بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Sabtu, 05 Maret 2011

INDAHNYA PERSAUDARAAN DALAM AGAMA ISLAM



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Anfaal ayat 73 serta surat An Nisaa’ ayat 1:

وَالَّذينَ كَفَرُواْ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ ﴿٧٣﴾
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu*, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (QS. Al Anfaal. 73). *) Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu; adalah keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً ﴿١﴾
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisaa’. 1).

Sedangkan, Rasulullah SAW. telah bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan rahimnya (hendaklah ia senantiasa menjaga hubungan silaturrahim).” (Muttafaqun ‘alaih).

-----

Ya… Tuhan kami,
Betapa indahnya persaudaraan dalam agama Islam yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.

Ya… Tuhan kami,
Bimbinglah kami, peliharalah kami, dan tunjukilah kami,
Sehingga kami senantiasa mampu untuk tetap menjaga tali silaturrahim diantara kami. Dan terhindar dari perpecahan dan permusuhan diantara kami.

Rasulullah SAW. banyak berdo’a:

وَيَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِك. (رواه الترمذى)   
“Wahai Dzat Yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi)

Semoga tali silaturrahim ini tetap terbina selamanya dalam naungan rahmat dan ridho-Nya. Amin, ya rabbal ‘alamin!

Semoga bermanfaat!


Kamis, 03 Maret 2011

KESEMPURNAAN AGAMA ISLAM (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang teman dari Sulawesi, telah memberi komentar terhadap artikel yang berjudul Kesempurnaan Agama Islam (I) dengan komentar sebagai berikut:

Agama itu bukan Tuhan, ia makhluk (ciptaan) jadi tidak sempurna. Yang mengatakan agama Islam sempurna sesungguhnya sudah menisbahkan sifat yang menjadi hak Tuhan kepada makhluk-Nya. Syirik bersembunyi di mana-mana, termasuk dalam agama Islam.

Agama Islam tidak sempurna, salah satu ketidak-sempurnaannya adalah bahwa seperti ciptaan lainnya ia punya efek samping, contohnya: terorisme. Kita bisa bersilat lidah soal WTC, tapi apa yang bisa anda jelaskan tentang kasus-kasus yang lainnya? (Beliau memberikan contoh beberapa kasus yang lainnya. Maaf tidak aku sampaikan di sini, karena khawatir akan menimbulkan kesalahpahaman diantara kita).

Sembahlah Tuhan atau apapun yang anda sebut: Allah atau apapun nama-Nya... Jangan menyembah agama!!!

-----

Saudaraku...,
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Maa-idah pada bagian akhir ayat 3 berikut ini:

... الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣﴾
“… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Maa-idah. 3).

Surat Al Maa-idah ayat 3 selengkapnya adalah sebagai berikut:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالْدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلاَّ مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُواْ بِالأَزْلاَمِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣﴾
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Maa-idah. 3).

Sedangkan dalam Al Qur’an surat Yusuf ayat 108, diperoleh penjelasan sebagai berikut:

قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ﴿١٠٨﴾
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf. 108).

Saudaraku...,
Sifat kesempurnaan agama Islam, tentu saja tidak sama dengan sifat kesempurnaan Allah Sang Maha Pencipta.

Sebagai ilustrasi, perhatikan pula penjelasan Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 25 berikut ini:

وَبَشِّرِ الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقاً قَالُواْ هَـذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأُتُواْ بِهِ مُتَشَابِهاً وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿٢٥﴾
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah. 25).

Dari surat Al Baqarah ayat 25 tersebut, diperoleh penjelasan bahwa mereka para ahli surga itu, akan hidup kekal di dalamnya. Namun kekekalan para ahli surga tersebut tidaklah sama dengan kekekalan Allah Sang Maha Pencipta. Mereka bisa hidup kekal di dalam surga karena (pemberian) Allah. Karena sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Berikut ini penjelasan Al Qur'an surat Al Ikhlash ayat 1 – 4 :

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Tentang adanya fenomena seperti yang saudaraku sampaikan, aku melihat bahwa hal itu bisa terjadi karena tingkat pemahaman terhadap agama Islam yang berbeda-beda diantara kita. Hal itu juga bisa disebabkan oleh tingkat ketaatan kita yang berbeda-beda dalam menjalankan perintah-Nya serta tingkat ketaatan kita yang berbeda-beda dalam menjauhi larangan-Nya.

Saudaraku mengatakan: ”Sembahlah Tuhan atau apapun yang anda sebut: Allah atau apapun nama-Nya... Jangan menyembah agama!!!”

Saudaraku...,
Tidak ada sedikitpun dari tulisanku yang menyarankan untuk menyembah selain Allah. Justru dengan pemahaman agama Islam yang baik dan benar, bisa dipastikan bahwa kita akan menyembah Allah semata, bukan yang lain serta bukan beserta yang lain.

إِنَّنِي أَنَا اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي ﴿١٤﴾
”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaahaa. 14).

Dalam surat Thaahaa ayat 14 tersebut, Allah telah memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, dimana Allah menggunakan kata ganti "AKU" (bukan ”KAMI”) dalam perintah-Nya. Hal ini menunjukkan, bahwa kita memang diperintahkan untuk menyembah Allah saja, tidak boleh beserta yang lainnya. (Wallahu a’lam).

-----
Ya… Tuhan kami,
Bimbinglah kami,
Sehingga kami tetap mampu untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang semua ajaran Islam, sesuai dengan yang Engkau ajarkan kepada kami.

اللَّهُّمَ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
“Ya Allah, tampakkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran dan karuniakanlah kami untuk mengikutinya. Dan tampakkanlah kebatilan itu sebagai kebatilan dan karuniakanlah kami untuk menjauhinya.” 

Ya… Tuhan kami,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6 – 7).

Demikian penjelasan yang bisa aku sampaikan. Semoga bermanfaat. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Juga mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.
{Tulisan ke-2 dari 2 tulisan}


Selasa, 01 Maret 2011

KESEMPURNAAN AGAMA ISLAM (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Islam itu adalah agama yang benar-benar sempurna, dimana semua problematika kehidupan ini telah diatur di dalamnya.

هَـذَا بَلاَغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُواْ بِهِ وَلِيَعْلَمُواْ أَنَّمَا هُوَ إِلَـهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ ﴿٥٢﴾
“(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran”. (QS. Ibrahim. 52).

Saudaraku…,
Berdasarkan Al Qur'an surat Ibrahim ayat 52 tersebut, diperoleh keterangan bahwa sesungguhnya Kitab Suci Al Qur'an adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia. Nah..., karena pokok-pokok ajaran Islam ada di dalamnya (Al Qur'an), sedangkan Al Qur'an itu sendiri merupakan Kitab Suci yang sempurna, maka dari sini dapat kita simpulkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna pula, dimana semua problematika kehidupan ini telah diatur di dalamnya.

Saudaraku…,
Hal ini jelas berbeda dengan agama lain. Karena begitu banyak problematika kehidupan yang tidak diatur / tidak ada tuntunan / tidak ada penjelasan di dalam kitab sucinya, maka pada umumnya pemuka-pemuka agama lain lebih sering menggunakan logikanya sendiri untuk menjelaskan berbagai problematika kehidupan ini, tanpa bisa menunjukkan rujukannya di dalam kitab sucinya. Dan sesungguhnya hal ini adalah benar-benar merupakan penjelasan yang sangat lemah!!! Karena pada dasarnya pengetahuan manusia itu sangatlah terbatas.

... وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
“... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Saudaraku…,
Penting pula untuk aku sampaikan di sini. Yaitu ketika kita menjumpai saudara sesama muslim yang lain yang memberikan penjelasan tentang berbagai problematika kehidupan ini dengan lebih mengedepankan logikanya sendiri tanpa bisa menunjukkan rujukannya dalam Al Qur'an (serta Al Hadits). Maka dalam hal ini (jika kita menemui kasus seperti ini), yang sesungguhnya terjadi adalah semata-mata karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh saudara kita tersebut.

Sekali lagi, dalam hal ini yang sesungguhnya terjadi adalah semata-mata karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh saudara kita tersebut. Bukan karena keterbatasan Al Qur'an (serta Al Hadits). Dan hal ini (sekali lagi) benar-benar berbeda dengan agama lain. Jika pemuka-pemuka agama lain lebih sering menggunakan logikanya sendiri dalam memberikan penjelasan tentang berbagai problematika kehidupan ini, maka hal ini benar-benar karena memang begitu banyak problematika kehidupan yang tidak diatur / tidak ada tuntunan / tidak ada penjelasan di dalam kitab sucinya. Bukan karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh mereka tentang kitab sucinya.

Saudaraku…,
Dengan kesempurnaan yang ada dalam agama Islam (yang mana hal ini tidak akan pernah kita temukan pada agama yang lain), maka sebenarnya telah jelas-lah jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

لَآ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَىِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ﴿٢٥٦﴾
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut* dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 256). *) Yang dimaksud dengan Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah SWT.

Meskipun demikian…,
Meskipun telah demikian nyata kesempurnaan agama Islam, dan meskipun telah nyata jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Namun realita yang ada di sekeliling kita, ternyata benar-benar mencengangkan. Dimana ternyata begitu banyak orang-orang di sekeliling kita yang justru lebih memilih jalan yang sesat daripada jalan yang benar. Demikian dahsyatnya tipu daya syaitan, sehingga begitu banyak orang-orang di sekeliling kita yang telah dibutakan mata hatinya, sehingga mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka itu (na’udzubillahi mindzalika!).

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39). ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis** di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). **) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah. (Wallahu a'lam bish-shawab).

Terlebih lagi jika kita perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat An Naml ayat 4 serta surat Al An’aam ayat 108 berikut ini:

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ أَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ ﴿٤﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan)”. (QS. An Naml. 4). Na’udzubillahi mindzalika...!!!

وَلاَ تَسُبُّواْ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ فَيَسُبُّواْ اللّهَ عَدْواً بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴿١٠٨﴾
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. Al An’aam: 108).

-----

Ya... Tuhan kami,
Betapa bersyukurnya kami!
Karena Engkau telah memberi hidayah kepada kami!

Yah..., Logika kami menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar,
Dan hati kami juga bisa menerima kebenaran agama Islam!

-----

Demikian...,
Semoga bermanfaat.

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan}

NB.
*) Artikel terkait, silahkan klik di sini:
http://imronkuswandi.blogspot.com/2011/02/diskusi-tentang-kesempurnaan-agama.html

**) Penting juga untuk dibaca, link berikut ini (silahkan klik di sini): http://imronkuswandi.blogspot.com/2010/05/kedudukan-akal-dalam-memahami-kitab.html

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞