بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 05 Juni 2012

CINTA YANG MENGGELORA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: “Mas Imron... Saya mohon pencerahan mas. Apa yang harus saya lakukan pada saat hati galau seperti ini. Sungguh tidak menyangka, ketika sudah menemukan calon yang saya rasa cocok diusia yang tidak muda ini, saya malah menjadi kacau. Pekerjaan terbengkalai, keimanan menurun karena terlalu cemburu dan terlalu mencintainya. Mohon saya diberi doa yang bisa mengembalikan saya seperti saya yang dulu. Mandiri, kuat ibadah dan cinta Allah. Saat ini saya ingin lari. Lari dari semua ini. Saya takut jatuh kedua kali dan saya takut disakiti lagi. Saya memang butuh suami, tapi saya lebih butuh imam dalam hidup saya sehingga membaikkan dunia akhirat saya.. Mohon bantuan mas. Mohon maaf kalau kurang berkenan. Wassalam.”

-----

Saudaraku yang dicintai Allah...,
Memang begitulah pada umumnya keadaan seseorang ketika sedang dilanda cinta. Tak peduli berapapun usianya. Ketika cinta sedang menggelora, rasanya setiap saat selalu ingat padanya. Perasaan senang, cemburu, cemas / takut kehilangan dia, dst. bercampur menjadi satu.

Jika keadaan seperti ini berlangsung sebentar saja, tentu wajar-wajar saja. Sebagaimana halnya ketika seseorang baru saja ditinggal pergi oleh orang-orang tercinta (ibunya/ayahnya baru saja wafat, dst) maka adalah wajar jika yang bersangkutan mengalami kesedihan yang mendalam. Namun jika yang bersangkutan terus larut dalam kesedihan tersebut dalam waktu yang lama, tentunya hal ini menjadi tidak baik.

Saudaraku...,
Silahkan bersuka cita, tetapi janganlah kita terlalu bersuka cita / terlalu bergembira dengan apa saja yang telah berhasil kita raih / telah berhasil kita miliki. Termasuk kepada sang calon suami (dan saya ikut berdo’a semoga bisa berakhir hingga ke pelaminan, amin). Cobalah untuk menata hati kembali agar perasaan cinta yang menggelora kepadanya tersebut jangan berlangsung terlalu lama. Silahkan mencintainya, tapi jangan terlalu mencintainya. Bersikaplah yang sewajarnya saja, karena semuanya itu (termasuk calon suami), pada hakekatnya hanyalah titipan Allah semata.

Sebaliknya: silahkan berduka cita, tetapi jangan terlalu berduka cita (apalagi sampai larut di dalamnya) terhadap segala sesuatu yang luput dari kita, apakah itu berupa kehilangan jabatan, pekerjaan, harta kekayaan, orang-orang yang kita cintai, dll., termasuk jika saudaraku harus mendapati kemungkinan terburuk / tidak jadi menikah dengannya (dan saya ikut berdo’a semoga hal ini tidak sampai terjadi, amin). Ingatlah, bahwa pada hakekatnya semuanya itu hanyalah titipan Allah semata. Karena sesungguhnya Allah-lah pemilik seluruh alam semesta beserta isinya, termasuk jiwa dan raga kita. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Hadiid ayat 23 berikut ini:

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira* terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS. Al Hadiid. 23). *) Yang dimaksud dengan terlalu gembira disini adalah gembira yang telah melampaui batas, yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan, dan lupa kepada Allah.

Saudaraku...,
Satu hal yang harus kita tanamkan dalam hati kita, bahwa sebagai seorang muslim / muslimah yang baik, maka seharusnya cinta kita 100% hanya untuk Allah semata.

Kalaupun kita harus mencintai istri (suami) kita, termasuk cinta kita kepada orang tua, anak, saudara, dll., maka semuanya itu hanyalah dalam rangka memenuhi perintah Allah semata (sebagai perwujudan cinta kita kepada-Nya). Dan jika suatu ketika Allah memerintahkan kita untuk menceraikan istri (suami) kita, maka (karena cinta kita kepada Allah) kita juga harus menceraikannya. Misal: ketika tiba-tiba sang istri (suami) murtad, maka terlebih dahulu kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengajaknya kembali. Namun jika ternyata sang istri tetap tidak mau, maka kita harus tinggalkan dia. Sekalipun kecantikannya masih membuat kita terpesona, juga kelembutan sikapnya, dll. (Semoga hal ini tidak sampai terjadi pada istri/suami kita. Amin...!!!)

Saudaraku mengatakan: ”Saat ini saya ingin lari. Lari dari semua ini. Saya takut jatuh kedua kali dan saya takut disakiti lagi”.

Mengapa harus lari dari semua ini? Bukankah tidak ada satupun diantara kita yang mampu menghindar dari masalah selama kita masih menjalani kehidupan di dunia ini? Dan seandainya saudaraku lari dari semuanya ini, apakah bisa dipastikan bahwa saudaraku tidak akan ketemu dengan masalah yang baru lagi? Tidak, bukan?

Oleh karena itu sebaiknya hadapi saja, wahai saudaraku. Sambil terus berdo’a kepada-Nya agar diberikan jalan terbaik. Jika memang dia benar-benar calon suami yang baik yang mampu membimbing saudaraku dalam menggapai ridho-Nya, mohonlah kepada-Nya agar dimudahkan jalan hingga ke jenjang pernikahan. Sedangkan jika ternyata dia bukanlah calon suami yang baik, mohonlah kepada-Nya agar segera ditunjukkan tanda-tandanya sebelum akad nikah dilaksanakan.

Saudaraku…,
Setelah kita berupaya secara maksimal, maka apapun yang akan terjadi, terimalah dengan hati yang lapang. Kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya, supaya jiwa kita menjadi tenang. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya”. (QS. Al Fajr. 27-28).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan.

Semoga bermanfaat.

Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.

NB.
Artikel terkait, silahkan klik di sini:
http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/04/nikah.html. Semoga bermanfaat.

Minggu, 03 Juni 2012

SEMUA AGAMA ITU BENAR?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Dengan berbekal pemahaman agama yang dangkal, sebagian orang dengan santainya telah membuat pernyataan-pernyataan hanya berdasarkan persepsi mereka sendiri. Seperti yang dilakukan oleh kaum Liberal dan Pluralis (JIL dan kawan-kawannya) yang mengatakan bahwa semua agama itu benar, khususnya agama-agama Yahudi, Nasrani dan Islam yang (menurut mereka) sama-sama merupakan agama samawi serta berlandaskan pada monothesime / agama tauhid.

Bagaimana mungkin bisa dikatakan bahwa ketiga agama itu sama-sama benarnya karena (menurut mereka kaum Liberal dan Pluralis) sama-sama merupakan agama samawi serta berlandaskan pada monothesime / agama tauhid?

Padahal telah sangat jelas pembeda antara kaum muslimin dengan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), sebagaimana penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 berikut ini:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَقَالَتْ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِؤُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ ﴿٣٠﴾
”Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At Taubah. 30).

Sedangkan dalam Al Qur’an surat Al Maa-idah ayat 72, diperoleh penjelasan sebagai berikut:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ ﴿٧٢﴾
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong-pun”. (QS. Al Maa-idah. 72).

Saudaraku…,
Bagaimana mungkin mereka kaum Liberal dan Pluralis (JIL dan kawan-kawannya) bisa mengatakan bahwa ketiga agama samawi sama-sama benarnya dengan dalih karena sama-sama berlandaskan pada monothesime / agama tauhid? Apakah mereka tutup mata dengan penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 serta surat Al Maa-idah ayat 72 di atas?

Jelas sekali, klaim mereka kaum Liberal dan Pluralis itu menunjukkan kedangkalan pemahaman mereka tentang Islam, sehingga menimbulkan banyak persepsi mereka yang salah tentang Islam. Atau jika mereka kaum Liberal dan Pluralis itu sudah membaca dan memahami penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 serta surat Al Maa-idah ayat 72 di atas, maka klaim mereka itu jelas-jelas suatu pembohongan yang nyata.

-----

Ya… Tuhan kami,
Lindungilah kami ketika kami membaca ayat-ayat-Mu dari godaan syaitan yang terkutuk agar kami senantiasa berada dalam jalan-Mu yang lurus. Amin...!!!

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴿٩٨﴾
”Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (QS. An Nahl. 98).

Ya… Tuhan kami,
Bimbinglah kami,
Sehingga kami tetap mampu untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang semua ajaran Islam, sesuai dengan yang Engkau ajarkan kepada kami.

اللَّهُّمَ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
“Ya Allah, tampakkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran dan karuniakanlah kami untuk mengikutinya. Dan tampakkanlah kebatilan itu sebagai kebatilan dan karuniakanlah kami untuk menjauhinya.” 

Ya… Tuhan kami,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6 – 7).

Amin...,
Ya rabbal ‘alamin...!!!

Semoga bermanfaat.


Jumat, 01 Juni 2012

PERLUNYA PEMAHAMAN AL QUR'AN DALAM MENGGALI ILMU DAN MENCIPTAKAN TEKNOLOGI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dalam sebuah diskusi, seorang sahabat (dosen senior di ITS) telah mengatakan: ”Karena sifatnya mencari tahu, bisa saja sumber infonya tidak langsung ke kitab suci, tapi mungkin dari guru ngajinya. Nah, karena penulis status itu saya, maka saya harus klarifikasi essensinya. Kiat mencari tahu Tuhan ini jelas mengarah pada upaya mencari jawaban apakah diperlukan pemahaman Al Qur'an dalam menggali ilmu dan menciptakan teknologi”.

Saudaraku...,
Sudah barang tentu, bidang ilmu keteknikan/teknologi adalah penting untuk dikuasai oleh kaum muslimin. Cukup banyak ayat-ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan hal ini. Bahkan ayat yang pertama kali turun, yaitu ayat 1 – 5 dari Surat Al-‘Alaq [96], telah mengisyaratkan hal ini.

Berikut ini adalah penjelasan Al Qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1 – 5:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam*.
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
*) Maksudnya: Allah mengajarkan manusia dengan perantaraan tulis baca.

Sedangkan pada ayat-ayat yang lain, kita juga mendapati adanya penjelasan agar kita memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya. Yang tentunya hal ini semua tidak mungkin bisa kita lakukan dengan baik, jika kita tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

”Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Yunus. 6).

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS. Ali ‘Imran. 190). “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali ‘Imran. 191).

Saudaraku…,
Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa memang sudah seharusnya bagi kita semua untuk selalu menggunakan akal dengan selalu memikirkan ayat-ayat Allah baik yang qouliyah (dalam nash Qur'an dan Sunnah) maupun kauniyah (ayat-ayat Allah di alam semesta).

-----

Beliau memberi tanggapan terhadap uraian di atas: ”Kalau jawabnya ya, bagaimana dengan orang non-muslim yang sama sekali tidak menyentuh Al Qur'an, tapi faktanya leading dalam sains teknologinya, bahkan banyak diantara saudara kita yang malah merengek rengek untuk berguru pada mereka?”.

Saudaraku…,
Tanpa adanya penguasaan ilmu agama (Islam), semuanya itu hanya akan sia-sia saja. Maka betapa ruginya mereka nanti ketika ternyata semua apa yang diketahuinya sama-sekali tidak ada gunanya. Semua amal dan usahanya bagaikan daun-daun kering yang hancur menjadi debu tertiup angin.

Tiada cahaya kebenaran datang dari yang mati, hanyalah Dia Yang Hidup dapat memberi kehidupan dan cahaya dalam kehidupan ini. Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al An'aam ayat 122 serta surat l Anfaal ayat 24 berikut ini:

”Dan apakah orang yang mati yang kemudian dia Kami hidupkan dan Kami jadikan baginya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al An'aam. 122).

”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan (ruhaniah) kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi (meng-hijab) antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (QS. Al Anfaal. 24).

Kehidupan ruhaniah adalah hidupnya hati oleh iman dengan 6 rukunnya dan 5 rukun Islam sebagai implementasinya untuk menghasilkan muhsinin yang ber-akhlaqul karimah.

Semoga bermanfaat!

NB.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Pak Eko Pramunanto, yang telah melengkapi tulisan ini.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞