Saudaraku…,
Bang Nafil dan Bang Fulan adalah dua orang yang menderita kebutaan (tidak bisa melihat sama sekali). Keduanya telah bersahabat sejak lama, karena kebetulan berasal dari kampung yang sama.
Pada suatu saat, Bang Nafil berkesempatan untuk berkunjung di sebuah Kebun Binatang. Di sana, Bang Nafil sempat berada sangat dekat dengan seekor gajah yang sudah terlatih / jinak. Bahkan Bang Nafil sempat meraba kupingnya.
Pada saat yang lain, Bang Fulan juga berkesempatan untuk berkunjung di Kebun Binatang yang sama. Dan kebetulan sekali, Bang Fulan juga sempat berada sangat dekat dengan gajah yang sama. Namun Bang Fulan hanya sempat meraba belalainya.
Beberapa hari kemudian saat keduanya bertemu di kampung halamannya, keduanya sama-sama bercerita tentang pengalamannya di Kebun Binatang tersebut. Hingga akhirnya, keduanya bercerita tentang “gajah”.
Bang Nafil bercerita bahwa gajah itu ternyata sejenis hewan yang bentuknya seperti kipas. Namun Bang Fulan membantahnya. Dengan penuh keyakinan, Bang Fulan mengatakan bahwa gajah itu ternyata sejenis hewan yang bentuknya seperti ular, bukan seperti kipas sebagaimana penjelasan Bang Nafil.
Demikianlah...,
Karena keduanya sama-sama belum pernah melihat gajah secara utuh / secara menyeluruh (secara kaaffah), maka perdebatan itu terus berkepanjangan tiada akhir. Masing-masing pihak merasa benar dan menyalahkan pihak lainnya (karena masing-masing pihak merasa didukung oleh bukti yang sangat meyakinkan). Maklumlah, Bang Nafil hanya sempat meraba kupingnya. Sementara Bang Fulan juga hanya sempat meraba belalainya.
-----
Saudaraku…,
Jika kita melihat kisah di atas, maka dengan mudah kita dapat menyimpulkan, bahwa sekalipun masing-masing pihak merasa benar dengan pendapatnya (karena sama-sama didukung oleh bukti yang sangat meyakinkan), namun sebenarnya pendapat keduanya adalah sama-sama salahnya. Dan kesalahan itu terjadi semata-mata karena keduanya hanya mengetahui gajah secara parsial saja. Bukan secara utuh / secara menyeluruh (secara kaaffah).
Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kisah di atas.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah. 208).
Saudaraku…,
”Memahami Islam secara sepotong-sepotong (secara parsial), bisa menimbulkan kesalahpahaman tentang Islam”.
Semoga bermanfaat.
NB.
Bang Nafil dan Bang Fulan pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar