بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 05 Desember 2011

MEMANFAATKAN SISA UMUR YANG TINGGAL SEDIKIT

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku, aku mau bertanya: “Apa yang sebaiknya dilakukan oleh seseorang yang sudah memasuki usia pensiun seperti aku ini? Apa harus berdzikir saja?”. Demikian pertanyaan Pak Nafil kepada Pak Fulan, sahabatnya.

Mendengar pertanyaan dari Pak Nafil tersebut, Pak Fulan berupaya untuk menanggapinya: “Teruslah berupaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya, wahai saudaraku! Dengan mengisi sisa umur kita yang tinggal sedikit ini dengan segala kebaikan. Bisa dengan berdzikir, terus belajar tentang Islam + segala kebaikan lainnya. Jangan sampai engkau luangkan sedikitpun waktu yang tersisa ini untuk bersantai, apalagi sampai bermaksiat kepada-Nya. Dan jangan sampai datang ajalmu sedang engkau belum berserah diri kepada-Nya, padahal tak seorang pun tahu kapan ajalnya 'kan tiba”.

Tak lupa, Pak Fulan juga mengingatkan: ”Saudaraku..., Berapapun usia kita saat ini, sesungguhnya sisa umur kita tetaplah sangat sedikit. Karena kita tidak tinggal di dunia ini, melainkan hanya sebentar saja”.

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. Al Mu’minuun. 114).

-----

Saudaraku…,
Perhatikan nasehat Pak Fulan yang terakhir: ”Berapapun usia kita saat ini, sesungguhnya sisa umur kita tetaplah sangat sedikit. Karena kita tidak tinggal di dunia ini, melainkan hanya sebentar saja”.

Yah...,
Berapapun usia kita saat ini, sebenarnya sisa umur kita, ternyata tetaplah sangat sedikit. Karena kita tidak tinggal di dunia ini, melainkan hanya sebentar saja. Ini artinya bahwa nasehat Pak Fulan tersebut sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada Pak Nafil yang sudah memasuki usia pensiun. Tetapi juga ditujukan kepada kita semua, berapapun usia kita saat ini.

Menyadari akan hal ini, maka sekali-kali jangan sia-siakan sisa umur kita yang tinggal sedikit ini dengan berbagai kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti: tidak tidur semalaman hanya karena larut dalam bermain “game” di komputer kesayangan, ‘ngobrol tak tentu arah hingga berjam-jam, dll. Apalagi sampai bermaksiat kepada-Nya.

Ingat...!!!
Bahwa berapapun usia kita saat ini, sebenarnya sisa umur kita tetaplah sangat sedikit. Sementara tidak lama lagi, kita semua akan menempuh suatu perjalanan nan amat panjang, yang harus kita lalui sendirian.

“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”. (QS. Maryam. 95).

Saudaraku…,
Kita semua, sudah seharusnya menyadari hal ini...!!!

Demikian...,
Semoga bermanfaat…!

NB.
Pak Fulan dan Pak Nafil pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas!

Sabtu, 03 Desember 2011

KEMATIAN, SESUATU YANG PASTI TERJADI NAMUN BEGITU BANYAK DIANTARA KITA YANG BERUPAYA UNTUK MELUPAKANNYA



Assalamu’alaikum wr. wb.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾
“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al Jumu’ah. 8).

أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِ اللهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلًّ مِّنْ عِندِ اللهِ فَمَا لِهَـؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا ﴿٧٨﴾
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS. An Nisaa’. 78).

Saudaraku…,
Dari Al Qur’an surat Al Jumu’ah ayat 8 serta surat An Nisaa’ ayat 78 tersebut, diperoleh penjelasan bahwa kematian itu adalah suatu yang pasti akan menemui kita semua. Sekalipun kita berlindung di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh atau berlindung di dalam semua tempat yang lainnya, kita tetaplah tidak akan bisa lari daripadanya.

Meskipun demikian…,
Meskipun telah diperoleh penjelasan yang nyata, bahwa kematian itu adalah suatu yang pasti akan terjadi dan kita semua sama-sama meyakininya. Namun pada kenyataannya, begitu banyak diantara kita yang berupaya untuk melupakannya. Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Perhatikanlah realita yang ada di sekeliling kita, yang ternyata benar-benar mencengangkan. Dimana begitu banyak orang-orang di sekeliling kita yang sangat mencintai kehidupan dunia ini sehingga mereka tidak segan-segan untuk menghalalkan berbagai cara / tanpa memperdulikan norma-norma agama dalam mendapatkan / mengumpulkan berbagai perhiasan duniawi / berbagai limpahan kesenangan duniawi seperti: harta yang melimpah, kesuksesan dalam berkarier, kedudukan / jabatan tertentu, dst. Seolah-olah mereka akan hidup untuk selama-lamanya, seolah-olah maut tidak akan pernah menyapanya, seolah-olah semua perbuatannya tidak akan pernah dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari. Na’udzubillahi mindzalika!

Dan ketahuilah, bahwa ketika seseorang telah menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan / mengumpulkan berbagai perhiasan duniawi, maka pada saat itu pula dia telah melupakan kematian. Karena pada situasi seperti itu, biasanya yang bersangkutan akan merasa bahwa seolah-olah dia akan hidup untuk selama-lamanya, seolah-olah maut tidak akan pernah menyapanya, seolah-olah semua perbuatannya tidak akan pernah dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari. Na’udzubillahi mindzalika!

Hal sangat berbeda terjadi pada orang-orang yang senantiasa mengingat kematian. Apabila seseorang ingat akan kematian, maka tentunya dia akan lebih berhati-hati dalam mendapatkan / mengumpulkan berbagai perhiasan duniawi. Karena dia bisa merasakan bahwa hidup ini ternyata teramat singkat, dan maut itu bisa datang menjemputnya setiap saat, sementara semua perbuatannya (selama masa hidupnya di dunia yang teramat singkat ini) akan dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, dan dia juga mengetahui bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْماً لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئاً إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللهِ الْغَرُورُ ﴿٣٣﴾
”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman. 33).

-----

Ya… Tuhan kami,
Berilah kekuatan kepada kami, sehingga kami benar-benar dapat ridha dengan apa yang telah Engkau berikan kepada kami. Cukuplah Engkau bagi kami. Sesungguhnya kami hanya berharap kepada Engkau. Semoga Engkau berikan karunia-Mu kepada kami. Amin...!

Semoga bermanfaat!

NB.
Artikel terkait, silahkan klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/08/mengingat-kematian-iii.html

Kamis, 01 Desember 2011

TERNYATA KITA TERCIPTA DALAM KEADAAN YANG SANGAT LEMAH

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Mungkin sebagian diantara kita menyangka bahwa seseorang yang memiliki kekayaan yang melimpah adalah orang yang kuat. Hal ini bisa dipahami, karena dengan kekayaannya, dia bisa berbuat apa saja. Namun ketika tiba-tiba penyakit kanker stadium akhir telah setia menemaninya, ternyata dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain hanya menunggu ajal tiba. Pada kondisi seperti ini, ternyata harta kekayaannya yang melimpah tidak mampu membentenginya dari maut yang kian dekat menjemputnya. Jika sudah demikian, nampaklah bahwa ternyata dia hanyalah seorang manusia yang sangat lemah.

Hal yang sama juga terjadi pada seseorang yang sedang berada dipuncak kariernya. Dengan jabatan serta kekuasaan yang ada dalam genggamannya, seolah-olah dia bisa berbuat apa saja, sehingga orang-orang pada hormat kepadanya. Namun pada akhirnya jabatan serta kekuasaannya tersebut terpaksa harus dia tanggalkan bersamaan dengan masa pensiun yang telah menghampirinya. Dengan usia yang semakin senja serta tiadanya jabatan dan kekuasaan, menjadikan dia sebagai orang yang sangat lemah.

Demikian juga dengan seseorang yang sedang memegang kekuasaan sebagai pimpinan/presiden sebuah negara adidaya. Seolah-olah dia benar-benar berkuasa, sehingga dia dengan mudahnya dapat memenjarakan siapa saja yang berusaha menentangnya. Bahkan dia tak segan-segan untuk menghancurkan negara-negara lain yang lebih kecil yang dipandang menjadi ancaman. Namun pada kenyataannya, dia sesungguhnya adalah orang yang sangat lemah. Betapa tidak, kemana-mana dia harus mendapat pengawalan yang ekstra ketat karena begitu khawatir akan keselamatan jiwanya. Demikian seterusnya.

Terlebih lagi saat tiba-tiba bencana alam datang melanda. Apakah itu gunung meletus, tsunami, gempa bumi, dll. Nampak sekali, bahwa ternyata kita benar-benar tak berdaya ’tuk menghadapinya.

Oleh karena itu, janganlah kita menyombongkan diri ketika harta kekayaan, jabatan serta kekuasaan sedang dalam genggaman kita.

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”. (QS. 17. 37).

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik”. (QS. 25. 63).

-----

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS. Al A’raaf. 23).

Amin...,
Ya rabbal ‘alamin...!!!

Semoga bermanfaat!

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞