Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Berawal
dari penciptaan Nabi Adam AS kemudian Allah perintahkan penduduk surga untuk
bersujud kepada Nabi Adam AS, maka merekapun (para malaikat) bersujud kecuali Iblis.
وَلَقَدْ خَلَقْنَـــٰـكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَــــٰـكُمْ ثُمَّ
قُلْنَا لِلْمَلآئِكَةِ اسْجُدُواْ لِآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ
يَكُن مِّنَ السَّـــٰجِدِينَ ﴿١١﴾
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu
Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat:
"Bersujudlah* kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali
iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud*. (QS. Al A’raaf. 11).
Saudaraku,
Yang membuat/yang menghalangi Iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam AS adalah karena Iblis merasa
lebih baik daripada Nabi Adam AS, dimana Allah
telah menciptakan dia dari api sedangkan Nabi
Adam AS Allah ciptakan dari tanah.
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ
أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ﴿١٢﴾
Allah berfirman: "Apakah
yang menghalangimu untuk bersujud* (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?"
Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari
api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al A’raaf. 12).
Akibat dari kesombongannya tersebut, maka Iblispun diusir
Allah dari surga dan hal ini telah menjadikannya termasuk golongan orang-orang
yang hina.
قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن
تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّـــٰــغِرِينَ ﴿١٣﴾
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu;
karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah,
sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (QS. Al A’raaf. 13).
Saudaraku,
Karena Iblis telah memandang bahwa yang menjadikannya terusir dari surga dan menjadi hina
adalah karena kehadiran Nabi Adam AS, maka Iblispun
telah bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam AS beserta keturunannya semuanya. Untuk
itu (agar Iblis berkesempatan
menggoda Nabi Adam AS beserta anak cucunya),
maka Iblispun telah memohon kepada Allah agar
diperkenankan untuk hidup terus hingga hari kiamat, dan Allahpun telah
mengabulkannya.
قَالَ أَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤﴾ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُــنظَرِينَ ﴿١٥﴾ قَالَ
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ
لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَــــٰــنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَـــٰـكِرِينَ ﴿١٧﴾ قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْؤُومًا مَّدْحُورًا لَّمَن تَبِعَكَ
مِنْهُمْ لَأَمْلَأنَّ جَهَنَّمَ مِنكُمْ أَجْمَعِينَ ﴿١٨﴾
(14). Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai
waktu mereka dibangkitkan**".
(15). Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi
tangguh". (16). Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus, (17). kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (ta`at). (18). Allah berfirman:
"Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya
barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi
neraka Jahannam dengan kamu semuanya". (QS. Al A’raaf. 14 – 18).
قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿٧٩﴾ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ ﴿٨٠﴾ إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ ﴿٨١﴾ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ
أَجْمَعِينَ ﴿٨٢﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٨٣﴾
(79). Iblis berkata: "Ya
Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". (80). Allah
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
(81). sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)".
(82). Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka
semuanya, (83). kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. (QS.
Shaad. 79 – 83).
قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿٣٦﴾ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ ﴿٣٧﴾ إِلَىٰ يَومِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ ﴿٣٨﴾ قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي
لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾ إِلَّا
عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
(36). Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu)
maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan". (37).
Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk
orang-orang yang diberi tangguh, (38). sampai hari (suatu) waktu yang telah
ditentukan". (39). Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau
telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang
baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
(40). kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS.
Al Hijr. 36 – 40).
Saudaraku,
Oleh karena Iblis telah memandang bahwa yang menjadikannya terusir dari surga dan menjadi hina
adalah karena kehadiran Nabi Adam AS, maka
Iblispun telah bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam AS beserta keturunannya
(umat manusia) semuanya. Iblis akan melakukan
apapun dalam upayanya untuk menjerumuskan Nabi Adam AS beserta anak cucunya ke dalam jurang kehinaan.
Untuk itu,
Iblis dan balatentaranya akan menjadikan umat manusia
memandang baik perbuatan ma`siat di muka bumi (sebagaimana
penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Hijr ayat 39 di atas). Mereka juga akan mengepung kita dari segala arah/dari
muka dan dari belakang kita serta dari kanan dan dari kiri kita (sebagaimana penjelasan
Al Qur’an dalam surat Al A’raaf ayat 17 di atas). Bahkan mereka bisa mengalir dalam tubuh Bani Adam sebagaimana mengalirnya darah
di urat nadi, sebagaimana penjelasan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim berikut ini:
Diriwayatkan dalam Shahih Al
Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى
الدَّمِ
"Sesungguhnya
setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana mengalirnya darah".
Disamping mereka akan menjadikan umat manusia memandang baik perbuatan ma`siat di
muka bumi ini dan akan mengepung kita dari segala arah serta bisa mengalir dalam tubuh Bani Adam sebagaimana mengalirnya darah di urat
nadi, ternyata mereka bisa melihat kita sementara kita tidak bisa melihat
mereka!
... إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ
وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ... ﴿٢٧﴾
“...
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka. ...”. (QS. Al A’raaf. 27).
Saudaraku,
Berdasarkan realita tersebut, ditambah dengan pengalaman mereka yang sangat panjang dalam menggoda ummat
manusia (dari Nabi Adam AS hingga sekarang,
bahkan hingga akhir zaman nantinya), maka dapat kita simpulkan bahwa ini
benar-benar sebuah pertarungan yang
tidak seimbang. Sehingga jika kita bertarung melawan mereka (Iblis dan balatentaranya) sendirian, bisa dipastikan: kita akan kalah telak!
Oleh karenanya, ketika kita
ditimpa gangguan syaitan/ketika kita ditimpa godaan syaitan, maka
tiada pilihan lain selain bersegera untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ
مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
﴿٣٦﴾
“Dan jika syaitan
mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Fushshilat.
36).
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَـــٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٠٠﴾
“Dan jika kamu ditimpa
sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al A’raaf. 200).
Dan karena mereka akan mengepung kita dari segala arah
(sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al A’raaf ayat 17 di atas), agar
“benteng pertahanan” ini tidak goyah, maka tetaplah
berpegang pada tali-Nya yang tak akan mungkin putus kecuali kita sendiri
melepaskannya.
وَمَن
يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ
الْوُثْقَىٰ وَإِلَى اللهِ عَــٰــقِبَةُ الْأُمُورِ ﴿٢٢﴾
”Dan
barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan”. (QS. Luqman. 22).
Semoga bermanfaat.
{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2
tulisan}
NB.
*) Yang dimaksud sujud* di
sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu semata-mata hanyalah
kepada Allah.
**) Maksudnya ialah: “Janganlah
saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya
berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya”.