Seorang teman telah bertanya: ”Pak Imron, saya mohon penjelasan tentang bagaimana posisi laki-laki atas kaum hawa dalam Islam (Al Qur’an). Soalnya tadi saya mendengar perdebatan teman saya tentang hal ini. Dan membuat saya ingin tahu lebih dalam. Terima kasih”.
-----
Saudaraku…,
Posisi laki-laki atas kaum hawa dalam Islam itu bermacam-macam, tergantung dalam kedudukannya sebagai apa.
Dalam kedudukannya sebagai hamba Allah, maka posisi laki-laki dan kaum hawa adalah sama saja. Demikian juga antara yang kaya dengan yang miskin, antara pejabat dengan rakyat jelata, antara bangsa Arab dengan bangsa lainnya, dst. Semuanya itu dihadapan Allah adalah sama saja. Karena orang yang paling mulia di antara kita di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa kepada-Nya (tidak dilihat dari jenis kelaminnya, kekayaannya, jabatannya, suku bangsanya, dst).
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujuraat. 13).
Dalam lingkup keluarga, maka laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (istri). Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat An Nisaa’ ayat 34, yang artinya adalah sebagai berikut:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. An Nisaa’. 34).
Sedangkan dalam kedudukannya sebagai seorang ibu, maka selain kepada Allah dan rasul-Nya (Muhammad SAW.), beliau adalah orang yang harus kita hormati melebihi semua manusia yang lainnya. Yah..., berbakti kepadanya benar-benar menduduki tempat tertinggi, melebihi semua yang lain.
“Jagalah ibumu, karena surga itu di bawah tapak kakinya”. (H. R. Ibn Majah, Annasa’i, dan Alhaakim).
Demikian seterusnya. Sehingga jika saudaraku belajar Islam lebih jauh lagi, nampaklah bahwa sesungguhnya Islam begitu memuliakan kaum hawa, sama seperti halnya Islam memuliakan kaum adam. Hal ini sangat berbeda dengan propaganda pihak-pihak yang dengki terhadap kebenaran Islam, dimana mereka hanya menyampaikan ”secuil” informasi yang tidak lengkap, sehingga seolah-olah terkesan bahwa Islam adalah agama yang memandang rendah kaum hawa.
Demikian penjelasan yang bisa aku sampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Juga mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.