Seorang akhwat (single parent) telah bertanya: “Mohon saran. Anak-anak bersekolah di SD dan SMP Islam Fullday & pondok pesantren. Dalam waktu dekat, saya harus pindah rumah ke kota lain mendekati kantor. Jadi anak-anak juga harus pindah sekolah. Sebenarnya saya ingin anak-anak tetap sekolah di lingkungan yang islami, tapi biayanya mahal. Bagaimana solusinya?”
-----
Keputusan Ibu untuk menyekolahkan anak-anak di SD & SMP Islam Fullday & pondok pesantren adalah keputusan yang sangat tepat, mengingat realita yang sedang kita hadapi saat ini, dimana begitu banyak terdapat perusak akhlak berbanding dengan sangat sedikitnya proses pembangunan akhlak. Sehingga tidak mengherankan jika dimana-mana dapat dengan mudahnya kita temui para pemuda/pemudi kita yang bergaul dengan bebasnya. Sungguh..., suatu kenyataan yang sangat menyedihkan.
Beberapa waktu yang lalu, saya baca di Harian Surya (terbit di Surabaya), terdapat berita dimana warga Tulung Agung (sebuah kabupaten di bagian selatan Propinsi Jawa Timur) digegerkan oleh video tentang adegan layaknya suami istri yang diperankan oleh dua anak yang masih sangat belia. Yang perempuan bernama AR 14 th, siswa kelas 2 sebuah sekolah setingkat SLTP. Sedangkan pelaku laki-lakinya bernama PR 14 th, juga siswa kelas 2 sebuah SMP Negeri di Kec. Kauman, Tulung Agung. (Na’udzubillahi mindzalika!).
Keduanya melakukannya di balik pohon besar di sebuah hutan di Tulung Agung. Secara kebetulan ada pencari rumput yang secara tak sengaja mendengarkan adanya suara yang mencurigakan. Secara diam-diam, pencari rumput tersebut merekamnya dengan menggunakan ponsel, kemudian rekamannya beredar di kalangan warga di wilayah Kecamatan Kauman.
Sedangkan pergaulan di tingkat mahasiswa, juga tak kalah memprihatinkan. Kebetulan saya adalah seorang dosen. Saya banyak mengamati perkembangan pergaulan mereka. Dan biasanya, saya selipkan dakwah pada saat mengajar di kelas (meskipun saya adalah dosen Fakultas Teknik). Saya hanya berupaya untuk mengimbangi serbuan kemaksiatan di kalangan generasi muda kita dengan menyebarkan kebaikan kepada mereka, semampu saya.
Saudaraku...,
Melihat serbuan kemaksiatan yang luar biasa tersebut, hal ini benar-benar sangat membahayakan anak-anak / remaja kita. Oleh karena itu, akan lebih baik jika mereka dibekali pendidikan agama yang cukup.
Disamping itu, jangan biarkan mereka punya waktu luang yang banyak. Hal ini hanya akan memperbesar peluang mereka untuk bersentuhan dengan pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Akan lebih baik jika waktunya banyak diisi dengan berbagai kegiatan positif, khususnya yang terkait dengan proses pembangunan akhlak.
Jika dalam waktu dekat Ibu harus pindah rumah ke kota lain untuk mendekati kantor, sebaiknya tetap diupayakan agar mereka tetap disekolahkan di lingkungan yang islami*. Jika ternyata di kota yang baru biaya sekolah di lingkungan yang Islami mahal, mungkin ada baiknya jika anak-anak tetap bersekolah di sekolah yang lama, apalagi di sekolah yang lama juga sudah ada pondok pesantrennya. Sebagai jalan tengahnya, Ibu bisa menjenguknya tiap minggu sekali atau tiap dua minggu sekali / sebulan sekali. Memang, sebagai orang tua, kita harus sedikit berkorban demi masa depan mereka yang lebih baik.
“Dan berdo`alah: "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat." (QS. Al Mu’minuun. 29).
“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (QS. Ali ‘Imran. 53).
Amin…,
Ya rabbal ‘alamin!
Demikian penjelasan yang bisa saya berikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Selamat berjuang, Bu...!!! Do’aku menyertai perjuangan Ibu.
Mungkin tautan di berikut ini, ada baiknya juga untuk di baca (jika berkenan membacanya, bisa klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/06/ternyata-merusak-itu-lebih-mudah.html )
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.
NB.
*) Sebenarnya bersekolah di sekolah-sekolah umum juga tak masalah, selama bisa diupayakan untuk membekali mereka dengan tambahan pendidikan agama yang cukup di luar jam sekolah. Hal ini sebagai upaya untuk menghadapi serbuan kemaksiatan yang luar biasa, yang sangat membahayakan anak-anak / remaja kita. Disamping itu, hal ini juga sebagai upaya agar mereka tidak punya waktu luang yang banyak. Karena hal ini hanya akan memperbesar peluang mereka untuk bersentuhan dengan pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Akan lebih baik jika waktunya banyak diisi dengan berbagai kegiatan positif, khususnya yang terkait dengan proses pembangunan akhlak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar