Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Betapa nikmatnya berdakwah. Karena
apapun tanggapan orang ketika kita menyampaikan dakwah kepada mereka, minimal
kita telah mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan tersebut adalah karena kita
telah melaksanakan perintah Allah SWT. sebagaimana penjelasan-Nya dalam Al
Qur’an surat Ali ’Imran ayat 104 dan ayat 114, yang artinya adalah sebagai
berikut:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ
وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٤﴾
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf* dan mencegah dari yang
munkar**; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali ’Imran. 104). *) Yang
dimaksud dengan ma’ruf* adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada
Allah SWT. **) Sedangkan yang dimaksud dengan munkar** adalah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
وَأُوْلَـئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿١١٤﴾
”Mereka beriman kepada Allah
dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf*, dan mencegah dari
yang munkar** dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu
termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. Ali ’Imran. 114).
Saudaraku…,
Perhatikan tiga situasi /
kondisi di bawah ini, yang kemungkinan akan kita hadapi dalam berdakwah:
1. Kita menyampaikan dakwah
kepada seseorang, namun orang tersebut tidak sempat mendengar dakwah kita atau
tidak sempat melihat dakwah kita atau tidak sempat membaca dakwah kita.
Saudaraku…,
Apabila kita menyampaikan
dakwah kepada seseorang, sedangkan karena kesibukannya atau karena sebab-sebab
lain telah menyebabkan orang tersebut tidak sempat mendengar dakwah kita (saat dakwah
disampaikan secara lisan) atau tidak sempat melihat dakwah kita (saat dakwah
disampaikan melalui perbuatan) atau tidak sempat membaca dakwah kita (saat dakwah
disampaikan dengan tulisan melalui surat / sms / email / media lainnya), maka
hal ini bukan berarti sia-sia. Kita akan tetap mendapatkan satu kebaikan. Karena
kita telah melaksanakan perintah-Nya sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam
surat Ali ’Imran ayat 104 dan ayat 114 di atas.
Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan penjelasan Al
Qur’an dalam surat Al An’aam ayat 162 – 163 berikut ini:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ
أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al An’aam.
162). “tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku
dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS.
Al An’aam. 163).
Dengan demikian, apapun yang kita lakukan (termasuk dalam
berdakwah), cukuplah jika semuanya itu kita niatkan hanya karena Allah semata. Jika
kita sudah berusaha secara maksimal, maka apapun hasilnya, semuanya itu sudah
menjadi urusan Allah SWT.
2. Kita menyampaikan dakwah
kepada seseorang, namun orang tersebut justru memberikan tanggapan negatif.
Saudaraku…,
Apabila kita menyampaikan
dakwah kepada seseorang, sedangkan orang tersebut justru memberikan tanggapan
negatif (mencemooh kita, mencaci-maki kita, menghina kita, dst.), maka hal ini juga
bukan berarti sia-sia. Jika kita bisa bersabar dalam menerima tanggapannya, justru
kita akan mendapatkan dua kebaikan. Kebaikan pertama adalah karena kita telah
melaksanakan perintah-Nya sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Ali
’Imran ayat 104 dan ayat 114 di atas. Sedangkan kebaikan kedua adalah karena
kesabaran kita dalam menghadapi rintangan dalam berdakwah.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم
بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ
تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ
عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً ﴿٢٨﴾
”Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta
menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. (QS. Al
Kahfi. 28).
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا
يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء
وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ
مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ ﴿٢١٤﴾
”Apakah kamu mengira bahwa
kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana
halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah
datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat”. (QS. Al Baqarah. 214).
3. Kita menyampaikan dakwah
kepada seseorang dan orang tersebut memberikan tanggapan positif.
Saudaraku…,
Apabila kita menyampaikan
dakwah kepada seseorang, sedangkan orang tersebut memberikan tanggapan positif
(menerima dengan baik dakwah kita dan melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari), maka dalam hal ini kita akan mendapatkan dua kesuksesan /
kebaikan sekaligus. Kesuksesan / kebaikan pertama adalah karena kita telah
melaksanakan perintah-Nya sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Ali
’Imran ayat 104 dan ayat 114 di atas. Sedangkan kebaikan kedua adalah
sebagaimana penjelasan Rasulullah Muhammad SAW. (pemimpin
kita yang teramat kita cintai) dalam sebuah hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ
يَنْقُصُ مِن أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ
مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا. (رواه مسلم)
“Barangsiapa
menyeru (mengajak) kepada petunjuk, baginya pahala sebagaimana pahala orang
yang mengikutinya, tidak berkurang pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa
yang menyeru (mengajak) kepada kesesatan, atasnya dosa semisal dosa orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi demikian itu dari dosa mereka sedikitpun”. (HR.
Muslim no. 2674).
Saudaraku…,
Dari uraian di atas,
nampaklah betapa nikmatnya berdakwah. Karena apapun tanggapan orang ketika kita
menyampaikan dakwah kepada mereka, dan bagaimanapun situasi / kondisi yang
harus kita hadapi dalam berdakwah, ternyata kita akan senantiasa beroleh
kebaikan. Maka masih adakah alasan bagi kita untuk menyia-nyiakan
setiap kesempatan untuk berdakwah???
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل
لَّكُمْ نُوراً تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٢٨﴾
”Hai orang-orang yang beriman
(kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah
kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan
menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”, (QS. Al Hadiid.
28).
Wallahu
ta'ala a'lam.
Semoga
bermanfaat.
dakwah adalah pekerjaan yg mulia
BalasHapusBenar sekali, wahai saudaraku Mbak Ambar. Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan kepada kita sehingga kita tetap mampu untuk menyampaikan dakwah kepada sesama. Amin, ya rabbal 'alamin!
HapusSampaikan dakwah walau hanya satu ayat
BalasHapusSampaikan dakwah walau hanya satu ayat
BalasHapus