بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Rabu, 05 Juni 2013

MANISNYA IMAN



Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: “Pak, boleh berbagi ilmu tentang manisnya iman? Akhir-akhir ini saya merasa gersang, melakukan hal yang salah merasa biasa saja, kadang menyesal, tapi hanya sekedar menyesal bahkan mungkin seperti angin lewat. Astaghfirullah... Syukron katsiron Pak atas ilmunya”.

-----

Saudaraku…,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya syaitan itu akan senantiasa mencari kesempatan untuk menyesatkan kita, sehingga kita malah memandang baik segala perbuatan maksiat yang telah kita lakukan. (Na’udzubillahi mindzalika!).

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Al Hijr. 39). ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). *) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.

Di sisi lain, syaitan juga senantiasa berusaha untuk mempengaruhi kita sedemikian rupa sehingga kita menjadi malas untuk ta’at beribadah sebagai tanda rasa syukur kita kepada-Nya, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al A’raaf ayat 16 – 17 berikut ini:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿١٧﴾
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus”, (QS. Al A’raaf. 16) ”kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at).” (QS. Al A’raaf. 17). Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Jika akhir-akhir ini kita merasa gersang, melakukan hal yang salah merasa biasa saja, kadang menyesal, tapi hanya sekedar menyesal bahkan mungkin seperti angin lewat, maka bisa jadi hal ini adalah salah satu sinyal bahwa kita sudah mulai terpengaruh oleh perangkap syaitan. Terutama jika hal ini kita kaitkan dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Hijr ayat 39 serta dalam surat Al A’raaf ayat 16 – 17 di atas.

Oleh karena itu, kita musti banyak-banyak ber-istighfar dan memohon petunjuk kepada-Nya. Pada saat yang sama, kita juga musti banyak-banyak menyebut dan mengingat diri-Nya agar kita bisa semakin mencintai-Nya melebihi dari yang lain.

... رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ﴿١٠٩﴾
"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. (QS. Al Mu’minuun. 109).

... رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَداً ﴿١٠﴾
"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS. Al Kahfi. 10).

Saudaraku…,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ada tiga hal yang jika ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman: (1) hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih kita cintai daripada yang lain, kemudian (2) hendaklah kita mencintai seseorang serta tidak mencintainya melainkan karena Allah, dan (3) hendaklah kita benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan kita dari kekufuran itu sebagaimana kita benci untuk dilemparkan ke dalam neraka. Demikian penjelasan dari sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.

Rasulullah SAW. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ. (رواه البخارى و مسلم)
“Tiga hal yang jika ketiganya ada pada diri seseorang niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman: hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, hendaklah dia mencintai seseorang serta tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Saudaraku…,
Salah satu cara agar kita bisa mencintai seseorang (atau siapapun itu), maka kita harus banyak menyebut dan mengingat dirinya (atau siapapun itu). Sebaliknya, orang yang mencintai seseorang (atau siapapun itu), maka dia pasti akan banyak menyebut dan mengingatinya.

Demikian pula halnya terhadap Allah. Agar kita bisa semakin mencintai-Nya (melebihi cinta kita kepada yang lain), maka kita musti banyak-banyak menyebut dan mengingat diri-Nya. Dengan mencintai Allah melebihi yang lain, semoga Allah akan menjadikan kita cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hati kita serta menjadikan kita benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan sebagai karunia dan ni`mat dari Allah.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٤﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman** itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”, (QS. Al Anfaal. 2). “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”. (QS. Al Anfaal. 3). “Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia”. (QS. Al Anfaal. 4). **) Yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang sempurna imannya. 

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُوْلَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿٧﴾ فَضْلاً مِّنَ اللهِ وَنِعْمَةً وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٨﴾
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus”, (QS. Al Hujuraat. 7). “sebagai karunia dan ni`mat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Hujuraat. 8).

Saudaraku…,
Orang yang mencintai seseorang (atau siapapun itu), maka sebesar apapun pengorbanan yang dia berikan, tetap akan terasa kecil.

Demikian pula halnya terhadap Allah. Jika kita benar-benar mencintai Allah, maka sebesar apapun pengorbanan yang kita berikan, tetap akan terasa kecil. Bahkan hingga seluruh jiwa dan raga-pun kita korbankan, tetap saja akan terasa kecil. Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al An’aam ayat 162 – 163 berikut ini:

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al An’aam. 162 – 163).

Selanjutnya, jika orang sangat mencintai seseorang (atau siapapun itu), maka dia akan menjadi tergantung kepadanya. Demikian pula halnya terhadap Allah. Jika kita benar-benar mencintai Allah, maka kita juga akan menjadi tergantung kepada-Nya. (Pada kenyataannya, kita memang sangat bergantung kepada-Nya).

اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al Ikhlash. 2).

Terakhir, agar cinta kita bisa mengakar, maka kita harus melakukannya (melakukan hal-hal di atas) secara berulang-ulang.

Dalam Al Qur’an dan Hadits-pun, banyak perintah yang berulang-ulang. Antara lain, supaya cinta kita kepada-Nya (dan Rasul-Nya) benar-benar mengakar (kokoh, kuat menghunjam, tidak mudah goyah / tidak mudah tercerabut oleh segala tipu daya syaitan).

اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَاباً مُّتَشَابِهاً مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿٢٣﴾
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang***, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya”. (QS. Az Zumar: 23).   
***) Yang dimaksud dengan berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Qur’an supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. Sebahagian Ahli Tafsir mengatakan bahwa (yang dimaksud dengan berulang-ulang di sini) ialah bahwa ayat-ayat Al Qur’an itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Fatihah.

Wallahu ta'ala a'lam.
Semoga bermanfaat.

Senin, 03 Juni 2013

MENGHADAPI SIKAP ISTRI YANG TIDAK BERSAHABAT

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang teman telah bertanya:
Pak Imron, tolong kasih solusi atas masalah yang sedang saya alami, karena saya benar-benar bingung. Seminggu yang lalu keluarga istri datang ke rumahku (mertua, Si A + suami dan Si B). Si B adalah adik bungsu laki-laki yang sering memutar balikkan kata-kata. Tujuan kedatangan mereka adalah konfirmasi tentang pernyataan saya kepada Si B. Karena capek pulang kerja, saya tidak menanggapi sama sekali pembicaraan mereka + istri. Saya hanya diam dengan harapan mereka bisa tenang dan segera pulang. Saya yang djadikan kambing hitam.

Saya ikhlas menerima Pak Imron, demi ketentraman keluarga istri saya. Tapi yang terjadi diluar perhitungan saya. Istri saya marah besar kepada saya. Saya dituduh penghianat, tidak mau membela istri. Besoknya istri pergi dari rumah tanpa pamit tapi malam(nya) sudah kembali. Istri mengajukan diri untuk dicerai.
Sampai sekarang istri masih sangat marah, tidak mau diajak berhubungan, bahkan saya disuruh membeli kalau kepingin. ... Saya harus bagaimana Pak Imron?”. ...

-----

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Bagaimanapun situasi yang kita hadapi dalam mengarungi bakhtera kehidupan berumah tangga, tentunya akan lebih baik jika kita mengambil sikap untuk lebih berhati-hati. Jangan sampai mengambil keputusan dalam keadaan marah. Apalagi sampai keluar kata “cerai” dari mulut kita. Karena orang yang sedang marah, sesungguhnya dia bukanlah dirinya yang sebenarnya. Tetapi dia telah menjadi sosok lain yang telah dikendalikan oleh syaitan. Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Jika kita dihadapkan pada situasi yang sangat sulit yang telah memancing amarah kita, maka lebih baik kita diam seribu bahasa / jangan sampai mengambil keputusan vital. Biarkan situasi yang sedang panas itu reda terlebih dahulu, baru setelah itu bicarakan masalah yang dihadapi secara baik-baik.

Saudaraku mengatakan bahwa istri minta cerai?

Santai saja, wahai saudaraku. Selama kita masih menjalankan kewajiban kita sebagai suami dengan baik serta tidak sedikitpun kata “cerai” terucap dari mulut kita, maka sampai kapanpun proses perceraian itu tak bakal terjadi. Bahkan sang istri telah jatuh dalam perbuatan nusyuz.

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ وَالَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا ﴿٣٤﴾
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya*, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah** mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. An Nisaa’. 34).

*) Yang dimaksud dengan nusyuz adalah kesombongan istri, seperti menolak suaminya dari jima’ (bersetubuh) atau menyentuh badannya atau menolak pindah bersama suaminya atau menutupi pintu terhadap suaminya yang mau masuk atau minta cerai atau keluar dari rumah tanpa ijin dari suaminya (tentunya semuanya itu jika tanpa disertai dengan alasan yang dibenarkan agama).

**) Memukul di sini adalah memukul dengan pukulan yang tidak sampai melukai fisik sang istri, ditujukan agar sang istri segera menghentikan perbuatannya tersebut.

Saudaraku mengatakan bahwa sampai sekarang istri masih sangat marah?

Santai saja, wahai saudaraku. Jika istri masih marah, biarkan saja sampai dia capek dengan kemarahannya. Ingat, bahwa orang yang marah itu memerlukan energi yang besar. Sehingga bisa dipastikan bahwa seseorang tidak akan mampu untuk terus-menerus dalam keadaan marah. Sabar saja, wahai saudaraku. Biarkan situasi yang sedang panas itu reda terlebih dahulu, setelah itu bicarakan masalah yang dihadapi secara baik-baik.

Untuk menguatkan saudaraku, ketahuilah bahwa sesungguhnya hidup ini teramat indah. Selama kita hidup di dunia ini, tidak ada kesedihan yang berlangsung terus-menerus. Tidak ada kesulitan yang berlangsung terus-menerus. Demikian juga sebaliknya, tidak ada kesenangan yang berlangsung terus-menerus. Tidak ada pula kebahagiaan yang berlangsung terus-menerus.

Saudaraku…,
Perhatikanlah rangkaian peristiwa yang kita alami sepanjang perjalanan hidup ini. Terkadang kita dapat merasakan bahagianya hidup ini, juga perasaan senang. Sedangkan pada saat yang lain kita juga merasakan sulitnya hidup ini. Begitu seterusnya, perasaan sedih, gembira, terharu, bahagia, dst. silih berganti, sehingga menjadikan hidup ini terasa lebih bermakna, tidak monoton dan membosankan. Hingga akhirnya, barulah kita semua menyadari bahwa ternyata hidup ini teramat indah.

Saudaraku mengatakan bahwa sampai sekarang istri masih sangat marah, tidak mau diajak berhubungan, bahkan saudaraku disuruh membeli kalau kepingin?

Biarkan saja dahulu, sampai marahnya reda. Sebagai manusia yang normal, secara naluriah kedua belah pihak sama-sama membutuhkannya, saudaraku. Jadi santai saja. Untuk sementara ini, saudaraku bisa menekan keinginan tersebut dengan menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif. Yakinlah jika pada akhirnya istri juga nggak akan kuat menahan keinginannya.

Dan jika pada akhirnya sang istri sudah mulai menyadari kesalahannya kemudian mulai belajar untuk berubah ke arah yang lebih baik, sebaiknya maafkanlah kesalahannya. Semoga kelapangan dada kita dalam menghadapi keadaan yang demikian sulit ini, dapat dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin!

Saudaraku mengatakan bahwa Si Bungsu sering memutar balikkan kata-kata?

Jika memang demikian keadaannya, maka untuk sementara waktu sebaiknya hindari dahulu pertemuan dengannya. Tunggu sampai kondisi keluarga stabil. Baru setelah itu, saudaraku bisa mendatangi Si Bungsu (beserta keluarga istri / mertua) dengan baik-baik untuk membahas kasus tersebut dengan baik-baik pula.

Jika pada akhirnya mereka menyadari kesalahannya kemudian mulai belajar untuk berubah ke arah yang lebih baik, sebaiknya maafkanlah kesalahannya. Semoga kelapangan dada kita dalam menghadapi keadaan yang demikian sulit ini, dapat dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya.

Namun jika ternyata mereka tetap seperti sekarang (bahkan kondisinya semakin memburuk) sehingga saudaraku tidak mampu lagi untuk memaafkan kesalahan mereka, maka kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya. Yakinlah, bahwa Allah akan memberikan keputusan terbaik diantara kita. Karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana, sebagaimana janji-Nya dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 18:

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ ﴿١٨﴾
”Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al An’aam. 18).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Juga mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞