjadi jika ketiga kitab suci tersebut masih terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia. (Wallahu ta’ala a’lam).

Berikut ini adalah salah satu ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang hal itu: ”Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu*, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya** yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya***. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara”. (QS. An Nisaa’ ayat 171)

*) Maksudnya: Janganlah kamu mengatakan Nabi ’Isa itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani.
**) Maksudnya: Membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat ”kun” (jadilah) tanpa bapak, yaitu Nabi ’Isa.
***) Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.

Sedangkan dari Surat Al Maa-idah ayat 41, diperoleh penjelasan sebagai berikut: ”Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah**** perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”. (QS. Al Maa-idah. 41).

****) Maksudnya: Merobah arti kata-kata, tempat, atau menambah dan mengurangi.

Demikian, semoga bermanfaat.


{Bersambung; tulisan ke-2 dari 3 tulisan}

Senin, 01 November 2010

KESUCIAN DAN KEMURNIAN AL QUR’AN (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Sesungguhnya, Allah-lah yang telah menurunkan Al Qur'an dan Allah pula yang memeliharanya. “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya*.” (QS. Al Hijr. 9).

*) Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur’an untuk selama-lamanya.

-----

Seorang sahabat (dosen senior di ITS) telah bertanya: “Oh ya, kitab suci agama samawi itu khan ada 4, tapi mengapa yang eksis dikaji koq cuman Injil dan Al Qur'an, sedang Taurat dan Zabur koq ndak begitu terdengar gaungnya?”.

Saudaraku...,
Berikut ini yang aku ketahui tentang Kitab Zabur, Kitab Taurat, serta Kitab Injil yang ada pada saat ini:

Bagi kita umat Islam, pasti sangat menghargai ketiga kitab suci tersebut. Namun menurut pandangan kita umat Islam, bahwa ketiga kitab suci sebelum Al-Quran itu pada saat ini telah dirubah karena adanya campur tangan manusia. Jadi menurut pandangan kita kaum muslimin, keberadaan ketiga kitab suci tersebut pada saat ini sudah tidak lagi terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia.

Saudaraku...,
Kitab Zabur, bersama Taurat, sebenarnya ada di dalam Kitab Perjanjian Lama, yang bersama Kitab Perjanjian Baru menjadi kitab suci bagi ummat Nasrani atau Kristiani, baik Kristen (Protestan) maupun Katholik, yang dikenal sebagai Alkitab atau Bible. Sementara itu, Kitab Perjanjian Lama dipercaya sebagai kitab suci bagi umat Yahudi.

Kitab Zabur (Arab) atau Mazmur (Ibrani), dikenal sebagai sajak-sajak keagamaan dan karenanya banyak digunakan sebagai buku nyanyian dan doa, baik oleh umat Yahudi maupun Kristiani. Bagi kalangan Kristiani, sejumlah isi Zabur telah digubah menjadi nyanyian gereja.

-----

Terima kasih atas penjelasannya. Oh ya, taruhlah ke-3 kitab itu tetap terjaga keasliannya. Apa maksud diturunkannya Al Qur'an?”.

Saudaraku...,
Pada kesempatan ini, aku tidak mau berspekulasi dengan membuat satu permisalan jika ketiga kitab suci tersebut tetap terjaga keasliannya. Karena pada kenyataannya, Al Qur'an diturunkan dalam situasi dimana ketiga kitab suci tersebut sudah tidak lagi terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia (Ini menurut pandangan kita kaum muslimin).

Sedangkan maksud diturunkannya Al Qur'an, sebagaimana penjelasan dalam Al Qur'an sendiri.

Saudaraku...,
Sesungguhnya Al Qur’an itu adalah sebuah kitab yang diturunkan kepada kita, agar tidak ada lagi kesempitan di dalam dada kita karenanya. Diturunkannya Al Qur’an itu, supaya kita dapat memberi peringatan kepada orang kafir, dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an dinamakan juga oleh Allah: Al Furqaan, yang artinya "Pembeda", yaitu sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil. 

Sesungguhnya Al Qur'an itu juga membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, karena Al Qur'an itu benar-benar diturunkan dari Allah, Tuhan semesta alam”.

“Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al A’raaf. 2).

“Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya*, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam”. (QS. Yunus. 37). *) Maksudnya: Al Qur’an itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al Qur’an itu pula.

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) ..." (QS. Al Baqarah. 185).

"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan* (Al Qur'an) kepada hama-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam," (QS. Al Furqaan. 1). *) Al Furqaan* artinya "Pembeda", ialah yang membedakan antara yang benar dan yang batil.

Demikian, 
Semoga bermanfaat.


{Bersambung; tulisan ke-1 dari 3 tulisan}

Rabu, 06 Oktober 2010

BIARKAN MEREKA BEKERJA UNTUKMU

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Ketika pekerjaan kita diserobot oleh keserakahan orang lain,
Ketika jabatan kita dirampas oleh ambisi orang lain,
Ketika harta kita dicuri oleh ketamakan* orang lain,
Ketika masa depan kita melayang oleh kerakusan orang lain,
Dan ketika hak-hak kita yang lainnya terenggut oleh keserakahan orang lain,

Maka jika kita mempunyai kemampuan untuk memberantas semua kemungkaran / kekejian / ketidakadilan / keserakahan / kedholiman ini, kita harus lakukan semaksimal mungkin.

”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Namun jika kebetulan kita berada pada pihak yang lemah, sehingga kita tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi situasi yang demikian sulit ini, maka kita tidak perlu berkecil hati. Karena sesungguhnya, Allah adalah Tuhan Yang Maha Adil. ”Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan)...” (QS. Asy Syuura. 17).

Dan cepat atau lambat, Allah pasti akan menunjukkan keadilan-Nya. Karena sesungguhnya janji-janji Allah adalah “pasti”. Dan Allah lebih mengetahui kapan saat yang tepat untuk melaksanakan janji-janji-Nya. "Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? ...” (QS. At Taubah. 111).

Lebih dari itu, seharusnya kita tidak perlu terlalu bersedih hati. Santai saja wahai Saudaraku…, biarkan saja mereka bekerja untukmu...!!!
Karena ketika seseorang telah menyerobot pekerjaan kita dengan cara yang tidak halal, maka pada hakekatnya orang tersebut hanyalah ”meminjam” pekerjaan kita. Dan selama dia ”meminjam” pekerjaan kita, sesungguhnya tanpa dia sadari, dia telah bekerja untuk kita. Karena hak-hak yang melekat pada pekerjaan tersebut tetaplah menjadi hak kita dan pada suatu saat, dia tetap harus mengembalikan pekerjaan yang dipinjamnya beserta hak-hak yang ada di dalamnya.


Rasulullah SAW. bersabda:
لَا يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِطِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ. (رواه ابو داود)
“Tidak halal harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dari dirinya.” (HR. Abu Dawud).

Jika dia tidak bersedia untuk mengembalikannya ketika masih hidup di dunia ini (atau minta dihalalkan), maka kelak di akhirat nanti dia tetap harus mengembalikannya. Karena pada hakekatnya dia tetap tidak pernah berhak untuk memilikinya.

Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ كَانَ عِنْدَهُ لِأَخِيْهِ مَظْلَمَةٌ فَلْيَتَحَلَّلْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُوْنَ دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا. إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْ حَسَناَتِهِ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٍ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ. (رواه البخارى)
“Siapa yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya, hendaklah ia meminta kehalalan saudaranya tersebut pada hari ini, sebelum datang suatu hari saat tidak berlaku lagi dinar dan tidak pula dirham. Jika ia memiliki amal saleh, akan diambil dari kebaikannya sesuai dengan kadar kezaliman yang diperbuatnya lalu diserahkan kepada orang yang dizaliminya. Apabila ia tidak memiliki kebaikan, akan diambil kejelekan saudaranya yang dizaliminya lalu dibebankan kepadanya.” (HR. al-Bukhari)

Saudaraku…,
Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang telah merampas jabatan kita, hanya karena memenuhi ambisinya yang membabi buta. Maka pada hakekatnya orang tersebut hanyalah ”meminjam” jabatan kita. Dan selama dia ”meminjam” jabatan kita, sesungguhnya tanpa dia sadari, dia telah bekerja untuk kita. Karena hak-hak yang melekat pada jabatan tersebut tetaplah menjadi hak kita dan pada suatu saat, dia tetap harus mengembalikan jabatan yang dipinjamnya beserta hak-hak yang ada di dalamnya.

Jika dia tidak bersedia untuk mengembalikannya ketika masih hidup di dunia ini (atau minta dihalalkan), maka kelak di akhirat nanti dia tetap harus mengembalikannya. Karena pada hakekatnya dia tetap tidak pernah berhak untuk memilikinya.

Demikian juga halnya ketika seseorang telah mencuri harta kita (sepeda motor, mobil, HP, komputer, dll), karena didorong oleh ketamakannya. Maka pada hakekatnya orang tersebut hanyalah ”meminjam” harta kita. Dan selama dia ”meminjam” harta kita, apalagi jika sampai digunakan sebagai “modal” untuk bekerja dan / mencari uang, maka tanpa dia sadari, sesungguhnya dia juga telah bekerja untuk kita. Karena harta kita tersebut beserta hak-hak yang melekat padanya, tetaplah menjadi hak kita. Dan pada suatu saat, dia tetap harus mengembalikan harta yang dipinjamnya beserta hak-hak yang melekat padanya. Demikian seterusnya…!!!

”Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al A’raaf. 33).

Semoga bermanfaat!

NB.
*) Tamak adalah ketergantungan hati kita terhadap apa yang ada di tangan orang lain.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞