بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 06 Oktober 2009

MENYEBARKAN AL QUR’AN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya menyebarkan Al Qur’an itu sama saja dengan menyebarkan Islam, karena pokok-pokok ajaran Islam ada di dalamnya. Jika hal ini kita sampaikan kepada non-muslim, maka kita harus sangat berhati-hati. Karena sekalipun niat kita adalah baik, jika tidak berhati-hati, kita bisa saja terjebak dalam jeratan syaitan. Karena sesungguhnya syaitan akan selalu berupaya mendatangi kita dari segala arah, dalam upayanya untuk menyesatkan kita. Dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 16-17, diperoleh keterangan bahwa: “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”.

Saudaraku…,
Pada tahap awal sebaiknya kita sampaikan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Islam itu adalah agama yang sempurna, dimana semua problematika kehidupan ini telah diatur di dalamnya. “(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran”. (QS. Ibrahim. 52).

Karena Islam adalah agama yang sempurna (dimana semua problematika kehidupan ini telah diatur di dalamnya), maka kita dapat dengan mudah menjelaskan semua problematika kehidupan ini dengan menunjukkan rujukannya dalam kitab suci Al Qur’an serta Al Hadits. Sedangkan penggunaan logika hanyalah sebagai penjelasan tambahan saja, bukan rujukan utama. Karena pada dasarnya pengetahuan manusia itu sangatlah terbatas. “... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Dengan kata lain, jika seseorang lebih sering menggunakan logikanya sendiri untuk menjelaskan semua problematika kehidupan ini tanpa bisa menunjukkan rujukannya dalam kitab suci dari agama yang dianutnya (karena begitu banyak problematika kehidupan yang tidak diatur / tidak ada tuntunan / tidak ada penjelasan di dalam kitab sucinya), maka sesungguhnya hal ini benar-benar merupakan penjelasan yang sangat lemah, karena pada dasarnya pengetahuan manusia itu sangatlah terbatas. “... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Saudaraku…,
Sebaiknya kita juga sampaikan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Islam itu adalah agama yang sangat toleran terhadap agama lain. “Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al Kaafiruun: 6). Tidak ada paksaan untuk memasuki / memeluk agama Islam, karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. (QS. Al Baqarah: 256). Dari sini, nampaklah bahwa Islam bukanlah agama yang provokatif, yang secara membabi buta melakukan intervensi kepada pemeluk agama lain dengan berbagai cara agar mereka mau berpindah keyakinan ke dalam agama Islam.

Saudaraku…,
Kita juga mesti berhati-hati, jangan sampai kita menyinggung perasaan mereka, apalagi sampai melakukan penghinaan terhadap sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah. Karena hal ini dapat berdampak buruk. Disamping dapat membuat mereka tidak bersimpati kepada agama Islam, hal ini juga dapat memicu mereka untuk menyerang Islam, bahkan mereka dapat memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” (QS. Al An’aam: 108).

Saudaraku…,
Satu hal yang harus kita ingat, bahwa ternyata mereka juga memandang baik / memandang indah terhadap perbuatan-perbuatan mereka. “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan)”. (QS. An Naml. 4). “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. Al An’aam: 108). Jadi, akan lebih baik jika kita berupaya untuk menghindari kata-kata yang secara vulgar menjelek-jelekkan perbuatan / peribadatan mereka.

Saudaraku…,
Dengan menyampaikan ayat-ayat yang menggambarkan bahwa Islam itu adalah agama yang sempurna, juga agama yang sangat toleran / menghormati agama lain*, diharapkan mereka dapat tertarik untuk mempelajari Al Qur’an (mempelajari Islam) lebih jauh lagi / lebih mendalam lagi. {* Sikap toleran bukan berarti kita boleh menyokong / ikut dalam peribadatan mereka}.

Saudaraku…,
Ada satu lagi yang ingin aku sampaikan. Dalam upaya menyebarkan Al Qur’an kepada non-muslim, kita tidak harus mentargetkan bahwa kita harus sukses membawa mereka untuk tertarik mempelajari Al Qur’an lebih mendalam hingga akhirnya dapat memeluk agama Islam. Bukankah kewajiban kita hanyalah menyampaikan ayat-ayat Allah? “Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS. Ali ‘Imran: 20).

Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan penjelasan Allah dalam surat Al An’aam ayat 162: “Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al An’aam. 162). Jadi, sebaiknya apapun yang kita lakukan, termasuk dalam upaya menyebarkan Al Qur’an kepada non-muslim, kita harus niatkan semuanya ini hanya karena Allah semata.

Saudaraku…,
Jika kita sudah berusaha secara maksimal, maka apapun hasilnya, semuanya itu sudah menjadi urusan Allah. Karena hak Allah-lah untuk memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jika seseorang diberi petunjuk oleh-Nya, niscaya dia akan memilih jalan yang lurus (Islam). Demikianlah penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 142: Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.”.

Saudaraku…,
Sementara hanya itu yang dapat aku sampaikan. Mohon maaf, jika apa yang aku sampaikan tersebut masih sangat jauh dari kesempurnaan. Sekali lagi, aku mohon maaf atas segala keterbatasanku.

Semoga bermanfaat.

Minggu, 04 Oktober 2009

KETIKA DO’A-DO’A KITA DIKABULKAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Mungkin, cukup banyak diantara kita yang merasa bahwa tingkat keimanan kita benar-benar berada pada puncaknya ketika do’a-do’a kita telah dikabulkan oleh Allah SWT.

Padahal, ketika do’a-do’a kita dikabulkan Allah (terutama yang bersifat duniawi), hal ini belum tentu berdampak positif buat kita. Contoh nyata: ketika keinginan Tsa’labah untuk menjadi kaya dikabulkan, ternyata kekayaan itu justru telah menjerumuskannya ke dalam murka Illahi.

Hal ini berbeda dengan do’a yang berkaitan dengan ukhrowi. Misal: seseorang berdo’a ingin mati syahid. Jika do’anya dikabulkan Allah, maka pasti akan berdampak positif.

"Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya“. (QS. An Nisaa’. 69). *) Yang dimaksud dengan para shiddiiqiin ialah orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasulullah, dan inilah orang-orang yang dianugerahi ni`mat sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur’an surat Al Faatihah ayat 7.

Demikian juga ketika seseorang berdo’a ingin menjadi orang yang sholeh/sholihah. “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh**, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya“. (QS. Al Baqarah. 82). **) Yang dimaksud dengan amal saleh adalah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh Agama Islam, baik yang berhubungan dengan ibadah atau tidak.

Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang berdo’a ingin dimasukkan ke dalam golongan kanan. ”Yaitu golongan kanan***. Alangkah mulianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 8). ***) Yang dimaksud dengan golongan kanan adalah orang-orang yang menerima buku-buku catatan amal mereka dengan tangan kanan.

”Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 27). “maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan”. (QS. Al Waaqi’ah. 91). “Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”. (QS. Al Balad. 18).

Semoga bermanfaat!

Sabtu, 03 Oktober 2009

SABAR KEPADA ORANG TUA (II)

SABAR KEPADA ORANG TUA (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Menghadapi ayah yang sudah cukup sepuh dan mengalami kepikunan, tentunya tetap harus disikapi dengan penuh kesabaran serta jangan sampai mengeluh. Yakinlah (meski sangat berat untuk menjalaninya), bahwa jika bisa menghadapi cobaan ini dengan penuh kesabaran, pasti pada akhirnya nanti akan berbuah kebahagiaan. Bukankah hal ini justru sebagai pertanda bahwa Allah hendak memberikan kebaikan / nikmat / kekuatan / kemudahan / rezeki kepada kita??? Untuk lebih jelasnya, ada baiknya jika saudaraku membaca tulisan yang berjudul “PANTASKAH KITA MENGELUH?”. Jika berkenan, mohon klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/08/pantaskah-kita-mengeluh.html . Semoga bermanfaat...! Mohon maaf, jika kurang berkenan.

Tentang kekawatiran kalau bapak tidak ada temannya kemudian karena kelelahan sampai jatuh maka akan mengakibatkan hal-hal yang tentunya lebih mengkhawatirkan, insya Allah ada solusinya. Ada baiknya jika diupayakan untuk dicarikan seseorang yang diberi tugas khusus untuk menjaga ayah tercinta. Untuk itu, Saudaraku beserta saudara-saudara kandung yang lain bisa iuran, menyisihkan sebagian pendapatan untuk membayar orang tersebut.

Saudaraku…,
Menghadapi kesulitan yang tiada tara ini, ada baiknya jika saudaraku juga membaca tulisan yang berjudul “ADAKAH KESEMPATAN UNTUK TIDAK BERSYUKUR?”. Jika berkenan, mohon klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/09/adakah-kesempatan-untuk-tidak-bersyukur.html . Mohon maaf, jika kurang berkenan…!

Salam ukhuwah! Semoga sukses menggapai ridho Illahi.
Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.

Semoga bermanfaat.

{Tulisan ke-2 dari 2 tulisan}

Jumat, 02 Oktober 2009

SABAR KEPADA ORANG TUA (I)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saudaraku…,
Ada satu masalah yang sedang saya alami atau keluarga besar kami barang kali panjenengan dapat memberikan pencerahan hati kepada kami sekeluarga.

Ayah saya yang sudah cukup sepuh saat ini sudah mengalami penyakit ketuaan berupa kepikunan yang kadang kami yang lebih muda ini kadang-kadang kurang sabar menghadapinya. Sebagai contoh beliau seharian penginnya diluar rumah terus menerus walaupun keadaan fisiknya sudah tidak nyaman lagi, sehingga beliau sering mengucapkan rasa kantuknya. Namun apabila beliau diajak ke tempat tidurnya sering tidak mau masuk, baru sampai pintu masuk kamar sudah mengajak keluar dan duduk diluar rumah lagi, ini berulang kali sehingga kadang-kadang fisik beliau sangat payah sekali, tetapi sekali lagi akan terulang seperti itu keluar masuk keluar masuk. Saya yang muda kadang-kadang merasa kasihan kepada beliau. Kekawatiran saya kalau bapak saya tidak ada temannya kemudian karena kelelahan sampai jatuh maka akan mengakibatkan hal-hal yang tentunya lebih mengkhawatirkan.

Bahkan kejadian keluar masuk kamar tidak hanya pada siang hari bahkan bisa hampir sehari semalaman. Untuk mengurangi hal tersebut, maka kalau beliau sudah kelihatan payah kemudian agak kami paksa agar masuk ke kamarnya dan agar beliau bisa istirahat kami kunci kamarnya. Pada awalnya beliau akan teriak-teriak tapi hanya sebentar kemudian akan duduk dikamarnya dan akhirnya tertidur. Sebagai anak saya memang merasa bersalah, tetapi menurut kami ini salah satu jalan yang bisa kami lakukan agar ayah saya istirahat. Demikianlah pikiran-pikiran yang saya alami akhir-akhir ini semenjak ayah saya mengalami sakit kepikunan, kira-kira sejak bulan Januari 2009. Mohon sumbang sarannya agar saya sebagai yang muda bisa menerima kanyataan dan bisa bersabar menghadapi cobaan ini.

Wassalam,
Dari teman sejawat.

-----

SABAR KEPADA ORANG TUA (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Begitu banyak ayat-ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak, dimana perintah tersebut beriringan dengan perintah untuk beribadah/menyembah serta bersyukur hanya kepada-Nya. Hal ini menunjukkan, betapa berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak itu benar-benar menduduki tempat yang sangat tinggi.

Bahkan dalam sebuah kajian, Prof. Quraisy Syihab memberi penjelasan bahwa selain kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad SAW), berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak itu benar-benar menduduki tempat tertinggi, melebihi semua yang lain.

Saudaraku…,
Tentunya hal ini juga mengisyaratkan kepada kita semua, betapa jasa-jasa orang tua kita adalah tidak ternilai. Bahkan karena teramat tingginya jasa-jasa orang tua kita, rasanya tidak mungkin bagi kita untuk bisa membalasnya dengan cara apapun dan sampai kapanpun.
Lalu bagaimanakah jika orang tua kita telah mendzolimi kita, seperti kasus dimana seorang ibu membuang anaknya, seorang bapak menipu anaknya atau kasus lain yang mengakibatkan seorang anak dizalimi oleh kedua orang tuanya? Bagaimana sikap kita terhadap orang tua yang bertindak seperti itu???.

Saudaraku…,
Mungkin dua tulisan berikut ini (yang berjudul “BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK. I” dan “BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK. II”) dapat menjawab permasalahan tersebut. Jika berkenan, mohon klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/berbakti-kepada-ibu-dan-bapak-i.html . Mohon juga klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/berbakti-kepada-ibu-dan-bapak-ii.html .

Semoga bermanfaat.
{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan}

Kamis, 01 Oktober 2009

MENUTUP AURAT

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Pada saat ini telah kita saksikan bersama, betapa banyak diantara mereka yang berlomba-lomba untuk mengumbar auratnya. Mereka berpakaian, tetapi sesungguhnya tidaklah berpakaian (telanjang). Karena tujuan utama berpakaian yang benar adalah untuk menutup segenap aurat, bukan malah sebaliknya. Dan tanpa mereka sadari, hal ini justru telah merendahkan martabat mereka sendiri. Padahal seandainya mereka mau berpakaian yang benar, yaitu dengan menutup segenap auratnya, maka mereka akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. Mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak akan diganggu.

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya* ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. (QS. Al Ahzab. 59). *) Yang dimaksud dengan jilbab adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS. An Nuur. 31).

“Hai anak Adam**, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa*** itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”. (QS. Al A’raaf. 26). **) Maksudnya ialah umat manusia. ***) Maksudnya ialah selalu bertakwa kepada Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan takwa ialah memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, tidak cukup diartikan dengan takut saja.

“Tidak ada dosa atas isteri-isteri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan yang beriman dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu (hai isteri-isteri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al Ahzab. 55).

“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian**** mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. An Nuur. 60). ****) Maksudnya ialah pakaian luar yang kalau dibuka tiada menampakkan aurat.


Dari Khalid bin Duraik: Aisyah berkata: “Suatu hari Asma’ binti Abu Bakar menemui Rasulullah dengan mengenakan pakaian yang tipis. Beliau berpaling darinya dan berkata: Wahai Asma’, jika seseorang sudah pernah haid, tidak boleh ada anggotanya yang terlihat kecuali ini dan ini. Beliau sambil menunjuk wajah dan kedua telapak tangan”. (HR. Abu Daud).

Semoga bermanfaat!

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞