بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 24 Juli 2008

SELAMAT ULANG TAHUN, WAHAI SAUDARAKU…!

Hari ini, Kamis 24 Juli 2008.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tidak terasa, satu tahun telah berlalu.
Tidak terasa maut semakin dekat menjemput kita.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita,
sehingga kelak kita dapat mengakhiri hidup ini,
dengan husnul khotimah.

Selamat ulang tahun, wahai Saudaraku…!
Semoga kesuksesan selalu menyertai langkahmu!

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35).

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. Ali ‘Imran. 9).

"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS. Al Kahfi. 10). Amin…!

Sabtu, 19 Juli 2008

MUSAFIR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW. memegang bahuku lalu bersabda:

كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْعَابِرُسَبِيْلٍ (رواه البخارى)
“Jadilah kamu di dunia ini bagaikan orang gharib (orang asing) atau orang yang hanya lalu dijalanan”. (HR. Bukhari).

Saudaraku…,
Ambillah dunia ini sesuai dengan hajat kebutuhan kita. Janganlah kita sampai rakus dan tamak terhadapnya, hingga berusaha mendapatkan/mengumpulkannya dengan berbagai cara. Demikian juga halnya dalam mencari pekerjaan, janganlah diantara kita mencarinya (pekerjaan) dengan cara-cara yang tidak fair (melakukan KKN, dll). Ingatlah wahai saudaraku, bahwa barangsiapa yang mengambil lebih dari hajat kebutuhannya, berarti dia telah mengambil sesuatu yang membinasakannya dengan tidak merasa. Na’udzubillahi mindzalika!

مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ ﴿٢٠﴾
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”. (QS. Asy Syuura. 20).

Addailamy meriwayatkan: “Tinggalkanlah dunia ini pada ahlinya. Sebab barangsiapa yang mengambil lebih dari hajat kebutuhannya, berarti mengambil sesuatu yang membinasakannya dengan tidak merasa”.

Saudaraku…,
Semoga kisah berikut ini (diambil dari buku: “Irsyadul ‘Ibad Ila Sabilirrasyad”) dapat menambah pemahaman kita akan hakekat kehidupan dunia ini, sehingga hal ini dapat menjadikan kita untuk lebih berhati-hati daripadanya. Amin!

Allaits meriwayatkan dari Jarir berkata:
Seseorang datang kepada Nabi Isa a. s. dan berkata: “ Saya ingin bersahabat dan selalu bersamamu”. Maka berjalanlah keduanya di tepi sungai dan makanlah mereka berdua tiga potong roti, Nabi Isa a. s. satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong.

Kemudian Nabi Isa a. s. pergi minum ke sungai dan kembali, roti yang sepotong itu tidak ada lalu ditanyakan kepada orang itu: “Siapakah yang mengambil sepotong roti?”. Jawab orang itu: “Tidak tahu”.

Maka berjalanlah keduanya. Tiba-tiba (mereka) melihat rusa dengan kedua anaknya. Maka dipanggil satu anak rusa itu lalu disembelih lalu dibakar kemudian dimakan berdua. Lalu Nabi Isa a. s. menyuruh anak rusa yang telah dimakan itu supaya hidup kembali, maka hiduplah dengan izin Allah. Lalu Nabi Isa a. s. bertanya: “Demi Allah yang memperlihatkan kepadamu bukti kekuasaan-Nya itu, siapakah yang mengambil sepotong roti itu?”. Jawab orang itu: “Tidak tahu”.

Kemudian berjalan terus hingga sampai ke tepi sungai. Lalu Nabi Isa a. s. memegang tangan orang itu dan mengajaknya berjalan di atas air hingga sampai di seberang, lalu ditanya: “Demi Allah yang memperlihatkan kepadamu bukti ini, siapakah yang mengambil sepotong roti itu?”. Jawab orang itu: “Tidak tahu”.

Kemudian ketika berada di hutan dan duduk berdua, Nabi Isa a. s. mengambil tanah atau kerikil, lalu diperintah: “Jadilah emas dengan seizin Allah”, maka menjadi emas lalu dibagi tiga. Nabi Isa a. s. berkata: “Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga. Dan yang sepertiga ini untuk orang yang mengambil roti”. Maka ia jawab: “Akulah yang mengambil roti itu!”. Nabi Isa a. s. berkata: “Maka ambillah semua untukmu!”. Lalu berpisah keduanya.

Kemudian orang itu didatangi oleh dua orang (yang) akan merampok harta orang itu dan (akan) membunuhnya. Lalu ia berkata: “Lebih baik kami bagi tiga saja”. Maka setuju ketiganya. Lalu menyuruh seorang (di antara mereka) untuk pergi ke pasar berbelanja makanan.

Maka timbul perasaan orang yang berbelanja itu: “Untuk apa kita membagi uang (emas). Lebih baik makanan ini saya isi racun, supaya keduanya mati dan aku ambil semua harta ini”. Lalu diracunnya makanan itu. Sedang kedua orang yang tinggal itu berkata: “Untuk apa kami membagi harta ini. Lebih baik jika ia datang, kami bunuh, lalu harta ini kami bagi berdua”.

Maka ketika datang orang yang berbelanja, segera dibunuh oleh keduanya. Lalu hartanya dibagi dua. Kemudian keduanya makan dari makanan yang beracun itu. Maka matilah keduanya. Dan tinggallah uang (emas) itu di hutan, sedang mereka bertiga mati di sekitar uang itu.

Kemudian ketika Nabi Isa a. s. berjalan di hutan dan menemukan (melihat) hal itu, berkata kepada sahabat-sahabatnya: “Inilah contoh dunia. Maka berhati-hatilah kamu daripadanya”.

-----

Saudaraku…,
Jika kita melihat kisah di atas, maka dapat disimpulkan, betapa ‘dahsyatnya’ tipu daya syaitan itu. Betapa banyak di antara kita yang terlena, sehingga tanpa kita sadari, kita telah terpedaya oleh kehidupan dunia ini. Dan pada akhirnya, kehancuranlah yang kita dapatkan. Dalam Al Qur’an surat An Nisaa’ diperoleh keterangan, bahwa:

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٨٢﴾
“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Shaad. 82).

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٨٣﴾
“kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Shaad. 83).

Maka, berhati-hatilah wahai saudaraku!

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللهِ الْغَرُورُ ﴿٥﴾ إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿٦﴾
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Faathir. 5 – 6).

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ﴿٨﴾
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali ‘Imran. 8).

Ya, Tuhan kami...

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
”Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6 – 7). Amin, ya rabbal ‘alamin!

Semoga bermanfaat!

Selasa, 08 Juli 2008

SHOLAT MEMBENTUK AKHLAK MANUSIA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Sesungguhnya, Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al ‘Ankabuut ayat 45: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al ‘Ankabuut. 45).

Pada ayat tersebut, dengan tegas Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Yang dimaksud dengan munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Sedangkan kebalikannya adalah ma’ruf, yaitu segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah.

Hal ini sejalan dengan penjelasan Al Qur’an dalam beberapa ayat berikut ini, yang menunjukkan bahwa sesungguhnya shalat adalah sebagai pendekatan diri kepada Allah:

”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaahaa. 14).

”Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (QS. Al Baqarah. 45 - 46).

”Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”. (QS. Al Hijr. 98 - 99).

Saudaraku…,
Bagaimana mungkin, seseorang yang mendirikan sholat (sebagai pendekatan diri kepada Allah) sedangkan pada saat yang bersamaan sekaligus juga melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar (melakukan segala perbuatan yang menjauhkannya dari pada-Nya)? Jika memang demikian, maka pasti ada yang tidak beres dengan sholatnya. Pasti yang bersangkutan hanya melaksanakan sholat sebagai rutinitas saja, yang tentu saja tidak bermakna sama sekali. Dan yang bersangkutan pasti juga tidak pernah merasakan lezatnya beribadah.

Saudaraku…,
Jika seseorang benar dalam sholatnya, maka dia akan dapat merasakan kedekatan dirinya kepada Allah. Dia juga dapat merasakan lezatnya beribadah melebihi segala kenikmatan duniawi, sehingga tidak akan pernah hinggap sedikitpun dalam pikirannya niatan untuk berbuat keji dan mungkar, karena hal ini hanya akan menjauhkan dirinya dari pada-Nya (wallahu a'lam).

”Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya”. (QS. Al Ma’aarij. 19 – 27).

-----

Saudaraku…,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah mempersulit urusan kita, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Kahfi berikut ini: ”Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami". (QS. Al Kahfi. 88).

Sedangkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 239 diperoleh keterangan sebagai berikut: ”Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. (QS. Al Baqarah. 239).

Dari keterangan tersebut di atas, jelaslah bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah mempersulit urusan kita. Karena sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

”Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. AL Baqarah. 32).

Semoga bermanfaat!

Senin, 07 Juli 2008

PERBUATAN MAKSIAT

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Ketika seseorang mulai mencoba-coba untuk melakukan suatu perbuatan maksiat, biasanya pada awalnya akan terjadi pertarungan antara perasaan bersalah / berdosa dengan perasaan senang / puas karena telah memperoleh kegembiraan / kesenangan / kebahagiaan selama / setelah melakukan perbuatan maksiat tersebut.

Namun, jika hal ini diulang dan terus diulang kembali, maka perasaan bersalah / berdosa tersebut berangsur-angsur dapat berkurang dan pada akhirnya bisa menghilang. Hingga yang tersisa tinggallah perasaan senang / puas saja. Dan pada akhirnya, tanpa dia sadari, dia bisa saja malah memandang baik perbuatan maksiat tersebut.

Saudaraku…,
Pada saat yang sama, biasanya hal sebaliknya dapat terjadi. Yaitu ketika seseorang sudah mulai tidak merasakan nikmatnya beribadah / melaksanakan kebaikan. Seolah ibadah itu hanya menambah beban saja, hingga akhirnya dia mulai mencoba-coba untuk meninggalkannya. Pada awalnya (biasanya) akan terjadi pertarungan antara perasaan bersalah / berdosa karena telah mulai berani meninggalkannya dengan perasaan lega karena telah terbebas dari beban yang dirasa terus membelenggunya.

Namun, jika hal ini terus diulang, maka perasaan bersalah / berdosa tersebut berangsur-angsur dapat berkurang dan pada akhirnya bisa menghilang. Hingga pada akhirnya, dia telah terbiasa (tanpa beban) untuk meninggalkannya.

Saudaraku…,
Kita tidak perlu heran jika hal ini semua bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja. Karena syaitan senantiasa mencari kesempatan untuk menyesatkan kita, sehingga kita malah memandang baik segala perbuatan maksiat yang telah kita lakukan. “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Al Hijr. 39).

Di sisi lain, syaitan juga senantiasa berusaha untuk mempengaruhi kita sedemikian rupa sehingga kita menjadi malas untuk ta’at beribadah sebagai tanda rasa syukur kita kepada-Nya. “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at).” (QS. Al A’raaf. 16-17). Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku...,
Demikian dahsyatnya goda'an syaitan laknatullah, sehingga hanya hamba-hamba Allah yang mukhlis saja yang bisa selamat darinya!

"kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". ( QS. Al Hijr. 40). *) Yang dimaksud dengan "mukhlis" adalah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.

Semoga bermanfaat!

Minggu, 06 Juli 2008

DATANG UNTUK PERGI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Di bumi ini kita dilahirkan. Di bumi ini kita menjalani kehidupan seperti saat ini, untuk kemudian di bumi ini pula kita akan mati dan meninggalkannya untuk selama-lamanya hingga pada saatnya nanti, dari bumi ini pula kita akan dibangkitkan. “Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan”. (QS. Al A’raaf. 25).

Saudaraku…,
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. An Nahl. 70).

Saudaraku…,
Begitulah gambaran kehidupan yang telah dan akan kita lalui. Seolah-olah, di bumi ini kita datang hanya untuk pergi. Pergi selama-lamanya untuk kemudian mempertanggungjawabkan kepada-Nya terhadap segala yang telah kita perbuat selama kita menjalani kehidupan di bumi ini. “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”. (QS. At Takaatsur. 8).

Lalu..., berapa tahunkah lamanya kita akan tinggal di bumi ini?".

Saudaraku…,
Jika kita merenungi kembali masa-masa yang telah kita lalui, maka sampailah pada satu kesimpulan, bahwa ternyata kita tinggal di bumi ini dalam waktu yang teramat singkat. Demikian singkatnya kita tinggal di bumi ini, hingga serasa hanya sehari atau setengah hari saja. Yah..., kita tidak tinggal di bumi ini, melainkan hanya sebentar saja. “Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?". Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung". Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui**)". (QS. Al Mu’minuun. 112-114). **) Maksudnya ialah: mereka hendaknya harus mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanyalah sebentar saja. Sebab itu, mereka seharusnya janganlah hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja.

Saudaraku…,
Sekali lagi, begitulah gambaran kehidupan yang telah dan akan kita lalui. Demikian singkatnya kita tinggal di bumi ini, hingga akhirnya – dengan izin Allah – ajal menjemput kita. “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”. (QS. Ali ‘Imran. 145).

Saudaraku…,
Sesungguhnya: ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali ‘Imran. 185).

Saudaraku…,
Sesungguhnya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (QS. Al ‘Ankabuut. 57). ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35).

Saudaraku…,
”Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”. (QS. Az Zumar. 30). ”Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati”. (QS. Al Mu’minuun. 15).

Semoga bermanfaat.

Sabtu, 05 Juli 2008

PADA AKHIRNYA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Masih terbayang dalam ingatan kita, masa-masa ketika kita masih SMA dahulu. Masa ketika hari-hari indah kita lalui bersama. Masa ketika hari-hari kita lalui dengan penuh canda dan tawa. Masa ketika kita tidak pernah dan tidak perlu memikirkan problematika kehidupan yang teramat kompleks ini, karena itu adalah urusan orang tua kita.

Begitu indah masa-masa ketika kita masih SMA dahulu. Teramat banyak kenangan yang terukir di sana, sehingga rasanya tidak cukup untuk sekedar menuliskannya kembali dalam tulisan ini.

Kini, setelah sekian tahun masa-masa indah itu kita tinggalkan, ternyata begitu banyak hal/peristiwa yang (mungkin) tidak pernah kita sangka sebelumnya. Setelah sekian lama tidak saling bertemu muka, ternyata kita baru menyadari bahwa ada diantara kita yang hidup bertetangga, juga ada yang bekerja di tempat yang sama. Bahkan tidak sedikit yang pada akhirnya hidup serumah, membina rumah tangga bersama dengan sesama teman SMA.

Saudaraku…,
Ternyata hidup ini penuh misteri. Yang dahulu semasa SMA saling membenci, tidak tahunya malah menjadi suami istri. Yang dahulu sangat berkuasa, sekarang malah menjadi bawahan. Demikian seterusnya, setelah sekian lama tidak berjumpa, ternyata banyak hal yang tidak terduga. Namun yang pasti, tiap-tiap kita akan mati dan pada akhirnya, kita semua akan dikembalikan kepada-Nya.

Yah..., tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Allah akan menguji kita dengan keburukan dan kebaikan. Hingga akhirnya, kita semua akan dikembalikan kepada-Nya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an berikut ini: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35).

Saudaraku…,
Di manapun kita berada, apapun posisi dan kondisi kita saat ini, yang pasti, pada akhirnya nanti kita semua akan dikumpulkan oleh Allah SWT untuk menerima pembalasan pada hari yang tidak ada keraguan padanya. Demikianlah janji Allah, dan sesungguhnya Allah tidaklah menyalahi janji. “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah. 148).

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. Ali ‘Imran. 9).

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan-(nya) daripada Allah”. (QS. An Nisaa’. 87).

Saudaraku…,
Demikianlah janji Allah yang akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia akan memberi keputusan diantara kita dengan benar. “Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui". (QS. Saba’. 26).

Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah tidaklah pernah menyalahi janji. Oleh karena itu, sangat merugilah apabila kita mendustakan pertemuan itu. “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (QS. Yunus. 45). Na’udzubillahi mindzalika! Semoga kita senantiasa mendapat petunjuk dari-Nya. Amin!

Semoga bermanfaat!

Jumat, 04 Juli 2008

PADA SAAT ITU

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya tiap-tiap yang berjiwa (termasuk kita) pasti akan merasakan mati. Kemudian sesudah maut menjemput kita, maka kepada Allah-lah kita kembali, dimana kita harus mempertanggung-jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (QS. Al ‘Ankabuut. 57).

“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”. (QS. Az Zumar. 30). ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35). “Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati”. (QS. Al Mu’minuun. 15).

Saudaraku…,
Terbayangkah oleh kita, betapa dahsyatnya dan betapa mencekamnya, saat-saat ketika maut datang menjemput kita? “Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS. Muhammad. 27). “Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)**, kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” (QS. Al Qiyaamah. 28 – 30). **) Maksudnya: karena hebatnya penderitaan saat mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat.

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al An’aam. 93).

Saudaraku…,
“Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”. (QS. As Sajdah. 11). “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”. (QS. Qaaf. 19).

Saudaraku…,
Sudahkah kita setiap saat bekerja keras mempersiapkan bekal untuk menghadapinya? Atau kita merasa bahwa kita akan hidup untuk selama-lamanya? Seolah maut tidak akan pernah menyapa kita? Dan semua perbuatan kita tidak akan pernah dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya sesudah maut menjemput kita? Na’udzubillahi mindzalika!

-----

"... Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (QS. Al A’raaf. 126).

Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. Ali ‘Imran. 193).

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. Ali ‘Imran. 193).

Amin, ya rabbal 'alamin!


Semoga bermanfaat.

Kamis, 03 Juli 2008

PADA HARI ITU

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Pada hari itu, bintang-bintang dihapuskan, langit dibelah, dan gunung-gunung yang kokoh dihancurkan sehancur-hancurnya (menjadi debu), sehingga menjadi datar sama sekali, tidak ada sedikitpun tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. Pada hari itu, dikumpulkan seluruh manusia, dan tidak tertinggalkan seorangpun dari mereka.

“Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan, dan apabila langit telah dibelah, dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu”, (QS. Al Mursalaat. 8 - 10). “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka”. (QS. Al Kahfi. 47).

”Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru* dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. Pada hari itu tidak berguna syafa`at, kecuali (syafa`at)** orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya”. (QS. Thaahaa. 105-109). Yang dimaksud dengan penyeru*) di sini ialah malaikat yang memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan syafa`at**) ialah: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfa’at bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain.

Saudaraku…,
Pada hari itu, semua orang ketakutan. Dan kengerianpun begitu mencekam. “Maka apabila mata terbelalak (ketakutan)”, (QS. Al Qiyaamah. 7).

Saudaraku…,
Pada hari itu, amat berat huru-haranya bagi semua makhluk, baik yang di langit maupun yang di bumi. ”Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS. Al A’raaf. 187).

Saudaraku…,
Pada hari itu, terjadi kegoncangan yang teramat dahsyat. ”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras”. (QS. Al Hajj. 1 - 2).

Saudaraku…,
Pada hari itu, orang akan merasa bahwa hidup di dunia ini adalah sebentar saja, karena hebatnya suasana hari itu. ”Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari”. (QS. An Naazi’aat. 46). Maksudnya ialah: Karena hebatnya suasana hari berbangkit itu, mereka merasa bahwa hidup di dunia ini adalah sebentar saja.

Saudaraku…,
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku." (QS. Al An’aam. 15).

”Dan pada hari terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosa terdiam berputus asa”. (QS. Ar Ruum. 12).
              
”Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)-nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk”). (QS. Huud. 103).
               
Oleh karena itu, jagalah dirimu dari `azab hari kiamat, yang pada hari itu seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan begitu pula tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
                
”Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong”. (QS. Al Baqarah. 48).

“Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: "Kemana tempat lari?" Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali”. (QS. Al Qiyaamah. 7 - 12).

-----

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”. (QS. Ali ‘Imran. 9).

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." (QS. Ali ‘Imran. 194).

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibrahim. 41).

Semoga bermanfaat.

Rabu, 02 Juli 2008

HARI BERBANGKIT

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah-lah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan, maka Allah menghalau awan itu ke suatu negeri yang mati. Lalu Allah menghidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah gambaran hari berbangkit itu. Mudah-mudahan kita dapat mengambil pelajaran darinya. “Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu”. (QS. Faathir. 9). “... dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan”. (QS. Qaaf. 11).

“Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya”. (QS. Nuh. 18). “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran”. (QS. Al A’raaf. 57).

“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ar Ruum. 50).

Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit menurut kadar yang diperlukan. Lalu Allah hidupkan dengan air itu negeri yang mati. Seperti itulah nantinya kita akan dikeluarkan dari dalam kubur. “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”. (QS. Az Zukhruf. 11).

Saudaraku…,
Jika sudah demikian, tentunya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membenarkan hari berbangkit itu. “Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?”. (QS. Al Waaqi’ah. 57).

Saudaraku…,
Pada saatnya nanti, ketika kita melihat hari berbangkit itu, kita akan merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia ini melainkan hanya sebentar saja. Demikian singkatnya kita tinggal di dunia ini, hingga serasa hanya di waktu sore atau pagi hari saja. “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari”. (QS. An Naazi’aat. 46).

Semoga bermanfaat.

Selasa, 01 Juli 2008

SENDIRI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa pada hari itu, tiap-tiap diri kita akan datang menghadap kepada-Nya dengan sendiri-sendiri. “Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”. (QS. Maryam. 95).

Pada hari itu, tiada seorangpun yang mampu menolong dan membela kita. Pada hari itu, tidak ada seorangpun yang peduli dengan urusan kita, sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, atau sahabat kita. Karena masing-masing sudah teramat sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. “(Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan)”. (QS. An Nahl. 111).

“Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at** dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong”. (QS. Al Baqarah. 48). Yang dimaksud dengan syafa`at**) ialah: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfa’at bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain.

Saudaraku…,
Pada hari itu, tiap-tiap diri kita akan menjadi saksi atas diri kita sendiri. Pada hari itu, ditutup tiap-tiap mulut kita. Sedangkan lidah, tangan dan kaki kita akan menjadi saksi terhadap apa saja yang telah kita kerjakan selama masa hidup kita di dunia ini. “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri”, (QS. Al Qiyaamah. 14).

Maksud dari ayat tersebut ialah: bahwa anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan, seperti tersebut dalam Al Qur’an surat An Nuur berikut ini: “Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. An Nuur. 24).

Juga tersebut dalam Al Qur’an surat Yaasiin ayat 65: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. (QS. Yaasiin. 65).

Saudaraku…,
Di samping lidah, tangan dan kaki kita akan menjadi saksi terhadap apa saja yang telah kita kerjakan selama masa hidup kita di dunia ini, ternyata selama kita hidup di dunia ini, ada malaikat-malaikat yang selalu mengikuti kita secara bergiliran, di muka dan di belakang kita. Mereka menjaga kita atas perintah Allah. “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah”. (QS. Ar Ra’d. 11).

Saudaraku…,
Terbayanglah sekarang. Bahwa pada hari itu, kita benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, selain menerima saja semua balasan yang diperuntukkan bagi kita, sedangkan kita tidaklah dianiaya (dirugikan) sedikitpun.

Jika kita berbuat baik, sesungguhnya kita telah berbuat baik bagi diri kita sendiri dan jika kita berbuat jahat maka sesungguhnya kejahatan itu adalah bagi diri kita sendiri. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”, (QS. Al Israa’. 7).

“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Israa’. 15).

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya)”. (QS. Fushshilat. 46).

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan”. (QS. Al Jaatsiyah. 15).

Saudaraku…,
Pada hari itu, ternyata syaitan lepas tangan terhadap semua tipu daya yang telah dilakukannya. Sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an surat Ibrahim berikut ini: Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. Ibrahim. 22).

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku". (QS. Al Qashash. 16).

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS. Al A’raaf. 23). Amin!

Semoga bermanfaat!

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞