Saudaraku…,
Perhatikanlah, ketika seseorang yang hendak bepergian dengan kereta api dan ternyata telah terlambat hanya 1 menit saja. Pada peristiwa ini dia benar-benar dapat merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal.
Demikian juga, ketika seseorang yang hendak bepergian dengan naik pesawat terbang (plane) dan ternyata telah terlambat hanya 1 menit saja. Pada peristiwa ini dia juga benar-benar dapat merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal.
Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang atlet yang sedang mengikuti lomba lari/renang. Bisa dipastikan, bahwa meskipun terlambat hanya 1 detik saja, hal ini benar-benar bisa berakibat fatal. Karena gelar juara yang sudah di depan mata, bisa hilang begitu saja. Pada peristiwa ini dia juga benar-benar dapat merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal.
Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa peristiwa-peristiwa tersebut di atas, tak ubahnya seperti gambaran kehidupan yang kita lalui?
Saudaraku…,
Dalam Al Qur’an surat Yunus ayat 45, diperoleh penjelasan bahwa pada saatnya nanti, kita akan merasakan bahwa seakan-akan kita tidak pernah berdiam di dunia ini, melainkan hanya sesaat saja. “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (QS. Yunus. 45).
Nah…, jika pada saatnya nanti kita akan merasakan bahwa seakan-akan kita tidak pernah hidup di dunia ini, melainkan hanya sesaat saja. Lalu bagaimanakah dengan rangkaian kesempatan yang ada di dalamnya (rangkaian kesempatan selama masa hidup kita di dunia ini)?
Tentunya sudah bisa dipastikan bahwa berbagai kesempatan yang ada selama masa hidup kita di dunia ini akan terasa lebih singkat lagi. Padahal, begitu kesempatan itu berlalu – jika tidak kita gunakan dengan baik – maka hal-hal yang bermanfaat yang seharusnya bisa kita raih, bisa hilang begitu saja. Dan pada saatnya nanti, kita juga benar-benar akan merasakan, betapa kesempatan itu ternyata teramat mahal. Karena sekali kesempatan itu berlalu, dia tidak akan pernah kembali lagi. Karena sekali kesempatan itu hilang, hilang pula berbagai hal bermanfaat yang seharusnya bisa kita raih. Dan bisa dipastikan pula, bahwa tinggal sesal-lah yang akan kita dapatkan. Na’udzubillahi mindzalika!
“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (QS. Al Baqarah. 167).
“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)”. (QS. Al An’aam. 27).
Saudaraku…,
Oleh karena kesempatan itu ternyata teramat mahal, maka janganlah kita menyia-nyiakannya karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan dunia semata, yang sebenarnya nilainya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
”Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka**. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al An’aam. 32). **) Maksudnya ialah: kesenangan-kesenangan itu hanya sebentar dan tidak kekal, Janganlah orang terpedaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dalam memperhatikan urusan akhirat. ”Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’laa. 17). Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar