Saudaraku…,
Seorang teman telah bertanya tentang seputar urusan alam ghaib / tentang seputar masalah (alam) ghaib.
-----
Saudaraku yang dicintai Allah...,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan yang kita miliki ternyata sangatlah terbatas. Semakin tinggi pendidikan kita, justru semakin menyadarkan kita, bahwa semakin banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita ketahui. Teramat banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita kuasai, karena pada kenyataannya kita memang tidak mungkin menguasai semua ilmu, meski setinggi apa-pun pendidikan kita. “... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).
Ayat lain yang menggambarkan betapa ilmu kita (termasuk semua makhluk Allah yang lain) adalah sangat terbatas, adalah QS. Al Israa’ ayat 88. Karena terbatasnya ilmu yang dimiliki, maka seandainya semua makhluk berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an (kitab suci yang benar-benar datang dari Allah, Tuhan yang ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu), niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Al Qur'an, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.
“Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al Israa’. 88).
Saudaraku…,
Selain penjelasan Al Qur'an sebagaimana uraian di atas, bukti-bukti yang ada juga menunjukkan betapa ilmu kita adalah sangat terbatas.
Teori Geosentris yang menganggap bumi adalah pusat alam semesta, misalnya. Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan manusia pada saat itu, teori geosentris sempat dianggap sebagai “suatu kebenaran”. Bahkan berlangsung hingga ratusan tahun. Hingga akhirnya ditumbangkan oleh teori Heliosentris yang menganggap bahwa matahari adalah pusat alam semesta.
Namun, pada saat ini-pun terbukti bahwa alam semesta tidaklah berpusat pada matahari. Karena matahari sendiri ternyata hanya salah satu bintang dari miliaran bintang yang ada dalam suatu gugusan bintang yang juga disebut galaxy (galaxy Bima Sakti / Milky Way). Bersama bintang-bintang yang lain, ternyata matahari juga berputar mengelilingi pusat galaxy Bima Sakti. Demikian seterusnya.
Dengan demikian, nampaklah bahwa teori ilmiah tidak akan pernah final. Apa yang dianggap benar pada saat ini, pada suatu saat bisa saja dianggap salah dan sebaliknya. Dan (sekali lagi) ini benar-benar suatu tanda betapa ilmu kita adalah sangat terbatas. Artinya tidak ada kebenaran mutlak pada teori ilmiah ciptaan manusia.
Saudaraku yang dicintai Allah...,
Jika untuk urusan / masalah yang dhohir (kasat mata) saja, ternyata ilmu kita sangatlah terbatas. Apalagi untuk urusan alam ghaib, maka teramat sedikitlah yang kita ketahui. Oleh karena itu, jika saudaraku bertanya tentang seputar urusan / masalah ghaib (tidak kasat mata), maka aku hanya bisa mengatakan, bahwa hal itu termasuk urusan Tuhanku, karena tidaklah aku diberi pengetahuan tentang hal itu melainkan sedikit.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).
Perhatikan pula penjelasan Allah dalam Al Qur’an surat Luqman ayat 34 berikut ini: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman. 34).
Jika saudaraku bertanya tentang seputar urusan alam ghaib (tidak kasat mata), maka aku hanya bisa mengatakan, bahwa hal itu termasuk urusan Tuhanku, karena tidaklah aku diberi pengetahuan tentang hal itu melainkan sedikit. Kecuali jika ada penjelasan dari Allah (melalui ayat-ayat Al Qur’an) maupun dari Rasulullah SAW (melalui Hadits-nya). Sebagai contohnya, aku dengan sangat yakin bisa mengatakan bahwa Iblis itu tercipta dari api (sekalipun aku belum pernah melihat Iblis secara kasat mata, apalagi melihat saat penciptaannya). Karena Allah telah menjelaskannya dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 12 berikut ini:
”Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al A’raaf. 12).
Demikian penjelasan yang bisa aku sampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.