بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 05 Mei 2016

BERBAHAGIALAH ORANG YANG SENANG MENDENGAR NASEHAT AGAMA



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Pada suatu saat ketika sedang di sebuah mall dan berada di depan gedung bioskop (biasanya berada di lantai atas), aku menyaksikan ada satu keluarga (orang tua beserta anak-anaknya) serta beberapa orang lainnya yang tergopoh-gopoh berlari untuk segera memasuki ruangan gedung bioskop karena film telah diputar sekitar 5 menit sebelumnya.

Karena penasaran, kucoba untuk melihat film apa gerangan yang sedang diputar saat itu. Dari jadwal film yang diputar serta poster yang ada di lingkungan gedung bioskop, aku ketahui bahwa ternyata yang sedang diputar adalah sebuah film fiksi impor yang proses pembuatannya melibatkan teknologi canggih sehingga dipastikan akan sangat menghibur bagi para penontonnya.

Saudaraku,
Hal yang sangat kontras terjadi pada sisi lain. Yaitu ketika diperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an di hadapan kita, maka dengan mudah kita bisa saksikan betapa banyak diantara kita yang tidak sedikitpun tergerak keinginannya untuk menyambutnya dengan baik.

Demikian juga halnya ketika ada ‘alim/‘ulama', ustadz maupun saudara kita yang lain, yang memberikan kajian/mengajak kita untuk memaknai Al Qur’an (dengan membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan pesan-pesan moral dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari). Betapa banyak diantara kita yang mengabaikan/meninggalkan kajian tersebut begitu saja (bahkan ada yang justru membencinya), meskipun disampaikan secara gratis.

Padahal itu semua adalah hidangan spesial dari Allah SWT. bagi hamba-hamba-Nya yang Allah hidangkan (yang Allah sampaikan) melalui ‘alim/‘ulama', ustadz maupun saudara kita yang lain tersebut.

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ ﴿٧٧﴾ فِي كِتَابٍ مَّكْنُونٍ ﴿٧٨﴾ لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ ﴿٧٩﴾ تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ الْعَـــٰـلَمِينَ ﴿٨٠﴾ أَفَبِهَــٰـذَا الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
(77). sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, (78). pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), (79). tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (80). Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (81). Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?, (QS. Al Waaqi’ah. 77 – 81).

Saudaraku,
Melihat fenomena di atas, dimana begitu banyak orang yang dengan senang hati mengeluarkan sejumlah uang, mengorbankan waktu dan tenaga hanya untuk mendapatkan sesuatu yang tidak banyak manfaatnya (bahkan bisa mendatangkan kemudharatan jika yang ditonton adalah film-film yang didalamnya dipertontonkan beraneka kemaksiatan), sementara hal sebaliknya terjadi ketika disajikan hidangan spesial dari Allah SWT. bagi hamba-hamba-Nya, maka berbahagialah bagi siapa saja yang tergerak hatinya untuk menyambut dengan baik hidangan dari Allah tersebut.

KH. Abdullah Gymnastiar: “Berbahagialah bagi orang yang dibukakan hatinya untuk senang pada agama Allah karena itu adalah salah satu ciri mulianya kedudukan seseorang disisi Allah”. (Nopember 2002).


Saudaraku,
Berbahagialah bagi siapa saja yang senang mendengar nasehat agama, karena mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk.

وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّــــٰـغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللهِ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ فَبَشِّرْ عِبَادِ ﴿١٧﴾
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku”, (QS. Az Zumar. 17).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):  (Dan orang-orang yang menjauhi thaghut) yakni berhala-berhala (yaitu tidak menyembahnya dan kembali) menghadap (kepada Allah, bagi mereka berita gembira) yaitu mendapatkan surga (sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku).

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُوْلَــٰــئِكَ الَّذِينَ هَدَىـٰـهُمُ اللهُ وَأُوْلَـــٰــئِكَ هُمْ أُوْلُوا الْأَلْبَــــٰبِ ﴿١٨﴾
“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (QS. Az Zumar. 18).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):  (Yaitu, orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya) mengikuti sesuatu yang mengandung kemaslahatan bagi mereka. (Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal) yang mempunyai pikiran.

Semoga bermanfaat.

Selasa, 03 Mei 2016

TERGESA-GESA DALAM BERIBADAH (II)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Tergesa-gesa adalah kondisi psikologis seseorang yang secara emosional ingin cepat-cepat melakukan/menyelesaikan sesuatu, sehingga orang yang tergesa-gesa itu biasanya tidak bisa mengontrol emosi dan pikirannya. Dua peristiwa berikut ini adalah contoh akibat dari sikap tergesa-gesa tersebut:

PASURUAN – Insiden kecelakaan beruntun terjadi di jalan raya Sukorejo, Pasuruan, tepatnya di depan Masjid Mukhlashin atau dekat Pos Lantas Sukorejo, Sabtu (25/7/2015). Kecelakaan Pasuruan itu dipicu oleh pengemudi Suzuki Ertiga yang tergesa-gesa memacu kendaraannya. (http://jogja.solopos.com/baca/2015/07/25/kecelakaan-pasuruan-sopir-tergesa-gesa-ertiga-hantam-espass-627193)

Diduga karena tergesa-gesa hendak berangkat ke sekolah dan takut terlambat, dua orang pelajar yang mengendarai sepeda motor menabrak truk yang hendak belok. Akibatnya, seorang pelajar tewas sementara lainnya mengalami luka parah dan kini kritis. Kecelakaan ini terjadi di depan SPBU jalur pantura Rejosari Brangsong Rabu (13/11) pagi. Kedua pelajar yang berboncengan sepeda motor beat H 4558 JU yang melaju dari arah barat menabrak truk box H 1792 BS yang keluar dari SPBU.

Saudaraku,
Peristiwa seperti di atas akan terus dan terus terjadi, karena manusia memang dijadikan bertabiat tergesa-gesa.

وَيَدْعُ الْإِنسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنسَـــٰنُ عَجُولًا ﴿١١﴾
“Dan manusia mendo`a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo`a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa”. (QS. Al Israa’. 11).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Dan manusia mendoa untuk kejahatan) terhadap dirinya dan keluarganya jika ia menggerutu (sebagaimana ia mendoa) sebagaimana ia berdoa untuk dirinya sendiri (untuk kebaikan. Dan adalah manusia) yang dimaksud adalah jenisnya (bersifat tergesa-gesa) di dalam mendoakan dirinya tanpa memikirkan lebih lanjut akan akibatnya”.

Saudaraku,
Karena orang yang tergesa-gesa itu biasanya tidak bisa mengontrol emosi dan pikirannya, maka tidak mengherankan jika mudharatnya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Dua contoh kasus di atas, telah memberi gambaran yang sangat jelas akan hal ini.

Hadits berikut ini juga menggambarkan betapa besar dampak yang harus ditanggung oleh orang yang beribadah, namun tergesa-gesa untuk mendapatkan balasannya di dunia ini (yaitu demi mendapatkan pujian dari orang lain/karena riya’, dll), sehingga rusaklah amalannya (artinya dia tidak akan beroleh apapun dari amalan yang dia lakukan). Seharusnya dia bisa lebih bersabar dengan menundanya untuk mendapat pahala di akhirat nanti, agar amalannya tidak sia-sia.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَفِينَا الْأَعْرَابِيُّ وَالْأَعْجَمِيُّ فَقَالَ اقْرَءُوا فَكُلٌّ حَسَنٌ وَسَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يُقِيمُونَهُ كَمَا يُقَامُ الْقِدْحُ يَتَعَجَّلُونَهُ وَلَا يَتَأَجَّلُونَهُ. (رواه ابو داود)
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah datang kepada kami, sedangkan kami membaca Al Qur'an, di antara kami ada orang buta huruf dan orang asing (non Arab). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Bacalah, bacaan masing-masing (dari kalian) itu baik (semoga mendapat pahala). Akan datang beberapa kaum, mereka (membacanya) dengan lurus (benar), sebagaimana anak panah diluruskan, namun mereka tergesa-gesa mendapatkan balasannya di dunia (karena membacanya demi popularitas, riya' dan lain-lain), dan mereka tidak menundanya (untuk mendapat pahala di akhirat nanti)”. (HR. Abu Daud no. 830).

Saudaraku,
Mengapa dampak yang harus ditanggung oleh seseorang begitu besar, sebagaimana penjelasan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud di atas? Hal ini bisa dipahami dengan mudah karena tergesa-gesa itu adalah perbuatan setan, sedangkan setan itu benar-benar musuh yang nyata bagi kita. Mereka itu hanya menyuruh kita berbuat jahat dan keji dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kita ketahui. Oleh karenanya, janganlah kita mengikuti langkah-langkah mereka.

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اَللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللهِ صلى الله عليه وسلم  اَلْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ . أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَسَنٌ
Dari Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan”. Riwayat Tirmidzi. Dia berkata bahwa hadits tersebut hasan.

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿١٦٩﴾
“Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al Baqarah. 169).

... وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾
“... dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah. 208).

وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَـــٰنُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٦٢﴾
“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Az Zukhruf. 62).

Saudaraku,
Demikian nyata akibat dari sikap tergesa-gesa tersebut, maka wajib atas kita untuk tetap tenang dalam berbagai hal (terutama dalam beribadah), karena kebaikan itu bukan dengan tergesa-gesa.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ، عَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ، فَإِنَّ الْبِرَّ لَيْسَ باِلْإيِضَاعِ
“Wahai sekalian umat manusia, wajib atas kalian untuk tenang karena kebaikan itu bukan dengan tergesa-gesa.” (HR. al-Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu).

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ بَزِيعٍ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ قُرَّةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَشَجِّ عَبْدِ الْقَيْسِ إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ. (رواه الترمذى)
Muhammad bin Abdullah bin Bazi' menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Mufaddhal menceritakan kepada kami, dari Qurrah bin Khalid, dari Abu Jamrah dari Ibnu Abbas: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Asyaj Abdul Qais, "Sesungguhnya dalam dirimu ada dua hal yang Allah sukai: (1) sabar dan (2) pelan-pelan". (HR. At-Tirmidzi no. 2011).

Saudaraku,
Dalam semua ibadah, termasuk dalam membaca Al Qur’an, kita tidak boleh tergesa-gesa.

فَتَعَـــٰــلَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا ﴿١١٤﴾
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (QS. Thaahaa. 114).

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ ﴿١٦﴾ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿١٧﴾ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿١٨﴾ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ ﴿١٩﴾
(16). “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai)-nya”. (17). “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”. (18). “Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”. (19). “Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya”. (QS. Al Qiyamah. 16 – 19).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
16.  (Janganlah kamu gerakkan untuk membacanya) membaca Alquran, sebelum malaikat Jibril selesai daripadanya (lisanmu karena hendak cepat-cepat menguasainya) karena kamu merasa khawatir bacaannya tidak dapat kamu kuasai.
17.  (Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya) di dadamu, maksudnya membuat kamu dapat menghafalnya (dan bacaannya) yakni membuatmu pandai membacanya; atau membuat mudah dibaca olehmu.
18.  (Apabila Kami telah selesai membacakannya) kepada kamu melalui bacaan malaikat Jibril (maka ikutilah bacaannya itu) artinya, dengarlah dengan seksama bacaan Jibril kepadamu terlebih dahulu. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah itu mendengarkannya terlebih dahulu dengan seksama, kemudian membacanya.
19.  (Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya) dengan memberikan pemahaman mengenainya kepadamu. Kaitan atau hubungan korelasi antara ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya ialah bahwasanya ayat-ayat sebelumnya itu mengandung makna berpaling dari ayat-ayat Allah. Sedangkan pada ayat ini terkandung pengertian bersegera menguasai ayat-ayat Allah dengan cara menghafalnya.

Saudaraku,
Saat mendatangi shalat berjama’ah, kita juga tidak boleh tergesa-gesa. Datangilah shalat berjama’ah dengan tenang. Apa yang kita dapatkan dari shalat berjama’ah tersebut, maka ikutilah. Dan apa yang kita tertinggal, maka sempurnakanlah.

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ يَحْيَى عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ جَلَبَةَ رِجَالٍ فَلَمَّا صَلَّى قَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ فَلَا تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا. (رواه البخارى)
“Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata, telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya dari 'Abdullah bin Abu Qatadah dari Bapaknya ia berkata, Ketika kami shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar suara gaduh orang-orang. Maka setelah selesai, beliau bertanya: Ada apa dengan kalian? Mereka menjawab, Kami tergesa-gesa mendatangi shalat. Beliau pun bersabda: Janganlah kalian berbuat seperti itu. Jika kalian mendatangi shalat maka datanglah dengan tenang, apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah”. (HR. Bukhari no. 599).

Saudaraku,
Dalam berdo’a, kita juga tidak boleh tergesa-gesa.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ فَيَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي. (رواه ابو داود)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan dikabulkan (doa) seseorang dari kamu selama dia tidak tergesa-gesa, yaitu berkata, Aku telah berdoa, tapi juga belum dikabulkan bagiku”. (HR. Abu Daud no. 1484).

Yang dimaksudkan dengan tergesa-desa di sini adalah, ketika seseorang telah berdo’a dan berdo’a, namun kemudian dia berkata: “Aku telah berdoa, aku telah berdoa, tetapi mengapa aku tidak melihat tanda-tanda do’aku dikabulkan? Sehingga dia lelah dalam berdo’a dan akhirnya meninggalkan do’anya tersebut.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِي هَانِئٍ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ أَبِي عَلِيٍّ الْجَنْبِيِّ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى فَقَالَ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدْ اللهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ قَالَ ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ اللهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ. (رواه الترمذى)
Qutaibah menceritakan kepada kami, Risydin bin Sa'ad menceritakan kepada kami, dari Abu Hani' Al Khaulani, dari Abu Ali Al Janbi, dari Fadhalah bin Ubaid, ia berkata: Ketika Rasulullah sedang duduk, tiba-tiba seorang lelaki masuk, lalu shalat dan berdo'a, "Ya Allah, ampunilah aku dan kasihanilah aku." Rasulullah kemudian bersabda, "Engkau tergesa-gesa wahai mushalli (orang yang shalat). Apabila engkau shalat kemudian duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya. Bacalah shalawat atasku, lalu berdo'alah!" Selepas itu, seorang lelaki yang lain shalat, memuji Allah, dan membaca shalawat kepada Nabi. Maka Nabi pun bersabda, "Wahai mushalli, berdo'alah (engkau kepada Allah). niscaya (do'amu) akan dikabulkan”. (HR. At-Tirmidzi no. 3476).

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan" Haiwah bin Syuraih meriwayatkan hadits ini dan Abu Hani Al Khaulani. Nama Abu Hanf adalah Humaid bin Hani'. Nama Abu Ali Al Jani adalah Amr bin Malik.

Saudaraku,
Demikianlah, kita tidak boleh tergesa-gesa. Tetaplah tenang dalam berbagai hal (terutama dalam beribadah), karena kebaikan itu bukan dengan tergesa-gesa.

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Yang dimaksud dengan udzur syar'i, yaitu udzur (alasan) yang dibenarkan agama (artinya ada dalil yang mendasarinya).

Minggu, 01 Mei 2016

TERGESA-GESA DALAM BERIBADAH (I)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa ketika seseorang melaksanakan shalat dengan tergesa-gesa padahal tidak ada udzur syar'i*, sesungguhnya hal ini merupakan indikasi bahwa Allah memang tidak mau berlama-lama dengannya.

Contoh: seseorang telah melaksanakan shalat dengan tergesa-gesa seperti dikejar-kejar binatang buas, kemudian segera beranjak pergi meninggalkan tempat shalatnya tanpa berdo’a terlebih dahulu. Setelah itu, ternyata yang dia lakukan hanyalah menonton siaran langsung pertandingan sepak bola di televisi, membaca koran, mengobrol tak tentu arah, dan sejenisnya.

Kecuali jika pada saat shalat, dia mendengar ada suara ledakan dari arah dapur. Dalam kondisi seperti ini, tentu sangat wajar jika dia mempercepat shalatnya (dengan tanpa meninggalkan rukun-rukun shalatnya) kemudian setelah selesai shalat tanpa berdo’a terlebih dahulu, langsung beranjak ke dapur dengan tujuan agar bisa secepatnya mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Saudaraku,
Ketahuilah pula bahwa ketika seseorang selalu bangun kesiangan sehingga selalu terlambat saat hendak melakukan shalat subuh padahal tidak ada udzur syar'i, sesungguhnya hal ini juga merupakan indikasi bahwa Allah memang tidak mau bertemu dengannya.

Contoh: seseorang selalu bangun kesiangan sehingga selalu terlambat saat hendak melakukan shalat subuh, padahal tidak ada kesibukan apapun yang menjadikan sebab dia bangun kesiangan. Kecuali jika dia baru melakukan perjalanan jauh nan melelahkan, kemudian tiba di rumah sudah lewat tengah malam. Sampai di rumah, dia langsung merebahkan diri di tempat tidur dengan tubuh yang lelah. Tahu-tahu dia bangun kesiangan. Dalam kondisi seperti ini, dia boleh melaksanakan shalat subuh segera setelah dia bangun tidur.

Saudaraku,
Ketahuilah pula bahwa ketika seseorang berat untuk bersedekah padahal tidak ada udzur syar'i, sesungguhnya hal ini juga merupakan indikasi bahwa Allah memang tidak berkenan dengan sedekahnya.

Contoh: seseorang merasa berat untuk bersedekah padahal dalam kesehariannya, dia adalah orang yang hidupnya bergelimang harta. Kecuali jika dia adalah orang yang dalam hidupnya sangat kekurangan, bahkan untuk mencukupi kebutuhan hidup minimum saja tak mampu. Dalam kondisi seperti ini, tentu sangat wajar jika dia tidak bersedekah. Bahkan dia lebih layak untuk menerima sedekah dari pihak lain. Demikian seterusnya.

Saudaraku,
Mengapa Allah tidak mau berlama-lama dengan seseorang, mengapa Allah tidak mau bertemu dengan seseorang, dan mengapa pula Allah tidak berkenan dengan sedekah seseorang? Jawabnya adalah karena Allah adalah Maha Baik dan Dia tidak mau menerima, kecuali yang baik saja.

Dengan demikian, ketika seseorang melaksanakan shalat dengan tergesa-gesa padahal tidak ada udzur syar'i, hal ini juga merupakan indikasi bahwa hatinya kotor oleh berbagai kemaksiatan yang telah dia lakukan, sehingga Allah tidak mau berlama-lama dengannya.

Demikian pula halnya ketika seseorang selalu bangun kesiangan sehingga selalu terlambat saat hendak melakukan shalat subuh padahal tidak ada udzur syar'i. Hal seperti ini juga merupakan indikasi bahwa hatinya kotor oleh berbagai kemaksiatan yang telah dia lakukan, sehingga Allah tidak mau bertemu dengannya.

Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang berat untuk bersedekah padahal tidak ada udzur syar'i. Hal seperti ini juga merupakan indikasi bahwa makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram serta dicukupi dari yang haram, sehingga Allah tidak berkenan dengan sedekahnya. Demikian seterusnya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَٰلِكَ؟ (رواه مسلم)
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada para Rasul. Allah ta’ala berfirman: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mu’minuun: 51). Dan Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu...” (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata,”Ya Rabb... ya Rabb…”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan do’anya?” (HR. Muslim).

Lalu bagaimana solusinya ketika situasi seperti uraian di atas menimpa seseorang (ketika seseorang mengalami situasi seperti uraian di atas)?

Saudaraku,
Dalam kondisi seperti ini, maka yang bersangkutan harus bersegera datang kepada Allah untuk bertaubat kepadanya. Dia harus kembali kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya. Dan dia juga harus mengikuti dengan sebaik-baiknya apa yang telah diturunkan Allah sebelum datang azab dari-Nya dengan tiba-tiba.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿٥٣﴾
”Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus-asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Az Zumar. 53).

وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ﴿٥٤﴾
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. Az Zumar. 54).

وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ ﴿٥٥﴾
Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, (QS. Az Zumar. 55).

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Yang dimaksud dengan udzur syar'i, yaitu udzur (alasan) yang dibenarkan agama (artinya ada dalil yang mendasarinya).

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞