بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 05 Mei 2011

SALING MENGHORMATI DAN SALING MENGHARGAI SESAMA MUSLIM

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah mengirim email sebagai berikut: "Semoga rahmat Allah selalu mengiringi hari-mu, saudaraku! Saya mau nanya lagi nih Pak Imron. Karena ada salah seorang Syaikh yang selalu mengirimi saya pesan di inbox, tetapi lama-kelamaan saya perhatikan setiap dia memberikan pesan, tidak sekalipun memberikan dalil-dalil dari Al Qur’an maupun As Sunnah, walaupun pesannya tersebut ada benarnya. Dan saya baca di facebook-nya, dia sering sekali mencaci-maki sesama muslim dari kelompok lain, dan dia-pun sering sekali berpesan agar selalu mendo’akan sesama muslim dari kelompoknya. Terimakasih Pak Imron, jika mau menjawab pertanyaan saya".

-----

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 109, yang artinya adalah sebagai berikut: “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah. 109).

Pada ayat lain, diperoleh penjelasan bahwa Islam juga melarang kita kaum muslimin untuk berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka.

”Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim* di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS. Al ‘Ankabuut. 46**).

Sedangkan dalam surat Al Kaafiruun: 2 – 6, diperoleh penjelasan sebagai berikut: “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al Kaafiruun: 2 – 6).

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Dari penjelasan beberapa ayat Al Qur’an tersebut di atas, dapat kita simpulkan "betapa indahnya Islam". Dimana dengan ahli kitab saja (yang sebagian besar diantara mereka telah nyata-nyata ingin menghancurkan iman kita, dimana sebahagian besar diantara mereka benar-benar menginginkan agar kita kaum muslimin dapat kembali kepada kekafiran setelah kita beriman), ternyata kita diperintahkan untuk tetap bersikap toleran serta menghormati mereka (meskipun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada***). Apalagi dengan saudara sesama muslim (tentulah saudara sesama muslim itu lebih berhak untuk kita hormati).

Oleh karena itu jika ada seseorang yang justru sering sekali mencaci-maki saudara sesama muslim, tentunya pemahamannya tentang Islam patut untuk dipertanyakan.

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Jika saudaraku menemui orang semacam itu, maka jika saudaraku mempunyai bekal ilmu yang cukup, sebaiknya saudaraku ajak untuk berdiskusi dengan menyertakan argumentasi yang kuat disertai dengan dalil-dalil yang mendasarinya, dengan harapan semoga yang bersangkutan bisa mendapatkan pemahaman yang benar tentang Islam.

Namun jika saudaraku tidak mempunyai bekal ilmu yang cukup, maka sebaiknya tidak perlu dihiraukan, tidak perlu ambil pusing + tidak perlu ditanggapi.

Akan lebih baik jika kita fokus untuk memperbaiki diri kita sendiri yang masih berlepotan dengan dosa serta memiliki banyak kelemahan + kekurangan ini. Sambil juga terus berupaya menebar kebaikan kepada sesama.

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.


Wassalam,
Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.

NB.
*) Yang dimaksud dengan ”orang-orang zalim” ialah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.

**) Hanya saja yang membedakan antara kaum muslimin dengan Ahli Kitab (kaum yahudi dan kaum nasrani), sebagaimana penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 berikut ini: ”Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At Taubah. 30).

***) Yang dimaksud dengan sikap waspada itu tidaklah identik dengan sikap membenci atau memusuhi. Sebagai ilustrasi, jika kita mempunyai seorang teman dan jelas-jelas kita ketahui bahwa teman kita tersebut suka mencuri, maka sebaiknya kita tetap berteman / tetap menjaga hubungan baik dengannya / tidak lantas membencinya. Namun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada terhadap setiap gerak-geriknya. Semoga dengan sikap seperti ini, kita tetap memiliki kesempatan untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar kepadanya. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai jalan hidayah bagi orang lain. Amin...!!!


Selasa, 03 Mei 2011

MENUNTUT ILMU

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Karena ternyata ilmu kita teramat sedikit, maka kita mesti belajar dan terus belajar (tanpa mengenal lelah), sampai kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Bahkan meski kita sudah lulus S-2 atau S-3 sekalipun. Jangan pernah berhenti belajar.

Sekali lagi...,
Marilah kita bersama-sama belajar / menuntut ilmu, dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Semoga Allah meridhoi niatan baik ini serta mempermudah jalan bagi kita dalam menuntut ilmu. Dan semoga Allah juga memberi kekuatan kepada kita sehingga semangat untuk menuntut ilmu tidak pernah padam hingga ajal menjemput kita. Amin...!!!

Saudaraku...,
Dalam agama kita, menuntut ilmu (dan menyebarkannya) benar-benar mendapat tempat yang tinggi. Perhatikan penjelasan Hadits berikut ini:

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, katanya: bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa yang melintasi sebuah jalan (pergi) untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkannya jalan menuju syurga”. (HR. Muslim.)

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim).

-----

”Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu*, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaahaa. 114).

*) Maksudnya: Nabi Muhammad SAW dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril AS kalimat demi kalimat sebelum Jibril AS selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad SAW menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.

Semoga bermanfaat!

Minggu, 01 Mei 2011

SABAR KEPADA ORANG TUA (III)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah mengirim pesan via facebook sebagai berikut: Kepada Yth. Bpk. Imron, saya ingin mencurahkan kegundahan saya dan ingin meminta motivasi apa yang baik buat saya.

Saya merasa aneh dengan tingkah Mama saya terhadap saya. Semenjak kecelakaan yang saya alami dua tahun silam, Mama saya menjadi tidak percaya lagi kepada saya dan kesannya saya seperti di pingit. Saya bisa mengerti, mungkin Mama melakukan ini semua karena sayang kepada saya dan mungkin karena saya pernah berbohong dan membuat saya kecelakaan maut waktu itu (mungkin ini akibatnya karena saya berbohong).

Tetapi..., yang saya tidak mengerti mengapa kakak perempuan saya -- sebut saja namanya ”D” -- yang umurnya hanya 2 tahun diatas saya, selalu diberi kebebasan oleh Mama. Baik secara keuangan maupun izin jalan, sangat berbeda dengan saya. Saya minta uang pun Mama menolak, sedangkan kakak saya tidak mintapun selalu diberi.

Saya mencoba berfikir positif dan mungkin ini semua karena saya yang sebelumnya pernah berbohong kepada orang tua. Tapi pikiran yang sebelumnya saya singkirkan, semakin menjadi-jadi dikarenakan orang disekitar saya baik itu keluarga maupun teman saya mengatakan, saya dengan kakak saya si ”D” sangat dibeda-bedakan.

Hal itu kadang membuat saya menangis. Sedangkan saya butuh juga hiburan diluar dan kadang memohon kejadian dua tahun silam itu gak akan pernah terjadi lagi. Tapi yang saya dapatkan hanya sia-sia.

Dan dari sikap Mama yang kesannya lebih memilih menyayangi kakak saya ketimbang saya, membuat kakak saya angkuh.

Disetiap saya jalan dengan dia, saya diizinkan. Tapi kakak saya hanya mau jalan sama saya dengan syarat saya yang ongkosin dia (ongkos bensin, ongkos makan). Tapi jika tidak, saya tidak akan boleh jalan dengannya.

Oh iya, Mama saya boleh mengizinkan, tapi dengan catatan saya jalan dengan pria yang kaya dan pulang pun harus jam 9 malam tidak boleh lebih. Sementara kakak saya, jam 10 lewat tidak ada dirumah-pun, Mama santai saja. Kadang saya bertanya kepada Mama: ”Mah, sudah jam 10 lewat, kenapa kakak tidak pulang?”. Mama pun menjawab: ”Kakak mu paling gak kemana-mana dan dia bisa pulang sendiri”.

Saya kadang ngeyel: ”Kenapa giliran saya jalan ditelpon?”. Mama bilang: ”Kamu tuh, selalu iri sama kakakmu!”. Saya bingung Pak.

-----

Adikku yang dicintai Allah...,
Dari cerita yang telah adikku sampaikan, aku dapat menyimpulkan bahwa adikku masih sangat muda, masih sekolah / ikut orang tua + belum menikah.

Dalam usia yang masih sangat muda seperti usia adikku saat ini, dapat dimaklumi bahwa seolah-olah masalah yang sedang adikku hadapi tersebut adalah "masalah besar". Namun bagiku yang sudah banyak makan asam-garam kehidupan ini, sebenarnya apa yang adikku alami tersebut hanyalah masalah "KECIL" saja, yang seharusnya tidak perlu terlalu dirisaukan ataupun dibesar-besarkan.

Suatu saat nanti (yaitu ketika adikku sudah dewasa + sudah menikah dan harus hidup secara mandiri / tidak tergantung kepada orang tua lagi), maka adikku akan memahami pernyataanku tersebut.

Adikku yang dicintai Allah...,
Langkah terbaik yang harus adikku lakukan adalah: tetaplah berpikir / mengambil sikap positif dari masalah tersebut. Perhatikan kalimat bijak berikut ini:

”Jika ada kelebihan, optimalkan kelebihan itu sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada-Nya. Sebaliknya, jika pada saat ini ada kekurangan pada diri kita, pandanglah kekurangan itu justru sebagai kelebihan kita".

Adikku yang dicintai Allah...,
Jika pada saat ini ibunda tercinta sering membatasi gerak langkah adikku, maka pandanglah hal ini justru sebagai kelebihan yang telah diberikan Allah kepada adikku. Karena bisa jadi, dengan sikap ibunda tersebut, Allah telah membentengi diri adikku dari perbuatan maksiat/kesombongan. Betapa tidak, ketika keinginan untuk berbuat maksiat itu ada, ternyata adikku tidak mungkin melakukannya, karena adikku tidak punya kesempatan untuk itu. Pada saat yang lain, ketika adikku akan menyombongkan diri, terpaksa adikku harus menahan diri karena hal itu tak mungkin adikku lakukan, karena adikku tidak punya cukup modal untuk menyombongkan diri. Demikian seterusnya... Bukankah hal ini justru merupakan kelebihan yang telah diberikan Allah kepada adikku? Karena dengan kondisi ini, adikku dapat terhindar dari perbuatan maksiat / kesombongan? (Penjelasan selengkapnya, adikku bisa membaca tulisanku yang berjudul: ”ADAKAH KESEMPATAN UNTUK TIDAK BERSYUKUR?” atau bisa klik di sini:
http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/09/adakah-kesempatan-untuk-tidak-bersyukur.html )

Adikku yang dicintai Allah...,
Lebih dari hal itu semua, perhatikanlah bahwa ternyata begitu banyak ayat-ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak, dimana perintah tersebut beriringan dengan perintah untuk beribadah/menyembah serta bersyukur hanya kepada-Nya. Hal ini menunjukkan, betapa berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak itu benar-benar menduduki tempat yang sangat tinggi. Bahkan dalam sebuah kajian, Prof. Quraisy Syihab memberi penjelasan bahwa selain kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad SAW), berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak itu benar-benar menduduki tempat tertinggi, melebihi semua yang lain.

Adikku yang dicintai Allah...,
Tentunya hal ini juga mengisyaratkan kepada kita semua, betapa jasa-jasa orang tua kita adalah tidak ternilai. Bahkan karena teramat tingginya jasa-jasa orang tua kita, rasanya tidak mungkin bagi kita untuk bisa membalasnya dengan cara apapun dan sampai kapanpun...!!!

Lalu bagaimanakah jika orang tua kita telah mendzolimi kita? Bagaimana sikap kita terhadap orang tua yang bertindak seperti itu???.

Adikku yang dicintai Allah...,
Insya Allah dua tulisanku yang berjudul “BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK. I” dan “BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK. II”, dapat menjawab permasalahan tersebut. Jika berkenan membacanya, silahkan klik di sini:
http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/berbakti-kepada-ibu-dan-bapak-i.html . Mohon juga klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/berbakti-kepada-ibu-dan-bapak-ii.html .

Semoga bermanfaat.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞