بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Jumat, 05 Februari 2016

TADARUS AL QUR’AN (III)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang teman telah bertanya: “Saya pernah mengaji di suatu pesantren. Dan selepas saya pindah rumah, saya sudah tidak mengaji lagi di pesantren itu. Sebenarnya saya waktu itu sudah lancar membacakan ayat ayat suci Al Qur’an, tetapi mungkin (karena) selama 1 tahun kurang saya tidak mengaji lagi, saya sudah mulai lupa dan sekarang bacaan saya terbata-bata seperti orang (yang) baru belajar Al Qur’an. Bagaimana saran Pak Imron untuk saya? Terima kasih”

Saranku: jangan pernah lagi berhenti membaca Al Qur'an, wahai saudaraku. Teruslah membaca Al Qur'an sambil terus berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar.

Saudaraku,
Al Qur'an sendiri artinya adalah “bacaan”, sehingga sudah seharusnya jika Al Qur'an itu menjadi bacaan utama bagi kita orang-orang yang beriman.

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ ﴿٧٧﴾ فِي كِتَابٍ مَّكْنُونٍ ﴿٧٨﴾ لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ ﴿٧٩﴾ تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ الْعَـــٰـلَمِينَ ﴿٨٠﴾ أَفَبِهَــٰـذَا الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
(77). sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, (78). pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), (79). tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (80). Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (81). Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?, (QS. Al Waaqi’ah. 77 – 81).

-----

Seorang teman yang lainnya juga telah bertanya: “Mau tanya Pak Imron. Jika membacanya cuman bisa (huruf) latinnya saja, bagaimana hukumnya? Terimakasih, Pak”.

Saudaraku,
Jika yang dibaca hanya bisa huruf latinnya saja (karena belum bisa membaca huruf hijaiyahnya), maka selama masih ada keinginan untuk belajar, tentunya tak ada masalah, saudaraku (artinya hal itu boleh dilakukan).

Lanjutkan saudaraku, sambil terus berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Dan seiring dengan perjalanan waktu, in sya Allah pada saatnya nanti saudaraku akan bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Karena secara umum, perintah dalam Islam itu dilaksanakan secara bertahap/semampunya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ. (رواه البخارى) 
“Apabila aku melarangmu dari sesuatu maka jauhi dia. Bila aku perintahkan kamu suatu perkara maka tunaikanlah semampumu.” (HR. Al-Bukhari).

Yang tidak boleh adalah:
Seseorang tidak bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, namun dia tidak mau belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, kemudian membacanya (membaca Al Qur'an) menurut tata caranya sendiri.

Sedangkan apabila seseorang terus berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, namun hingga akhir hayatnya dia tetap tidak mampu untuk membaca Al Qur'an dengan baik dan benar/tetap tidak mampu untuk membaca Al Qur'an dengan tartil*), maka in sya Allah dia akan tetap mendapatkan dua pahala setiap kali membaca Al Qur'an sebagaimana yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam janjikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut ini:

Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan:

الَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ فِيْهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ شَاقٌّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ. (رواه البخارى ومسلم)  
“Seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, ia bersama malaikat yang diutus, yang mulia lagi senantiasa berbuat taat. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesulitan akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Para ulama mengatakan: satu pahala untuk bacaannya, dan satu pahala lagi untuk kesusahannya dalam membaca.

Semoga bermanfaat.

{Tulisan ke-3 dari 3 tulisan}
NB.
*) Membaca Al Qur'an dengan tartil artinya membaca Al Qur'an dengan memberikan setiap huruf akan hak-nya. Contoh: ketika ada huruf yang berhak dibaca idhar, maka kita berikan haknya, dst.

Rabu, 03 Februari 2016

TADARUS AL QUR’AN (II)


Assalamu’alaikum wr. wb.

Terkait artikel “Tadarus Al Qur’an (I)”, seorang akhwat telah bertanya: “Kalau seandainya membaca Al Qur’an tetapi tidak terlalu lancar dan salah (dalam) membaca huruf(nya), bagaimana hukumnya?”.

Saudaraku,
Kalau seandainya membaca Al Qur'an tapi tidak terlalu lancar dan salah dalam membaca hurufnya, maka selama masih ada keinginan untuk belajar, tentunya tak ada masalah. Lanjutkan, sambil terus berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Dan seiring dengan perjalanan waktu, insya Allah pada saatnya nanti saudaraku akan bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Karena secara umum, perintah dalam Islam itu dilaksanakan secara bertahap/semampunya.

Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ. (رواه البخارى) 
“Apabila aku melarangmu dari sesuatu maka jauhi dia. Bila aku perintahkan kamu suatu perkara maka tunaikanlah semampumu.” (HR. Al-Bukhari).

Yang tidak boleh adalah: ketika seseorang tidak bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, namun dia tidak mau belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, kemudian membacanya (membaca Al Qur'an) menurut tata caranya sendiri.

Sedangkan apabila seseorang terus berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, namun hingga akhir hayatnya dia tetap tidak mampu untuk membaca Al Qur'an dengan baik dan benar/tetap tidak mampu untuk membaca Al Qur'an dengan tartil*), maka in sya Allah dia akan tetap mendapatkan dua pahala setiap kali membaca Al Qur'an sebagaimana yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam janjikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut ini:

Ummul Mukminin ‘Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan:

الَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ فِيْهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ شَاقٌّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ. (رواه البخارى ومسلم)  
“Seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, ia bersama malaikat yang diutus, yang mulia lagi senantiasa berbuat taat. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesulitan akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Para ulama mengatakan: satu pahala untuk bacaannya, dan satu pahala lagi untuk kesusahannya dalam membaca.

Semoga bermanfaat.

{Bersambung; tulisan ke-2 dari 3 tulisan}
NB.
*) Membaca Al Qur'an dengan tartil artinya membaca Al Qur'an dengan memberikan setiap huruf akan hak-nya. Contoh: ketika ada huruf yang berhak dibaca idhar, maka kita berikan haknya, dst.

Senin, 01 Februari 2016

TADARUS AL QUR’AN (I)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Diantara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan suci Ramadhan adalah tadarus Al Qur’an. Tadarus Al Qur’an berarti membaca, merenungi, menelaah, dan memahami Al Qur’an. Nah, karena tadarus Al Qur’an merupakan amalan mulia yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terutama pada bulan Ramadhan, maka jangan biarkan bulan Ramadhan kali ini berlalu tanpa tadarus Al Qur’an.

Lalu bagaimana jika pada saat ini ada diantara kita yang belum bisa membaca Al Qur’an dengan baik atau bahkan belum bisa membaca sama sekali sehingga yang dibaca adalah huruf latinnya saja (bukan huruf hijaiyahnya)? Bolehkah?

Mari Kita Kaji Bersama

Saudaraku,
Berikut ini kusampaikan sebuah hadits yang menjelaskan tentang keutamaan membaca Al Qur’an:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ اَمْثَالِهَا، لَااَقُوْلُ الم حَرْفٌ، بَلْ اَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ (رواه الترمذى، وقال حديث حسن صحيح)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu bernilai sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Turmudzi, dan ia mengatakan hadits hasan shahih).

Jika kita gemar membaca Al-Qur’an, maka dia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at kepada kita.

إِقْرَاُوْ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِىْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه مسلم عن ابى امامه)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at* kepada orang-orang yang gemar membacanya ketika di dunia”. (HR. Muslim, dari Abu Umamah).

Sedangkan apabila yang seringkali dibaca adalah huruf latinnya karena belum begitu lancar dalam membaca huruf-huruf Al-Qur'an, untuk sementara ini lanjutkan saja, sambil terus berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Dan seiring dengan perjalanan waktu, in sya Allah pada saatnya nanti kita akan bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Perhatikan hadits berikut ini:

Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan:

الَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ فِيْهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ شَاقٌّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ. (رواه البخارى ومسلم)  
“Seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, ia bersama malaikat yang diutus, yang mulia lagi senantiasa berbuat taat. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesulitan akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Para ulama mengatakan: satu pahala untuk bacaannya, dan satu pahala lagi untuk kesusahannya dalam membaca.

Sekedar info: cukup banyak huruf-huruf hijaiyah yang tidak memiliki padanan yang tepat dengan huruf latin. Sehingga apabila yang dibaca adalah huruf latinnya, bisa dipastikan akan sangat banyak terjadi kesalahan baca.

Meskipun demikian, apabila yang seringkali dibaca adalah huruf latinnya karena belum begitu lancar dalam membaca huruf-huruf Al-Qur'an, untuk sementara ini lanjutkan saja, sambil terus berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Semoga Allah meridhoi niatan baik kita dalam menuntut ilmu. Karena dalam agama kita, menuntut ilmu (dan menyebarkannya) benar-benar mendapat tempat yang tinggi.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ. (رواه مسلم)
Barangsiapa yang melintasi sebuah jalan (pergi) untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkannya jalan menuju syurga”. (HR. Muslim).

Terlebih lagi jika yang dipelajari (serta yang diajarkan) adalah Al Qur'an. Perhatikan penjelasan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:

عَنْ عُثْمَانَ بنِ عَفَّان رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ. (رواه مسلم)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik kamu ialah orang yang mau mempelajari Al Qur'an dan mau mengajarkannya". (HR. Muslim).

Saudaraku,
Secara umum, perintah dalam Islam itu dilaksanakan secara bertahap/semampunya.

Contoh: Seorang non-muslim sangat tergetar hatinya saat membaca Al Qur'an surat Al Ikhlash**, dimana di dalamnya dijelaskan tentang konsep ketuhanan dalam Agama Islam. Hal ini telah membuatnya mengambil keputusan untuk segera masuk Islam (menjadi muallaf). Dia tidak mau menunda-nunda keputusan untuk masuk Islam, karena dia khawatir ajal terlebih dahulu menjemputnya sebelum dia masuk Islam.

Setelah masuk Islam, dia mendapati kenyataan bahwa ternyata begitu banyak yang tidak dia ketahui tentang Islam. Tentang shalat misalnya, dia benar-benar belum bisa sama sekali. Orang muallaf seperti ini, untuk bisa melaksanakan ibadah shalat, tidak harus menunggu hingga dia tahu tentang tata cara ibadah shalat dengan baik dan benar. Dia boleh shalat sebisanya, semampunya. Jika bisanya hanya berdiri saja, maka dia bisa lakukan dengan berdiri saja. Jika bisanya hanya baca basmalah saja, maka dia bisa lakukan dengan membaca basmalah saja. Demikian seterusnya sambil terus berupaya untuk belajar tentang tata cara ibadah sholat dengan baik dan benar. Dan seiring dengan perjalanan waktu, in sya Allah pada saatnya nanti dia akan bisa melaksanakan ibadah sholat dengan baik dan benar. Demikian juga halnya dalam membaca Al Qur’an. (Wallahu a'lam).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ. (رواه البخارى) 
“Apabila aku melarangmu dari sesuatu maka jauhi dia. Bila aku perintahkan kamu suatu perkara maka tunaikanlah semampumu.” (HR. Al-Bukhari).

Semoga bermanfaat.

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 3 tulisan}
NB.
*) Yang dimaksud dengan syafa`at adalah: usaha perantaraan dalam memberikan suatu manfa’at bagi orang lain atau mengelakkan suatu mudharat bagi orang lain (dengan ijin Allah).

**) Surat Al Ikhlash selengkapnya (ayat 1 – 4) adalah sebagai berikut:

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞