بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Jumat, 03 April 2015

MENYIKAPI UNDANGAN NATAL DARI ORANG NASRANI




Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: “Pak Imron, bagaimana seharusnya tindakan saya dalam menanggapi undangan merayakan natal di rumah teman dan advisor? Dua kali natal selama saya di sini berturut-turut saya pergi liburan ke state lain sekalian menghadiri Islamic Conference bersama-sama teman-teman MSA (Muslim Student Association). Nah, tahun ini saya bakal stay di sini karena harus bereskan riset dan sudah ada beberapa undangan dari teman untuk merayakan natal tapi saya jawab (bahwa) saya belum pastikan schedule saya bisa datang or not. Pertanyaan saya: apakah melanggar ketentuan Allah juga bila saya kelak hadir tapi dengan niat menghormati undangan mereka tanpa bermaksud terlibat dalam perayaaan itu sepenuhnya karena hanya makan malam saja. Saya mohon pencerahannya, Pak. Tks”.

Saudaraku yang dicintai Allah,
Upayakan sedapat mungkin untuk tidak hadir pada hari H dengan berbagai alasan tanpa harus berbohong. Contohnya*): Ibu mulai dari sekarang bisa menghubungi teman sesama muslim dari negara kita yang mempunyai waktu longgar untuk beranjangsana ke apartemen Ibu pada hari H.

Untuk selanjutnya, Ibu bisa mendatangi undangan natal pada hari sesudahnya (H + 1, atau H + 2, dst) sambil menjelaskan bahwa kemarin tidak menghadiri undangan perayaan natal karena ada teman dari Indonesia yang datang ke apartemen seharian. Ibu tidak perlu ceritakan tentang sebab kedatangan teman tersebut, agar terhindar dari kebohongan. (Ibu juga bisa berkreasi sendiri / tidak harus seperti yang saya contohkan karena Ibu-lah yang lebih mengetahui situasi / kondisi yang Ibu hadapi).

Nah karena datangnya sesudah hari H, tentunya kedatangan Ibu bukan lagi dalam rangka ikut merayakan natal bersama mereka, namun sifatnya hanya mengabarkan tentang jalannya perayaan kemarin apakah ada gangguan atau tidak (bisa gangguan keamanan, gangguan cuaca, dll). Ibu bisa juga mengabarkan tentang siapa saja yang hadir, atau lainnya.

Meskipun demikian,
Jika saudaraku mempunyai bekal ilmu yang cukup, sebaiknya saudaraku sampaikan kepada mereka bahwa Islam telah melarang umatnya untuk ikut merayakan natal bersama mereka dengan menyertakan argumentasi yang kuat disertai dengan dalil-dalil yang mendasarinya.

Dalam satu kesempatan sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu diberikan beberapa wejangan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantara isi wejangannya adalah:

قُلِ الْحَقَّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا. (رواه البيهقى)
“Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. (HR. Imam Baihaqi).

Sekali lagi, jika saudaraku mempunyai bekal ilmu yang cukup, sebaiknya saudaraku sampaikan kepada mereka bahwa Islam telah melarang umatnya untuk ikut merayakan natal bersama mereka dengan menyertakan argumentasi yang kuat disertai dengan dalil-dalil yang mendasarinya.

Sedangkan dalam penyampaiannya, upayakan sedapat mungkin tanpa menyinggung perasaan mereka. Karena dalam berdakwah, kita musti berendah diri dan berlaku lemah lembut. Sikap merendahkan diri serta berlaku lemah lembut dihadapan mereka, jelas akan lebih dapat mendatangkan simpati dibandingkan sikap angkuh dan kasar. Demikian contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. dalam berdakwah, sebagaimana telah diperintahkan Allah SWT. dalam surat Asy Syu’araa’ ayat 215:

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿٢١٥﴾
“dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”. (QS. Asy Syu’araa’. 215).

Sedangkan dalam ayat yang lain, kita juga diperintahkan untuk berdakwah bil hikmah (dengan hikmah) dan memberi pelajaran yang baik atau nasihat yang lembut dan membantah mereka dengan bantahan yang baik pula, dengan hujjah-hujjah (keterangan, alasan, bukti, atau argumentasi) yang jelas.

اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ﴿١٢٥﴾
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah* dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl. 125). *) Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Satu hal lagi yang harus kita perhatikan saat menyampaikan dakwah kepada mereka, bahwa disamping harus kita sampaikan dengan cara yang baik sebagaimana penjelasan surat Asy Syu’araa’ ayat 215 serta surat An Nahl ayat 125 di atas, kita juga musti belajar banyak terhadap apa yang telah dilakukan oleh Nabi Musa AS., dimana Beliau telah menyampaikan dakwah kepada Fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut sebagaimana perintah Allah SWT dalam surat Thaahaa berikut ini:

اِذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي ﴿٤٢﴾ اِذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى ﴿٤٣﴾ فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى ﴿٤٤﴾
(42) “Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku”; (43) “Pergilah kamu berdua kepada Fir`aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”; (44) “maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Thaahaa. 42 – 44).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Do'aku menyertai upaya yang saudaraku lakukan untuk tetap istiqamah dengan tidak mencampur-adukkan iman dengan kezaliman.

الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٨٢﴾
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al A’aam. 82).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞