Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah telah mengingatkan kita, bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Allah akan menguji kita dengan keburukan dan kebaikan. Hingga akhirnya, kita semua akan dikembalikan kepada-Nya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an berikut ini: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35).
Saudaraku…,
Jika kita renungi lebih jauh lagi, sesungguhnya kepemilikan kita atas segala sesuatu selama kita hidup di dunia ini, ternyata hanyalah kepemilikan yang semu belaka. Bahkan, semua yang kita miliki tersebut, hakekatnya hanyalah titipan Allah semata. Karena ternyata pemilik yang sesungguhnya hanyalah Allah, termasuk jiwa dan raga kita sekalipun. “Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.” (QS. Maryam. 64). “Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu. (QS. An Nisaa’. 126). “Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran. 180).
Oleh karena itu, janganlah kita terlalu bergembira dengan apa saja yang telah berhasil kita raih / telah berhasil kita miliki. Apakah itu berupa harta kekayaan, jabatan, istri yang sholihah, dst.
Sebaliknya, kita juga jangan terlalu berduka cita terhadap segala sesuatu yang luput dari kita, apakah itu berupa kehilangan jabatan, pekerjaan, harta kekayaan, orang-orang yang kita cintai, dll., dst. Karena pada hakekatnya, semuanya itu hanyalah titipan Allah semata. Karena sesungguhnya Allah-lah pemilik seluruh alam semesta beserta isinya, termasuk jiwa dan raga kita. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an berikut ini: “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira* terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS. Al Hadiid. 23).
*) Yang dimaksud dengan terlalu gembira disini adalah gembira yang telah melampaui batas, yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan, dan lupa kepada Allah.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar