Assalamu’alaikum wr. wb.
Seorang akhwat telah bertanya:
”Pak Imron
tolong saya.... Suami saya meninggal dunia saat saya sedang hamil 4
bulan.. Sekarang anak saya sudah berusia 4 bulan dan yang besar sudah 4
tahun... Saya takut dengan keadaan dan status saya... Apalagi saya bekerja di
PT yang lingkungannya kebanyakan laki-laki... Saya juga pernah merasa kenapa semuanya
terjadi pada saya... Seperti ‘nggak terima atas apa yang sudah terjadi... Saya
bingung, takut dan takut dengan amanah yang Allah titipkan pada saya.. Takut
‘nggak bisa jadi ibu yang baik buat mereka”.
Saudaraku yang dicintai
Allah…,
Sebagai sesama muslim yang
terikat dalam tali persaudaraan yang kuat dalam iman dan Islam, saya ikut
merasakan apa yang Ibu rasakan. Dan jika berkenan, sebaiknya dibaca dua tulisanku yang
berjudul: “Orang-Orang Pilihan” dan “Pantaskah
Kita Mengeluh?”. Semoga dua tulisan tersebut bisa menguatkan Ibu dalam menghadapi cobaan yang teramat
berat ini!
1. ORANG-ORANG PILIHAN
Pada suatu
hari Bang Fulan pergi berjalan kaki ke masjid hendak menunaikan ibadah sholat
berjamaah. Selama perjalanan menuju masjid, Bang Fulan telah berhati-hati
dengan berjalan di atas trotoar di pinggir jalan. Namun apa dikata, seorang
pengendara sepeda motor telah memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi
dan kurang berhati-hati hingga akhirnya menabrak Bang Fulan yang menyebabkan
Bang Fulan terluka parah sehingga harus dirawat di rumah sakit.
”Seandainya
kemarin aku ’nggak pergi ke masjid dan tinggal di rumah saja, tentunya akan
lebih baik karena aku tidak akan seperti ini”. Demikian Bang
Fulan menyampaikan keluh kesahnya dengan nada penyesalan yang teramat dalam
kepada Bang Nafil (sahabatnya) saat menjenguknya
di rumah sakit.
Mendengar keluh
kesah dari Bang
Fulan tersebut, Bang
Nafil berupaya untuk
menanggapinya:
Saudaraku…,
Janganlah
engkau mengeluh seperti itu. Ingatlah, bahwa dalam salah satu hadits qudsi, Ahmad, Ibn Majah dan Albaihaqi meriwayatkan, bahwa Allah
berfirman: “Aku selalu mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika
ia berprasangka baik, maka untung baginya. Dan jika berprasangka buruk, maka ia
akan terkena bahayanya”.
Lebih dari
itu, sadarkah engkau, bahwa sesungguhnya engkau termasuk orang-orang pilihan
yang dipilih langsung oleh Allah karena engkau dipandang mampu untuk
mendapatkan cobaan seperti ini? Karena seandainya hal ini ditimpakan kepada
orang lain, belum tentu mereka bisa tabah dan sabar dalam menghadapinya.
Bukankah dalam Al Qur’an, Allah SWT. telah berfirman:
لاَ يُكَلِّفُ اللهُ
نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا...
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ...”
(QS. Al Baqarah ayat 286)?
Saudaraku…,
Sudahkah
engkau menyadarinya?
Dan
mempersiapkan diri untuk menghadapinya?
Dengan
berupaya untuk bisa tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini dan tetap
berbaik sangka kepada-Nya?
Bukankah
engkau termasuk orang-orang pilihan yang dipilih langsung oleh Allah karena
engkau dipandang mampu untuk mendapatkan cobaan seperti ini? Bukankah
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya?
Terlebih lagi jika hal ini kita kaitkan dengan sebuah
hadits berikut ini:
Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ. (رواه البخارى)
“Barangsiapa yang Allah
kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR.
Al
Bukhari(.
Mendengar
nasehat tersebut, Bang Fulan-pun menyampaikan rasa terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada Bang Nafil yang telah mengingatkannya akan makna sebuah
cobaan. Hampir-hampir saja Bang Fulan tergelincir, karena telah salah dalam
menata hatinya sehingga hanya keluh kesah serta penyesalan saja yang ada.
Padahal justru rasa syukur-lah yang seharusnya ada dalam hatinya karena
sesungguhnya dia termasuk orang-orang pilihan yang dipilih langsung oleh Allah
karena dipandang mampu untuk mendapatkan cobaan ini.
Saudaraku
semuanya…,
Jika cara
berpikir kita seperti kisah di atas, tentunya tidak ada alasan sedikitpun bagi
kita untuk tidak bersyukur atau berkeluh kesah, bagaimanapun situasi / kondisi
yang sedang kita hadapi. Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan sebuah hadits
berikut ini:
Rasulullah SAW. bersabda:
عَجَبًا
لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ
لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا
لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. (رواه مسلم)
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya setiap
perkaranya merupakan kebaikan baginya, dan ini tidak dimiliki siapapun kecuali
oleh seorang mukmin: apabila memperoleh kelapangan, dia bersyukur, maka ini
kebaikan baginya, dan apabila ditimpa kesusahan, dia bersabar, maka ini pun kebaikan
baginya.” (HR. Muslim).
Saudaraku…,
Perhatikan
kembali penjelasan Al Qur’an berikut ini:
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ ﴿٧﴾
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.
Ibrahim. 7).
Dan
dalam salah satu hadits qudsi, Ahmad,
Ibn Majah dan Albaihaqi meriwayatkan, bahwa Allah berfirman: “Aku selalu
mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka
untung baginya. Dan jika berprasangka buruk, maka ia akan terkena bahayanya”.
Sehingga, Rasulullah SAW. telah mewanti-wanti kepada kita
semua agar senantiasa berbaik sangka kepada Allah.
Dari Jabir bin Abdillah r.a., beliau mendengar Rasulullah
SAW. bersabda:
لَا
يَمُوتُ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ. (رواه مسلم)
“Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal melainkan
dia dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”. (HR. Muslim).
Semoga
bermanfaat!
NB.
Bang
Fulan dan Bang Nafil pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon
ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas!
2. PANTASKAH KITA MENGELUH?
Saudaraku…,
Dalam Al Qur’an surat Al
Baqarah ayat 286, Allah SWT. telah berfirman sebagai berikut:
لَا يُكَلِّفُ اللهُ
نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا...
“Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ...”.
(QS. Al Baqarah ayat 286).
Saudaraku…,
Berdasarkan ayat tersebut,
sebenarnya kita juga bisa berpikir dari arah sebaliknya. Artinya, ayat tersebut
sebenarnya juga menunjukkan bahwa seberat apapun beban hidup yang saat ini
sedang mendera kita, pasti Allah telah siapkan bekal kepada kita untuk
menghadapinya. Bukankah: ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya?”
Dengan demikian, jika pada
saat ini kita sedang mendapati adanya beban hidup yang terasa kian berat,
tantangan hidup dari hari ke hari yang terasa kian kompleks, masalah demi
masalah yang datang silih berganti, ataupun kesulitan demi kesulitan yang
seolah datang tiada henti, maka tidak sepantasnya bagi kita untuk
mengeluhkannya. Karena dalam hal ini, pasti Allah telah siapkan bekal kepada
kita untuk menghadapinya. Dengan kata lain, jika pada saat ini kita sedang
mendapati adanya beban hidup yang terasa kian berat, maka hal itu semua justru
sebagai pertanda bahwa Allah hendak memberikan kebaikan / nikmat / kekuatan /
kemudahan / rezeki kepada kita.
Jadi, ketika cobaan datang
silih berganti, maka seharusnya kita justru bertanya:
”Ya Allah, nikmat apa lagi
yang hendak Engkau berikan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah nampak
jelas di depan mata?”
”Ya Allah, kemudahan apa lagi
yang hendak Engkau berikan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah begitu
jelas di depan mata?”
”Ya Allah, rezeki apa lagi
yang hendak Engkau anugerahkan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah
sangat jelas di depan mata?”
”Ya Allah, dst...”
Saudaraku…,
Jika cara berpikir kita
seperti ini, tentunya tidak ada alasan sedikitpun bagi kita untuk mengeluh,
bagaimanapun situasi/kondisi yang sedang kita hadapi. Yang terjadi justru
sebaliknya. Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan salah satu hadits qudsi dimana Ahmad, Ibn Majah dan Albaihaqi meriwayatkan,
bahwa Allah berfirman: “Aku selalu mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.
Jika ia berprasangka baik, maka untung baginya. Dan jika berprasangka buruk,
maka ia akan terkena bahayanya”.
Sedangkan dalam sebuah hadits yang lain, Rasulullah SAW.
telah mewanti-wanti kepada kita semua agar senantiasa berbaik sangka kepada
Allah.
Dari Jabir bin Abdillah r.a., beliau mendengar Rasulullah
SAW. bersabda:
لَا
يَمُوتُ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ. (رواه مسلم)
“Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal melainkan
dia dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”. (HR. Muslim).
Demikian,
Semoga bermanfaat!
-----
Beliau mengatakan: ”Syukron Pak Imron... Saya bisa lebih
tenang... Jangan bosan berbagi ilmu ya Pak!”
Tentu saja, wahai saudaraku.
Bukankah sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang
yang lainnya?
عَنْ جَابِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ، وَلا خَيْرَ
فِيمَنْ لا يَأْلَفُ وَلا يُؤْلَفُ، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Jabir r.a berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Orang
beriman ialah insan yang mampu bergaul dengan manusia, dan manusia lain mampu
bergaul dengannya. Tiada kebaikan bagi siapa yang tidak mampu bercampur dengan
manusia, dan manusia tidak mau mencampurinya. Dan sebaik-baik manusia ialah yang
paling bermanfaat bagi
manusia yang lain. (HR. at-Thabrani)
-----
Alhamdulillah, Ya Rabb...!!!
Engkau telah memberi
kesempatan kepada hamba untuk menguatkan saudara hamba yang saat ini sedang
mengalami cobaan yang teramat berat ini!
Ya… Tuhan kami,
Berilah kekuatan kepada kami,
sehingga kami benar-benar dapat ridha dengan apa yang telah Engkau berikan
kepada kami. Cukuplah Engkau bagi kami. Sesungguhnya kami hanya berharap kepada
Engkau. Semoga Engkau berikan karunia-Mu kepada kami. Amin...!
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا آتَاهُمُ اللهُ وَرَسُولُهُ
وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ سَيُؤْتِينَا اللهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا
إِلَى اللهِ رَاغِبُونَ ﴿٥٩﴾
“Jikalau mereka
sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada
mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan
kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah",
(tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)”. (QS. At
Taubah. 59).
Semoga bermanfaat!