بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Sabtu, 05 Maret 2016

PERTARUNGAN YANG TIDAK SEIMBANG (II)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Dari tulisan sebelumnya yang berjudul: “Pertarungan Yang Tidak Seimbang (I)”, diperoleh penjelasan bahwa karena Iblis telah memandang bahwa yang menjadikannya terusir dari surga dan menjadi hina adalah karena kehadiran Nabi Adam AS, maka Iblispun telah bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam AS beserta keturunannya (umat manusia) semuanya. Iblis akan melakukan apapun dalam upayanya untuk menjerumuskan umat manusia ke dalam jurang kehinaan. Iblis dan balatentaranya akan menjadikan umat manusia memandang baik perbuatan ma`siat di muka bumi. Mereka juga akan mengepung umat manusia dari segala arah. Bahkan mereka bisa mengalir dalam tubuh Bani Adam sebagaimana mengalirnya darah di urat nadi.

Dan ketahuilah, bahwa segala upaya yang dilakukan Iblis dan balatentaranya terhadap kita umat manusia tersebut, tidak lain dan tidak bukan, kecuali karena mereka akan mengajak orang-orang yang mengikutinya untuk menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Na’udzubillahi mindzalika!

إِنَّ الشَّيْطَـــٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَـــٰبِ السَّعِيرِ ﴿٦﴾
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS. Faathir. 6).

Oleh karenanya, janganlah sekali-kali kita menjadikan mereka (Iblis dan balatentaranya) sebagai pemimpin-pemimpin kita, karena sesungguhnya Allah telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

اِتَّبِعُواْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ ﴿٣﴾
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)”. (QS. Al A’raaf. 3).

... إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَـــٰـطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٢٧﴾
“... Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al A’raaf. 27).

Dan ketahuilah pula, bahwa sesungguhnya mereka itu benar-benar musuh yang nyata bagi kita, mereka itu hanya menyuruh kita berbuat jahat dan keji dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kita ketahui. Oleh karenanya, janganlah kita mengikuti langkah-langkah mereka.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَــٰــلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَـــٰنِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿١٦٨﴾
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah. 168).

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿١٦٩﴾
“Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al Baqarah. 169).

... وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾
“... dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah. 208).

وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَـــٰنُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٦٢﴾
“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Az Zukhruf. 62).

Semoga bermanfaat.

{Tulisan ke-2 dari 2 tulisan}

Kamis, 03 Maret 2016

PERTARUNGAN YANG TIDAK SEIMBANG (I)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Berawal dari penciptaan Nabi Adam AS kemudian Allah perintahkan penduduk surga untuk bersujud kepada Nabi Adam AS, maka merekapun (para malaikat) bersujud kecuali Iblis.

وَلَقَدْ خَلَقْنَـــٰـكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَــــٰـكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلآئِكَةِ اسْجُدُواْ لِآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ السَّـــٰجِدِينَ ﴿١١﴾
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah* kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud*. (QS. Al A’raaf. 11).

Saudaraku,
Yang membuat/yang menghalangi Iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam AS adalah karena Iblis merasa lebih baik daripada Nabi Adam AS, dimana Allah telah menciptakan dia dari api sedangkan Nabi Adam AS Allah ciptakan dari tanah.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ﴿١٢﴾
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud* (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al A’raaf. 12).

Akibat dari kesombongannya tersebut, maka Iblispun diusir Allah dari surga dan hal ini telah menjadikannya termasuk golongan orang-orang yang hina.

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّـــٰــغِرِينَ ﴿١٣﴾
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (QS. Al A’raaf. 13).

Saudaraku,
Karena Iblis telah memandang bahwa yang menjadikannya terusir dari surga dan menjadi hina adalah karena kehadiran Nabi Adam AS, maka Iblispun telah bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam AS beserta keturunannya semuanya. Untuk itu (agar Iblis berkesempatan menggoda Nabi Adam AS beserta anak cucunya), maka Iblispun telah memohon kepada Allah agar diperkenankan untuk hidup terus hingga hari kiamat, dan Allahpun telah mengabulkannya.

قَالَ أَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤﴾ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُــنظَرِينَ ﴿١٥﴾ قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَــــٰــنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَـــٰـكِرِينَ ﴿١٧﴾ قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْؤُومًا مَّدْحُورًا لَّمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَأَمْلَأنَّ جَهَنَّمَ مِنكُمْ أَجْمَعِينَ ﴿١٨﴾
(14). Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan**". (15). Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh". (16). Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (17). kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at). (18). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya". (QS. Al A’raaf. 14 – 18).

قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿٧٩﴾ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ ﴿٨٠﴾ إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ ﴿٨١﴾ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٨٢﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٨٣﴾
(79). Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". (80). Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, (81). sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)". (82). Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, (83). kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Shaad. 79 – 83).

قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿٣٦﴾ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ ﴿٣٧﴾ إِلَىٰ يَومِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ ﴿٣٨﴾ قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
(36). Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan". (37). Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, (38). sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan". (39). Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (40). kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS. Al Hijr. 36 – 40).

Saudaraku,
Oleh karena Iblis telah memandang bahwa yang menjadikannya terusir dari surga dan menjadi hina adalah karena kehadiran Nabi Adam AS, maka Iblispun telah bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam AS beserta keturunannya (umat manusia) semuanya. Iblis akan melakukan apapun dalam upayanya untuk menjerumuskan Nabi Adam AS beserta anak cucunya ke dalam jurang kehinaan.

Untuk itu, Iblis dan balatentaranya akan menjadikan umat manusia memandang baik perbuatan ma`siat di muka bumi (sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Hijr ayat 39 di atas). Mereka juga akan mengepung kita dari segala arah/dari muka dan dari belakang kita serta dari kanan dan dari kiri kita (sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al A’raaf ayat 17 di atas). Bahkan mereka bisa mengalir dalam tubuh Bani Adam sebagaimana mengalirnya darah di urat nadi, sebagaimana penjelasan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut ini:

Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ
"Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana mengalirnya darah".

Disamping mereka akan menjadikan umat manusia memandang baik perbuatan ma`siat di muka bumi ini dan akan mengepung kita dari segala arah serta bisa mengalir dalam tubuh Bani Adam sebagaimana mengalirnya darah di urat nadi, ternyata mereka bisa melihat kita sementara kita tidak bisa melihat mereka!

... إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ... ﴿٢٧﴾
“... Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. ...”. (QS. Al A’raaf. 27).

Saudaraku,
Berdasarkan realita tersebut, ditambah dengan pengalaman mereka yang sangat panjang dalam menggoda ummat manusia (dari Nabi Adam AS hingga sekarang, bahkan hingga akhir zaman nantinya), maka dapat kita simpulkan bahwa ini benar-benar sebuah pertarungan yang tidak seimbang. Sehingga jika kita bertarung melawan mereka (Iblis dan balatentaranya) sendirian, bisa dipastikan: kita akan kalah telak!

Oleh karenanya, ketika kita ditimpa gangguan syaitan/ketika kita ditimpa godaan syaitan, maka tiada pilihan lain selain bersegera untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿٣٦﴾                                            
“Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Fushshilat. 36).

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَـــٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٠٠﴾
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al A’raaf. 200).

Dan karena mereka akan mengepung kita dari segala arah (sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al A’raaf ayat 17 di atas), agar “benteng pertahanan” ini tidak goyah, maka tetaplah berpegang pada tali-Nya yang tak akan mungkin putus kecuali kita sendiri melepaskannya.

وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ وَإِلَى اللهِ عَــٰــقِبَةُ الْأُمُورِ ﴿٢٢﴾
”Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan”. (QS. Luqman. 22).

Semoga bermanfaat.

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan}

NB.
*) Yang dimaksud sujud* di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu semata-mata hanyalah kepada Allah.

**) Maksudnya ialah: “Janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya”.

Selasa, 01 Maret 2016

MENGAPA KITA SERINGKALI MASIH TERTIPU OLEH KEHIDUPAN DUNIA INI



Assalamu’alaikum wr. wb.

Dalam sebuah diskusi di Ruang Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, seorang rekan sejawat (dosen Teknik Industri FT. UTA. Sby) telah menyampaikan pertanyaan: “Pak Imron, mengapa begitu banyak di antara kita yang masih saja tertipu oleh kehidupan dunia ini, padahal kita sudah mengetahui bahwasannya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang memperdayakan? Lalu bagaimana cara mengatasinya (agar kita tak terpedaya oleh kehidupan dunia ini)?”.

Saudaraku,
Jika kita perhatikan realita yang ada, dengan mudahnya kita jumpai para pemuda/pemudi kita yang bergaul dengan bebasnya. Sementara korupsi juga sudah merata dimana-mana, mulai dari pegawai rendahan dengan nilai kecil-kecilan hingga pejabat negara dengan nilai besar-besaran.

Juga ditengarai adanya perekrutan karyawan BUMN/BUMD maupun CPNS yang dilakukan atas dasar nepotisme sehingga dipastikan akan melahirkan karyawan/PNS yang kurang cakap karena nepotisme berarti lebih memilih saudara/teman akrab/lainnya berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Ditambah dengan berbagai kemaksiatan yang lainnya, maka benarlah apa yang saudaraku sampaikan bahwa ternyata begitu banyak di antara kita yang masih saja tertipu oleh kehidupan dunia ini. Padahal kehidupan dunia ini tiada lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Demikian penjelasan Al Qur’an dalam beberapa ayat berikut ini:

اِعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿٢٠﴾
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al Hadiid. 20).

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٣٢﴾
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”. (QS. Al An’aam: 32).

وَمَا هَـــٰـذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿٦٤﴾
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (QS. Al ‘Ankabuut. 64).

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَــٰـذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ ﴿٣٩﴾
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”. (QS. Al Mu’min. 39).

إِنَّمَا الْـحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ ﴿٣٦﴾
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu”. (QS. Muhammad. 36).

اللهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُواْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ ﴿٢٦﴾
“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)”. (QS. Ar Ra’d. 26).

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿١﴾ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٣﴾ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٤﴾ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ ﴿٥﴾ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ﴿٦﴾ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ ﴿٧﴾ ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ﴿٨﴾
(1). Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (2). sampai kamu masuk ke dalam kubur. (3). Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (4). dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (5). Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (6). niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, (7). dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan `ainul yaqin, (8). kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At Takaatsur. 1 – 8).

Saudaraku,
Mengapa begitu banyak di antara kita yang masih saja tertipu oleh kehidupan dunia ini, sehingga karenanya orang begitu mudah melakukan apa saja (melakukan perbuatan ma`siat) demi untuk mendapatkannya?

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa hal ini semua, tak lepas dari janji Iblis yang akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan ma`siat di muka bumi, yang semuanya itu dia (Iblis) lakukan dalam rangka untuk menyesatkan mereka semuanya.

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39).

Lalu bagaimana cara mengatasinya (agar kita tidak terpedaya oleh kehidupan dunia ini)? Jawabannya adalah dengan menjadi orang/hamba yang mukhlis sebagaimana penjelasan Al Qur’an surat Al Hijr pada ayat berikutnya (ayat 40):

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40).

Ya Tuhan kami,
Berilah kekuatan kepada kami, sehingga kami benar-benar dapat ridha dengan apa yang telah Engkau berikan kepada kami. Cukuplah Engkau bagi kami. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang hanya berharap kepada Engkau. Semoga Engkau berikan karunia-Mu kepada kami. Amin, ya rabbal ‘alamin.

وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا ءَاتَـــٰــهُمُ اللهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ سَيُؤْتِينَا اللهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللهِ رَاغِبُونَ ﴿٥٩﴾
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)”. (QS. At Taubah. 59).

Semoga bermanfaat.

*)  Mukhlis artinya orang yang ikhlas. Sedangkan menurut catatan kaki no. 799 Al Qur'an Terjemahan versi Departemen Agama RI, yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞