Seorang sahabat (dosen ITS) mengatakan: “Orang selalu mendambakan kesempatan emas menjadi seseorang yang mulia (di sisi-Nya) dalam kehidupan ini. Ketahuilah, bahwa kesusahan dan musibah adalah kesempatan emas dari Allah bagi kita untuk menjadi insan yang mulia di sisi-Nya. Karena hanya dengan kesusahan dan musibah saja, manusia bisa bersabar dan balasan dari sabar adalah pahala tanpa batas”.
-----
Saudaraku…,
Menurutku, untuk mendapatkan kemuliaan disisi-Nya, tidak hanya melalui kesusahan dan musibah saja (dengan kekurangan harta, kelaparan, gangguan kesehatan, kegagalan dalam berkarier, dst.). Namun bisa juga melalui berbagai limpahan kesenangan duniawi yang ada dalam genggaman kita (dengan kelebihan harta, kesuksesan dalam berkarier, kesehatan, kedudukan/jabatan yang kita miliki, dst.). Karena sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan itu adalah sama saja, kesuksesan serta kegagalan dalam berkarir itu juga sama saja, yaitu sama-sama dijadikan sebagai sarana untuk menguji kita, apakah kita dapat menjalaninya dengan baik atau malah sebaliknya.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (QS. Al Baqarah. 214).
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”, (QS. Al Baqarah. 155).
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghaabun. 15). “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”. (QS. At Takaatsur. 8). “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al Anfaal. 28).
Semoga bermanfaat.