Seorang teman muallaf telah menyampaikan pertanyaan sebagai berikut:
Pak Imron, pada surah Al Baqarah ayat 264 diperoleh penjelasan sebagai berikut: "... dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang kafir".
Maksudnya gimana yah? Apakah orangtua & adik-adik saya tidak akan mendapatkannya?
Bagaimanakah Allah menentukan seseorang bisa mendapatkan hidayah Islam? Atau bagaimanakah cara mendapatkannya (hidayah Islam)?
-----
Saudaraku menanyakan: “Apakah orang tua & adik-adik saya tidak akan mendapatkannya?”.
Saudaraku...,
Memang benar, bahwa Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang kafir sebagaimana penjelasan pada bagian akhir surah Al Baqarah ayat 264 tersebut.
Namun tiada seorangpun yang tahu apakah seseorang yang pada saat ini masih dalam kekafiran, akan tetap dalam kekafiran atau pada akhirnya akan mendapat hidayah (petunjuk ke jalan yang lurus), sebelum ajal menjemputnya. Artinya kita baru mengetahui bahwa seseorang yang pada saat ini masih dalam kekafiran dan ternyata dia termasuk golongan orang-orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah sehingga tetap dalam kekafiran, jika yang bersangkutan telah wafat dalam keadaan tidak beriman. Demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu, tetaplah berupaya untuk menyampaikan Islam kepada orang tua & adik-adik saudaraku. Jangan pernah berputus asa dan jangan pernah berkata bahwa ”orang tua & adik-adik saya tidak akan mendapatkan hidayah”, sebelum adanya usaha yang maksimal + sebelum ajal menjemput mereka. Bukankah Rasulullah-pun telah berupaya secara maksimal untuk menyampaikan Islam kepada Abu Thalib paman beliau, hingga detik-detik terakhir masa hidup sang paman?
Terlebih lagi jika kita mengingat perintah Allah dalam surat At Tahriim ayat 6 berikut ini:
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At Tahriim. 6).
Di sisi lain, juga diperoleh penjelasan sebagai berikut:
Saudaraku…,
Baru setelah kita sudah berusaha secara maksimal, maka apapun hasilnya, semuanya itu sudah menjadi urusan Allah. Karena hak Allah-lah untuk memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jika seseorang diberi petunjuk oleh-Nya, niscaya pada akhirnya dia akan memilih jalan yang lurus (Islam). Demikianlah penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 142 berikut ini:
"... Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus". (Wallahu a'lam).
Tentang bagaimana caranya untuk memulai menyampaikan Islam kepada orang tua dan adik-adik yang sementara ini masih bertahan pada agamanya / non-muslim, insya Allah tulisan berikut ini bermanfaat (silahkan klik di sini): http://imronkuswandi.blogspot.com/2009/10/menyebarkan-al-quran.html
Dan dalam berdakwah, lihatlah pula apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. tentang bagaimana Beliau bersikap lemah lembut kepada orang-orang yang telah bersikap kasar dan memusuhinya.
Meskipun demikian, dalam berdakwah kita tidak harus mentargetkan sedemikian rupa sehingga kita sukses membawa mereka untuk tertarik ke dalam jalan-Nya yang lurus. Karena kewajiban kita hanyalah menyampaikan ayat-ayat-Nya. Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Ali ‘Imran ayat 20 berikut ini:
Saudaraku…,
Satu hal yang harus kita ingat, bahwa sikap kasar terhadap Islam yang ditunjukkan oleh mereka yang saat ini masih dalam kekafiran, tidak selalu mengindikasikan bahwa yang bersangkutan termasuk golongan orang-orang yang tidak mendapat petunjuk.
Lihatlah, betapa sikap Sahabat Umar bin Khattab yang demikian kasar terhadap Islam ketika beliau masih dalam kekafiran. Namun siapa sangka, jika pada akhirnya beliau berbalik arah dan menjadi seorang pembela Islam yang gigih. Bahkan beliau adalah salah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad SAW.
Saudaraku…,
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikisahkan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Saat mencari beliau, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumah adiknya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat Thoha). Ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut. Lalu Umar minta ditunjukkan, dimana sekarang Rasulullah berada. Kemudian diberitahu bahwa Rasulullah SAW. sekarang berada di sebuah rumah sahabatnya di kaki bukit Shafa (saat itu Rasulullah masih melaksanakan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi) hingga akhirnya beliau menyatakan ke-Islamannya dihadapan Rasulullah pada hari itu juga.
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Do'aku menyertai perjuanganmu, wahai saudaraku...!!!).
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar