بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 05 November 2012

NIAT GANDA



Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang teman muallaf telah mengirim pesan sebagai berikut: Afwan, mau tanya perihal puasa. Ana mendapat ilmu dari tempat ta'lim, dimana qada' puasa ramadhan boleh disatukan dengan puasa sunnah. Contoh: niat qada' puasa ramadhan disatukan dengan niat puasa sunat syawal atau puasa sunat senin – kamis.

Mohon bimbingannya berdasarkan dalil yang syar'i. Betul atau tidak? Atau boleh atau tidaknya. Jazakallah khairan atas perhatian & jawabannya.

-----

Saudaraku…,
Kebetulan sampai saat ini aku belum pernah menemukan dalilnya*, apalagi hal ini terkait amalan wajib* (terdapat 4 macam puasa wajib**, yaitu: puasa bulan Ramadhan, puasa qada', puasa kafarat dan puasa nadzar). Wallahu a'lam.

Pada kesempatan ini, aku hanya ingin memberikan sedikit ilustrasi sebagai berikut:

Ketika kita sedang di masjid pagi hari, mengapa kita tidak melakukan sekali sholat 2 raka’at dengan niat untuk melaksanakan 4 sholat sekaligus, yaitu (1) sholat sunat tahiyatul masjid, (2) sholat sunat qobliyah subuh, (3) sholat sunat mutlak + (4) sholat subuh sekaligus? Khan enak, sekali melakukan sholat langsung dapat 4 sekaligus? Bukankah keempat macam sholat tersebut tata caranya sama? Baik jumlah raka’atnya, urut-urutannya, dst? Bukankah hanya niatnya saja yang menjadi pembeda?

Jawabnya adalah karena tidak ada tuntunannya (tidak ada dalilnya). Disamping itu (jika kita melakukan seperti itu) nampak sekali bahwa kita kurang ikhlas dalam melakukan ibadah kepada Allah (maunya kerja sedikit, tapi minta imbalan yang berlipat).

Saudaraku…,
Seorang hamba yang sudah merasakan lezatnya beribadah, maka yang terjadi justru sebaliknya. Dia akan merasa tidak cukup dengan amalan-amalan yang wajib saja. Dia akan melengkapinya dengan amalan-amalan sunat lainnya, tanpa memperdulikan lagi imbalan yang akan dia dapat dari-Nya. Semuanya dia serahkan sepenuhnya kepada-Nya. Baginya, saat menjalankan amalan-amalan / ibadah itu saja, sudah merupakan kenikmatan yang tiada tara.

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللهِ وَاللهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ ﴿٢٠٧﴾
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (QS. Al Baqarah. 207).

قُلْ أَتُحَآجُّونَنَا فِي اللّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ ﴿١٣٩﴾
“Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”, (QS. Al Baqarah. 139).

قُلِ اللهَ أَعْبُدُ مُخْلِصاً لَّهُ دِينِي ﴿١٤﴾
”Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". (QS. Az Zumar. 14).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan.

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Meskipun demikian, untuk amalan-amalan sunah, ada juga yang berpendapat: boleh / membolehkannya. Untuk masalah-masalah fiqih seperti ini, memang tidak jarang dijumpai terjadinya perbedaan pendapat dikalangan 'ulama'. Menghadapi hal ini, maka sikap kita adalah: mengambil satu pendapat yang kita condong kepadanya, kemudian tidak serta merta menyalahkan pendapat yang lain. (Wallahu a'lam).

**) Mengqada' puasa artinya melakukan puasa di luar waktu yang seharusnya (di luar bulan Ramadhan) karena sebab-sebab yang dibenarkan agama (udzur syar’i), seperti: karena haid, karena menjadi musafir, karena sakit, dll.

**) Puasa kafarat (denda atau tebusan) adalah puasa yang dilakukan seseorang karena sebab-sebab tertentu, seperti melakukan hubungan suami-isteri di siang hari bulan Ramadhan.

**) Puasa nadzar adalah puasa yang diwajibkan atas seseorang karena suatu nazar.

Sabtu, 03 November 2012

PETUNJUK KE JALAN YANG LURUS (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku...,
Disaat saudara-saudara kita (muallaf) harus melalui perjalanan yang teramat berat dalam menemukan Islam dan setelah Islam-pun mereka juga masih dihadapkan pada kenyataan bahwa orang tua serta saudara-saudara kandungnya masih dalam kesesatan, kita yang sejak lahir sudah dalam keadaan Islam dan dilahirkan di lingkungan keluarga yang sudah Islam sejak awal, justru seringkali lupa akan nikmat iman yang telah dianugerahkan Allah kepada kita!!!

-----

... رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٢٣﴾
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS. Al A’raaf. 23).

... رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ... ﴿١٦﴾
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". (QS. Al Qashash. 16).

... رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ﴿١٠٩﴾
"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. (QS. Al Mu’minuun. 109).

Ya… Tuhan kami!
Tunjukilah kami, sehingga kami senantiasa dapat menjaga cahaya kebenaran ini (setelah pengetahuan datang kepada kami) hingga akhir hayat kami.

Amin…,
Ya rabbal ‘alamin...!!!

{Tulisan ke-2 dari 2 tulisan}

Kamis, 01 November 2012

PETUNJUK KE JALAN YANG LURUS (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang teman muallaf telah menyampaikan pertanyaan sebagai berikut:

Pak Imron, pada surah Al Baqarah ayat 264 diperoleh penjelasan sebagai berikut: "... dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang kafir".

Maksudnya gimana yah? Apakah orangtua & adik-adik saya tidak akan mendapatkannya?

Bagaimanakah Allah menentukan seseorang bisa mendapatkan hidayah Islam? Atau bagaimanakah cara mendapatkannya (hidayah Islam)?

-----

Saudaraku menanyakan: “Apakah orang tua & adik-adik saya tidak akan mendapatkannya?”.

Saudaraku...,
Memang benar, bahwa Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang kafir sebagaimana penjelasan pada bagian akhir surah Al Baqarah ayat 264 tersebut. 


... وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ﴿٢٦٤﴾
"... dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang kafir". (QS. Al Baqarah. 264)

Namun tiada seorangpun yang tahu apakah seseorang yang pada saat ini masih dalam kekafiran, akan tetap dalam kekafiran atau pada akhirnya akan mendapat hidayah (petunjuk ke jalan yang lurus), sebelum ajal menjemputnya. Artinya kita baru mengetahui bahwa seseorang yang pada saat ini masih dalam kekafiran dan ternyata dia termasuk golongan orang-orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah sehingga tetap dalam kekafiran, jika yang bersangkutan telah wafat dalam keadaan tidak beriman. Demikian pula sebaliknya.

Oleh karena itu, tetaplah berupaya untuk menyampaikan Islam kepada orang tua & adik-adik saudaraku. Jangan pernah berputus asa dan jangan pernah berkata bahwa ”orang tua & adik-adik saya tidak akan mendapatkan hidayah”, sebelum adanya usaha yang maksimal + sebelum ajal menjemput mereka. Bukankah Rasulullah-pun telah berupaya secara maksimal untuk menyampaikan Islam kepada Abu Thalib paman beliau, hingga detik-detik terakhir masa hidup sang paman?

Terlebih lagi jika kita mengingat perintah Allah dalam surat At Tahriim ayat 6 berikut ini: 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿٦﴾

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At Tahriim. 6).
 

Di sisi lain, juga diperoleh penjelasan sebagai berikut: 

Dari Sahl bin Sa’d r.a., sungguh Nabi Muhammad SAW. berbicara kepada Ali bin Abi Thalib r.a.:
وَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ. (رواه البخارى و مسلم و أحمد)  
"Sungguh, bila Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui perantara kamu maka itu lebih baik bagi kamu dari pada unta merah*." (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad). *) Unta merah adalah harta kekayaan yang sangat berharga dan menjadi kebanggaan orang Arab pada masa itu.

Saudaraku…,
Baru setelah kita sudah berusaha secara maksimal, maka apapun hasilnya, semuanya itu sudah menjadi urusan Allah. Karena hak Allah-lah untuk memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jika seseorang diberi petunjuk oleh-Nya, niscaya pada akhirnya dia akan memilih jalan yang lurus (Islam). Demikianlah penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 142 berikut ini:


... قُل لِّلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿١٤٢﴾

"... Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus". (Wallahu a'lam).
  
Tentang bagaimana caranya untuk memulai menyampaikan Islam kepada orang tua dan adik-adik yang sementara ini masih bertahan pada agamanya / non-muslim, insya Allah tulisan berikut ini bermanfaat (silahkan klik di sini): http://imronkuswandi.blogspot.com/2009/10/menyebarkan-al-quran.html
Dan dalam berdakwah, lihatlah pula apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. tentang bagaimana Beliau bersikap lemah lembut kepada orang-orang yang telah bersikap kasar dan memusuhinya.

Meskipun demikian, dalam berdakwah kita tidak harus mentargetkan sedemikian rupa sehingga kita sukses membawa mereka untuk tertarik ke dalam jalan-Nya yang lurus. Karena kewajiban kita hanyalah menyampaikan ayat-ayat-Nya. Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Ali ‘Imran ayat 20 berikut ini:

 
فَإنْ حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ وَالأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُواْ فَقَدِ اهْتَدَواْ وَّإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاَغُ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ ﴿٢٠﴾
“Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS. Ali ‘Imran: 20).

Saudaraku…,
Satu hal yang harus kita ingat, bahwa sikap kasar terhadap Islam yang ditunjukkan oleh mereka yang saat ini masih dalam kekafiran, tidak selalu mengindikasikan bahwa yang bersangkutan termasuk golongan orang-orang yang tidak mendapat petunjuk.

Lihatlah, betapa sikap Sahabat Umar bin Khattab yang demikian kasar terhadap Islam ketika beliau masih dalam kekafiran. Namun siapa sangka, jika pada akhirnya beliau berbalik arah dan menjadi seorang pembela Islam yang gigih. Bahkan beliau adalah salah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad SAW.

Saudaraku…,
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.

Dikisahkan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Saat mencari beliau, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumah adiknya.

Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat Thoha). Ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut. Lalu Umar minta ditunjukkan, dimana sekarang Rasulullah berada. Kemudian diberitahu bahwa Rasulullah SAW. sekarang berada di sebuah rumah sahabatnya di kaki bukit Shafa (saat itu Rasulullah masih melaksanakan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi) hingga akhirnya beliau menyatakan ke-Islamannya dihadapan Rasulullah pada hari itu juga.


Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Do'aku menyertai perjuanganmu, wahai saudaraku...!!!).

Semoga bermanfaat.

Wassalam,
Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.

{Bersambung, tulisan ke-1 dari 2 tulisan}

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞