بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Rabu, 05 Januari 2022

MENGAPA MESTI KELUAR DARI ISLAM? (III)


Assalamu’alaikum wr. wb.

Berikut ini kelanjutan dari artikel “Mengapa Mesti Keluar Dari Islam? (II)”:

Isa Al Masih Menyelamatkan, Bukan Membawa Agama

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa pernyataan tersebut adalah benar-benar sebuah kesalahan yang sangat fatal. Mengapa demikian?

Karena sesungguhnya hanya Allah-lah yang bisa menolak mudharat dan memberi manfaat. Dialah yang memiliki kerajaan, pemberian, pencegahan. Dialah yang memiliki segala perintah, Dialah pemilik segala ciptaan. Keputusannya pasti terlaksana, ketentuannya pasti terjadi. Tidak ada yang bisa menahan apa yang Dia berikan, tidak ada yang bisa memberikan apa yang Dia tahan, dan tidak ada yang bisa menolak apa yang Dia putuskan.

Dialah (Allah-lah) satu-satunya yang bisa melenyapkan setiap bencana dan menghilangkan setiap kesulitan. Dialah satu-satunya yang bisa menyelamatkan umat manusia. Para malaikat, para nabi, orang-orang shalih, para wali serta semua makhluk lainnya, tidak ada satupun yang bisa menolak mudharat dan mendatangkan manfaat!

قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَاْ إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿١٨٨﴾
“Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfa`atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (QS.Al-A’raaf. 188).

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ ﴿٣٨﴾
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri”. (QS. Az-Zumar. 38).

Tidak ada satupun agama yang dapat mengampuni dosa. Agama apapun tidak dapat menjamin pengikutnya masuk surga. Agama tidak lain dari usaha manusia untuk mengatur hidup para pengikutnya. Agama Kristen-pun tidak menyelamatkan.

Saudaraku,
Untuk bagian yang ini tidak perlu dibahas lagi karena sudah dibahas pada bagian sebelumnya dari atrikel ini, yang menyatakan bahwa Para malaikat, para nabi, orang-orang shalih, para wali serta semua makhluk lainnya (termasuk agama), tidak ada satupun yang bisa menolak mudharat dan mendatangkan manfaat/tidak ada satupun yang dapat mengampuni dosa/tidak ada satupun yang dapat menyelamatkan umat manusia. Karena hanya Allah-lah satu-satunya yang bisa melenyapkan setiap bencana dan menghilangkan setiap kesulitan. Dialah satu-satunya yang bisa menyelamatkan umat manusia. (Silahkan dibaca kembali uraian dalam artikel ini/persis di atas bahasan pada bagian ini).

Bukan agama baru yang dibutuhkan manusia yang terikat dalam kegelapan dosa, tetapi manusia membutuhkan seorang penyelamat. Dan untuk itulah Isa Al Masih datang ke dunia. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:15). Sebagaimana yang telah disaksikan oleh Nabi Yahya Pembaptis saat ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29)

Saudaraku,
Betul sekali, bahwa bukan agama baru yang dibutuhkan manusia yang terikat dalam kegelapan dosa. Mengapa demikian?

Saudaraku,
Al Qur’an telah menjelaskan bahwa Allah telah berjanji untuk menolong/menyelamatkan para rasul-Nya dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat nanti, yang artinya Allah akan menyelamatkan mereka semuanya dari api neraka.

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَــٰـدُ ﴿٥١﴾
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)”, (QS. Ghafir. 51).

Adalah mustahil bagi Allah untuk tidak menolong/tidak menyelamatkan para rasul-Nya serta orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan kemudian memasukkan mereka ke dalam api neraka, karena sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Maha Menepati Janji.

... وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ ...﴿١١١﴾
"... Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? ...” (QS. At Taubah. 111).

Dan Allah tidak akan pernah menyalahi janji-Nya, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Ar Ruum ayat 6:  

... لَا يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ ... ﴿٦﴾
"... Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, ...”. (QS. Ar Ruum. 6).

Sehingga dengan mudah dapat dipahami agar kita umat manusia bisa terhindar dari api neraka adalah dengan menjadi orang-orang yang beriman kepada-Nya, yaitu dengan memilih Islam sebagai agama kita.

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَــٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَـــٰسِرِينَ ﴿٨٥﴾
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali ‘Imraan. 85).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٠٢﴾
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali ’Imran. 102).

... وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَــٰـــئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَــٰــلُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُوْلَــٰــئِكَ أَصْحَــٰـبُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَــٰـلِدُونَ ﴿٢١٧﴾
”... Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah. 217).

Saudaraku,
Meskipun demikian, tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam.

لَآ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ... ﴿٢٥٦﴾
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); ...”. (QS. Al Baqarah: 256).

Karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

... قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَىِّ ... ﴿٢٥٦﴾
“... sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat ...”. (QS. Al Baqarah: 256).

Maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir. Jadi, tidak ada paksaan sedikitpun untuk memasuki/memeluk agama Islam (artinya keputusan sepenuhnya ada pada diri manusia sendiri).

... فَمَن شَاءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ... ﴿٢٩﴾
“... maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir ...". (QS. Al Kahfi. 29).

Untuk semua yang ingin tahu bagaimana agar bisa mendapatkan keselamatan dan hidup kekal? Mari ikut Isa Al Masih dan dengarkan seruan-Nya..!! Kata Isa kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. (Yohanes 14:6)

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa setiap kali seorang nabi wafat (atau dibunuh kaumnya), ajaran yang dibawanya dari waktu ke waktu selalu mengalami pelunturan, dari yang paling sederhana hingga yang paling parah. Seringkali para nabi dan orang shalih yang awalnya dihormati, kemudian malah dijadikan sesembahan selain Allah SWT.

Setiap kali ajaran nabi terdahulu mengalami penyimpangan berat, Allah mengutus nabi berikutnya untuk meluruskannya kembali. Dan begitu Allah telah mengutus nabi berikutnya, maka ajaran yang dibawa nabi sebelumnya yang sudah mengalami penyimpangan berat tersebut, tidak berlaku lagi. Semua kaum yang pernah diturunkan kepada mereka syariat (ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan) sebelumnya yang sudah mengalami penyimpangan berat tersebut, diwajibkan untuk meninggalkannya dan berpindah masuk ke dalam syariat terbaru.

Saudaraku,
Berhala-berhala di masa Nabi Nuh, tidak lain asalnya adalah dari patung-patung orang shalih di zamannya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, aqidah (keyakinan) umat Nabi Nuh sedikit demi sedikit mulai mengalami penyimpangan hingga akhirnya terjadi penyimpangan berat sampai menyembah patung-patung orang shalih tersebut.

قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا ﴿٢١﴾ وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا ﴿٢٢﴾ وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ ءَالـِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا ﴿٢٣﴾
(21) Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakai-ku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, (22) dan melakukan tipu-daya yang amat besar". (23) Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa`, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr". (QS. Nuh. 21 – 23)

Ibnu Abbas r.a. menjelaskan:

أَسْمَاءُ رِجَالٍ صَالِحِينَ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ ، فَلَمَّا هَلَكُوا أَوْحَى الشَّيْطَانُ إِلَى قَوْمِهِمْ أَنِ انْصِبُوا إِلَى مَجَالِسِهِمُ الَّتِى كَانُوا يَجْلِسُونَ أَنْصَابًا ، وَسَمُّوهَا بِأَسْمَائِهِمْ فَفَعَلُوا فَلَمْ تُعْبَدْ حَتَّى إِذَا هَلَكَ أُولَئِكَ وَتَنَسَّخَ الْعِلْمُ عُبِدَتْ. (رواه البخارى)
Mereka adalah nama-nama orang-orang soleh di kalangan kaumnya Nuh. Ketika mereka meninggal, setan membisikkan kaumnya untuk membuat prasasti di tempat-tempat peribadatan orang soleh itu. Dan memberi nama prasasti itu sesuai nama orang soleh tersebut. Merekapun melakukannya. Namun prasasti itu tidak disembah. Ketika generasi (pembuat prasasti) ini meninggal, dan pengetahuan tentang prasasti ini mulai kabur, akhirnya prasasti ini disembah. (HR. Bukhari).

Ketika Isa AS diangkat menjadi Nabi, pada awalnya belum ada orang yang menyatakan beliau sebagai Tuhan, khususnya dikalangan orang-orang yang setia kepada beliau (baca Al Qur’an surat Maryam ayat 30 serta surat Az Zukhruf ayat 59 di bawah ini).

Namun dengan seiring berjalannya waktu, aqidah umat Nabi Isa sedikit demi sedikit mulai mengalami penyimpangan hingga akhirnya terjadi penyimpangan berat sampai menjadikan beliau Tuhan atau Anak Tuhan (baca surat An Nisaa’ ayat 171, surat Maryam ayat 88 – 92 serta surat Al Maa-idah ayat 17 di bawah ini).

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ ءَاتَـــٰنِيَ الْكِتَـــٰبَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا ﴿٣٠﴾
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi”. (QS. Maryam. 30)

إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَـــٰـهُ مَثَلًا لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ ﴿٥٩﴾
“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya ni`mat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil”. (QS. Az Zukhruf. 59).

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُواْ فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُواْ عَلَى اللهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ فَئَامِنُواْ بِاللهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُواْ ثَلَاثَةٌ اِنتَهُواْ خَيْرًا لَّكُمْ إِنَّمَا اللهُ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَن يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَفَىٰ بِاللهِ وَكِيلًا ﴿١٧١﴾
”Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu*, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya** yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya***. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara”. (QS. An Nisaa’ ayat 171).

*)    Maksudnya: Janganlah kamu mengatakan Nabi ’Isa itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani.
**)   Maksudnya: Membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat ”kun” (jadilah) tanpa bapak, yaitu Nabi ’Isa AS.
***) Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَــــٰنُ وَلَدًا ﴿٨٨﴾ لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا ﴿٨٩﴾ تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ﴿٩٠﴾ أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَـــٰنِ وَلَدًا ﴿٩١﴾ وَمَا يَنبَغِي لِلرَّحْمَـــٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا ﴿٩٢﴾
(88) Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". (89) Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, (90) hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, (91) karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (92) Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. (QS. Maryam. 88 – 92).

لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَن يَمْلِكُ مِنَ اللهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَن يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَن فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٧﴾
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?" Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Maa-idah. 17).

Nah, jika masalah aqidah (keyakinan) yang paling esensial sampai mengalami deviasi yang parah, apatah lagi masalah detail teknis syar’iah, tentunya jauh mengalami penyimpangan luar biasa.

Saudaraku,
Al Qur’an banyak mengupas tentang adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut. Beberapa ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah surat An Nisaa’ ayat 171, surat Maryam ayat 88 – 92 serta surat Al Maa-idah ayat 17  di atas.

Nah, karena ajaran-ajaran umat terdahulu mengalami penyimpangan, maka hanya satu penjelasan yang bisa diterima, yaitu sumber dari keyakinan tersebut (yaitu kitab suci-nya) juga terdapat penyimpangan/kesalahan. Dan penyimpangan-penyimpangan/kesalahan-kesalahan ini tidak mungkin terjadi jika kitab suci - kitab suci terdahulu masih terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia.

Saudaraku,
Surat Al Maa-idah ayat 41 serta surat Ali ‘Imraan ayat 78 berikut ini memberi penjelasan tentang kitab suci - kitab suci terdahulu yang sudah tidak lagi terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُواْ ءَامَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُواْ سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ ءَاخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـٰذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُواْ وَمَن يُرِدِ اللهُ فِتْنَتَهُ فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللهِ شَيْئًا أُوْلَـٰــئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿٤١﴾
”Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka mengubah* perkataan-perkataan (firman Allah, yaitu Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”. (QS. Al Maa-idah. 41).

Perhatikan pada bagian tengah ayat 41 dalam surat Al Maa-idah di atas:

... يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ ... ﴿٤١﴾
“... mereka mengubah* perkataan-perkataan (firman Allah, yaitu Taurat) dari tempat-tempatnya. ...”. (QS. Al Maa-idah. 41 *) Maksudnya: mengubah arti kata-kata, tempat, atau menambah dan mengurangi.

وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٧٨﴾
“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui”. (QS. Ali ‘Imraan 78)

Saudaraku,
Berbeda dengan ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu yang dengan berjalannya waktu selalu mengalami penyimpangan dari yang paling sederhana hingga yang paling parah sehingga Allah mengutus nabi berikutnya untuk meluruskannya kembali, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. telah Allah jaga kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia hingga hari akhir nantinya karena Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dari seluruh nabi.

Tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga hari kiamat, karena Nabi Muhammad adalah penutup para nabi (Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir). Demikian penjelasan Allah dalam Al Qur’an surat Al Ahzaab ayat 40:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـــٰــكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا ﴿٤٠﴾
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al Ahzaab. 40).

Karena Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir, maka sudah tidak ada lagi kitab suci setelah kitab suci Al Qur'an hingga hari kiamat. Sedangkan yang dimaksud dengan kitab suci itu adalah sebuah kitab yang di dalamnya berisi firman-firman Allah yang diwahyukan hanya kepada para Nabi/Rasul-Nya saja. Artinya tidak ada seorangpun yang bisa menerima wahyu dari-Nya, kecuali para Nabi/Rasul-Nya.

Nah, karena sudah tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad hingga hari kiamat nanti (sebagaimana penjelasan Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 40 di atas), maka hal ini sekaligus juga menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan ke muka bumi ini hingga akhir zaman.

Saudaraku,
Berbeda dengan kitab suci – kitab suci terdahulu, Al Qur'an sebagai kitab suci terakhir, Allah yang berjanji untuk memeliharanya sehingga tetap terjaga kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia hingga hari akhir nantinya.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَـــٰــفِظُونَ ﴿٩﴾
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya*.” (QS. Al Hijr. 9).

*)  Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur’an untuk selama-lamanya.

Lebih dari itu, karena Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir, maka sudah tidak ada lagi nabi berikutnya yang diutus Allah untuk meluruskan/merevisi Al Qur’an karena Al Qur’an memang sudah dijaga oleh Allah sehingga mustahil akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sebagaimana kitab suci – kitab suci terdahulu*.

*)  Penjelasan lebih terperinci terkait hal ini sudah aku sampaikan dalam buku: “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits”, Jilid 1 pada sub-bab 1.3. halaman 10 – 16.

رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَـــــٰنِ أَنْ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ ﴿١٩٣﴾
”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seorang penyeru (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami maka ampunilah kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”. (QS. Ali ‘Imraan. 193).

... رَبَّنَا ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ﴿١٠٩﴾
"... Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi Rahmat. (QS. Al Mu’minuun. 109). Amin, ya rabbal ‘alamin!

PENJELASAN TAMBAHAN

Berikut ini aku sampaikan kutipan dari artikel di atas:

(QS. Ali ‘Imraan 3: 45): “Sebab Isa Al Masih adalah seorang terkemuka di dunia dan di akhirat. Dan Isa Al Masih adalah rahmat Allah juga tanda bagi manusia”.

Saudaraku,
Berikut ini aku kutibkan surat Ali ‘Imraan (surat ke 3) ayat 45 secara lengkap:

إِذْ قَالَتِ الْمَلَـــٰــئِكَةُ يَـــٰــمَرْيَمُ إِنَّ اللهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ ﴿٤٥﴾
(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih `Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (QS. Ali ‘Imraan. 45)

Saudaraku,
Terlihat sekali perubahan terjemahan yang mereka lakukan:

اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ diterjemahkan menjadi “Sebab Isa Al Masih”, padahal yang benar adalah:namanya Al Masih `Isa putera Maryam”

وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ diterjemahkan menjadi: “Dan Isa Al Masih adalah rahmat Allah”, padahal yang benar adalah: “dan (`Isa Al Masih) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”.

Sedangkan tambahan kalimat: “juga tanda bagi manusia”, jelas ini adalah kata-kata yang mereka tambahkan sendiri yang sama sekali tidak terdapat dalam surat Ali ‘Imraan ayat 45 di atas.

–––––––––– 

Saudaraku,
Lihatlah kebiasaan buruk mereka/yang terbiasa mengubah-ubah ayat-ayat Allah. Kali ini mereka mau coba terapkan pada Al Qur'an. Dan ternyata tipu muslihat mereka itu dengan mudah ketahuan.

Mengapa demikian?

Al Qur’an walaupun sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, namun tetap didampingi Al Qur'an dengan bahasa aslinya yaitu Bahasa Arab. Hal ini bisa kita buktikan, bahwa kemanapun kita pergi di seluruh permukaan bumi ini, pasti akan kita jumpai terjemahan Al Qur’an yang didampingi dengan Bahasa Arab. Jadi kita tidak akan menjumpai adanya satu kitab yang hanya berisi terjemahan Al Qur’an saja, tanpa disandingkan dengan Al Qur’an dalam bahasa aslinya yaitu Bahasa Arab.

Kondisi seperti ini jelas akan memudahkan umat Islam untuk mengecek apabila terjadi kesalahan dalam terjemahannya, karena dengan mudah bisa merujuk langsung ke dalam Al Qur’an asli yang berbahasa Arab sebagai standard.

Hal ini sangat berbeda dengan kitab suci mereka. (Sebuah kitab dari waktu ke waktu akan selalu mengalami perubahan, jika tidak ada lagi kitab berbahasa asli sebagai standard untuk mengecek apabila terjadi kesalahan dalam terjemahannya).

Wallahu Ta’ala a’lam,
Semoga bermanfaat.

{Tulisan ke-3 dari 3 tulisan}

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞