بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 06 Oktober 2011

SIKAP SEORANG HAMBA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Seorang sahabat (dosen Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya / ITS) telah membuat pernyataan sebagai berikut: “Dari pagi sampai petang, kebanyakan manusia menyuruh Tuhan untuk menerima amal ibadahnya, memaksa Tuhan untuk berdagang dengannya karena Ia seolah butuh amal ibadahnya, bahkan menganggap Tuhan sebagai asisten pribadinya yang harus mengabulkan doa-doanya”.

-----

Semuanya itu sangat tergantung dari cara pandangnya, wahai saudaraku...!!!

Jika seorang hamba menyuruh Tuhannya untuk menerima amal ibadahnya atau mengharuskan Tuhannya untuk mengabulkan doa-doanya, maka tanpa dia sadari dia telah memposisikan dirinya sebagai tuan dan memposisikan Tuhannya sebagai "asisten pribadinya" sebagaimana yang saudaraku sampaikan. (Na’udzubillahi mindzalika!).

Namun jika seorang hamba menyadari akan kelemahan dirinya (sebagai makhluk yang tidak mempunyai kemampuan apapun dihadapan Allah) serta menyadari bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, sehingga karenanya dia merasa sangat memerlukan pertolongan dan ampunan dari-Nya, tentunya ini adalah sikap yang sangat mulia. Dan memang demikianlah seharusnya sikap seorang hamba kepada Tuhannya. (Wallahu a'lam).

Saudaraku...,
Dalam Al Qur'an surat Al A'raaf ayat 55 – 56 dan surat Al Mu’min ayat 60 serta surat Al A'raaf ayat 128, diperoleh penjelasan (yang artinya) sebagai berikut:

"Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS. Al A'raaf. 55).

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al A'raaf. 56).

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku* akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al Mu’min. 60). *) Yang dimaksud dengan “menyembah-Ku” di sini adalah “berdo’a kepada-Ku”.

“Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al A’raaf. 128).

Sedangkan dalam Al Qur'an surat Al Ikhlash ayat 1 – 4, diperoleh penjelasan (yang artinya) sebagai berikut:
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan.

Semoga bermanfaat!

Senin, 03 Oktober 2011

MENGHADAPI SERBUAN KEMAKSIATAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat (single parent) telah bertanya: “Mohon saran. Anak-anak bersekolah di SD dan SMP Islam Fullday & pondok pesantren. Dalam waktu dekat, saya harus pindah rumah ke kota lain mendekati kantor. Jadi anak-anak juga harus pindah sekolah. Sebenarnya saya ingin anak-anak tetap sekolah di lingkungan yang islami, tapi biayanya mahal. Bagaimana solusinya?”

-----

Keputusan Ibu untuk menyekolahkan anak-anak di SD & SMP Islam Fullday & pondok pesantren adalah keputusan yang sangat tepat, mengingat realita yang sedang kita hadapi saat ini, dimana begitu banyak terdapat perusak akhlak berbanding dengan sangat sedikitnya proses pembangunan akhlak. Sehingga tidak mengherankan jika dimana-mana dapat dengan mudahnya kita temui para pemuda/pemudi kita yang bergaul dengan bebasnya. Sungguh..., suatu kenyataan yang sangat menyedihkan.

Beberapa waktu yang lalu, saya baca di Harian Surya (terbit di Surabaya), terdapat berita dimana warga Tulung Agung (sebuah kabupaten di bagian selatan Propinsi Jawa Timur) digegerkan oleh video tentang adegan layaknya suami istri yang diperankan oleh dua anak yang masih sangat belia. Yang perempuan bernama AR 14 th, siswa kelas 2 sebuah sekolah setingkat SLTP. Sedangkan pelaku laki-lakinya bernama PR 14 th, juga siswa kelas 2 sebuah SMP Negeri di Kec. Kauman, Tulung Agung. (Na’udzubillahi mindzalika!).

Keduanya melakukannya di balik pohon besar di sebuah hutan di Tulung Agung. Secara kebetulan ada pencari rumput yang secara tak sengaja mendengarkan adanya suara yang mencurigakan. Secara diam-diam, pencari rumput tersebut merekamnya dengan menggunakan ponsel, kemudian rekamannya beredar di kalangan warga di wilayah Kecamatan Kauman.

Sedangkan pergaulan di tingkat mahasiswa, juga tak kalah memprihatinkan. Kebetulan saya adalah seorang dosen. Saya banyak mengamati perkembangan pergaulan mereka. Dan biasanya, saya selipkan dakwah pada saat mengajar di kelas (meskipun saya adalah dosen Fakultas Teknik). Saya hanya berupaya untuk mengimbangi serbuan kemaksiatan di kalangan generasi muda kita dengan menyebarkan kebaikan kepada mereka, semampu saya.

Saudaraku...,
Melihat serbuan kemaksiatan yang luar biasa tersebut, hal ini benar-benar sangat membahayakan anak-anak / remaja kita. Oleh karena itu, akan lebih baik jika mereka dibekali pendidikan agama yang cukup.

Disamping itu, jangan biarkan mereka punya waktu luang yang banyak. Hal ini hanya akan memperbesar peluang mereka untuk bersentuhan dengan pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Akan lebih baik jika waktunya banyak diisi dengan berbagai kegiatan positif, khususnya yang terkait dengan proses pembangunan akhlak.

Jika dalam waktu dekat Ibu harus pindah rumah ke kota lain untuk mendekati kantor, sebaiknya tetap diupayakan agar mereka tetap disekolahkan di lingkungan yang islami*. Jika ternyata di kota yang baru biaya sekolah di lingkungan yang Islami mahal, mungkin ada baiknya jika anak-anak tetap bersekolah di sekolah yang lama, apalagi di sekolah yang lama juga sudah ada pondok pesantrennya. Sebagai jalan tengahnya, Ibu bisa menjenguknya tiap minggu sekali atau tiap dua minggu sekali / sebulan sekali. Memang, sebagai orang tua, kita harus sedikit berkorban demi masa depan mereka yang lebih baik.

“Dan berdo`alah: "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat." (QS. Al Mu’minuun. 29).

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (QS. Ali ‘Imran. 53).

Amin…,
Ya rabbal ‘alamin!

Demikian penjelasan yang bisa saya berikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Selamat berjuang, Bu...!!! Do’aku menyertai perjuangan Ibu.

Mungkin tautan di berikut ini, ada baiknya juga untuk di baca (jika berkenan membacanya, bisa klik di sini:
http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/06/ternyata-merusak-itu-lebih-mudah.html )

Semoga bermanfaat.

Wassalam,
Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.

NB.
*) Sebenarnya bersekolah di sekolah-sekolah umum juga tak masalah, selama bisa diupayakan untuk membekali mereka dengan tambahan pendidikan agama yang cukup di luar jam sekolah. Hal ini sebagai upaya untuk menghadapi serbuan kemaksiatan yang luar biasa, yang sangat membahayakan anak-anak / remaja kita. Disamping itu, hal ini juga sebagai upaya agar mereka tidak punya waktu luang yang banyak. Karena hal ini hanya akan memperbesar peluang mereka untuk bersentuhan dengan pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Akan lebih baik jika waktunya banyak diisi dengan berbagai kegiatan positif, khususnya yang terkait dengan proses pembangunan akhlak.

Sabtu, 01 Oktober 2011

TERNYATA SEMUANYA AKAN LENYAP!

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (QS. Ali ‘Imran. 14).

Saudaraku…,
Ingatlah bahwa semua yang ada di sisi kita, yaitu harta yang saat ini dalam genggaman kita, jabatan yang saat ini ada di tangan kita, juga orang-orang yang kita cintai (ibu bapak kita, saudara-saudara kita, istri kita, dst.), sesungguhnya semuanya itu pada akhirnya akan lenyap. Ibarat air hujan yang turun dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan yang ada di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering dan lenyap diterbangkan oleh angin. Begitulah gambaran kehidupan dunia, dimana pada akhirnya semuanya akan lenyap. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

”Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An Nahl. 96). ”Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Kahfi. 45).

Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, jika kita mengetahui. ”Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (QS. Al ’Ankabuut. 64).

Semoga bermanfaat!

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞