Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Berdakwah bermakna menghimbau/menyeru kepada umat manusia
untuk melaksanakan segala apa yang Allah Ta’ala perintahkan dan meninggalkan semua
yang dilarang-Nya. Sedangkan perintah untuk berdakwah itu datangnya dari Allah
SWT., sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat Ali ’Imran ayat 104 berikut ini:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ
وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَــٰــئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٤﴾
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf* dan mencegah dari yang
munkar**; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali
’Imran. 104). *) Yang dimaksud dengan ma’ruf adalah segala perbuatan yang
mendekatkan kita kepada Allah. **) Sedangkan yang dimaksud dengan munkar adalah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Saudaraku,
Perintah untuk berdakwah juga terlihat jelas dalam dua
hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ
يَنْقُصُ مِن أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ
مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا. (رواه مسلم)
“Barangsiapa
menyeru (mengajak) kepada petunjuk, baginya pahala sebagaimana pahala orang
yang mengikutinya, tidak berkurang pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa
yang menyeru (mengajak) kepada kesesatan, atasnya dosa semisal dosa orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi demikian itu dari dosa mereka sedikitpun”. (HR.
Muslim no. 2674).
Dari Sahl
bin Sa’d r.a.,
sungguh Nabi Muhammad SAW. berbicara kepada Ali bin
Abi Thalib r.a.:
وَاللهِ
لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ.
(رواه البخارى ومسلم وأحمد)
"Sungguh, bila Allah memberi petunjuk kepada seseorang
melalui perantara kamu maka itu lebih baik bagi kamu dari pada unta
merah*." (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad). *) Unta merah adalah harta
kekayaan yang sangat berharga dan menjadi kebanggaan orang Arab pada masa itu.
Saudaraku,
Satu hal yang harus kita perhatikan saat menyampaikan
dakwah, bahwa hal itu harus kita lakukan/kita niatkan hanya karena Allah semata.
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al An’aam
ayat 162 – 163 berikut ini:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al An’aam.
162). “tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku
dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS.
Al An’aam. 163).
Dan sebagai konsekuensi logis dari keikhlasan kita dalam
berdakwah adalah sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Nabi Utusan Allah
SWT., dimana mereka para Nabi itu telah menyampaikan dakwah kepada ummatnya tanpa
meminta upah sedikitpun, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam tiga
ayat berikut ini:
أُوْلَـــٰـــئِكَ الَّذِينَ
هَدَى اللهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ
هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَــــٰـلَمِينَ ﴿٩٠﴾
“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah
kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur'an)". Al Qur'an itu tidak lain
hanyalah peringatan untuk segala ummat”. (QS. Al An’aam. 90).
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَنْ شَآءَ
أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ﴿٥٧﴾
“Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun
kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan)
orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya”. (QS. Al Furqaan. 57).
قُلْ مَآ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَاْ
مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ ﴿٨٦﴾
“Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah
sedikitpun kepadamu atas da`wahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang
mengada-adakan”. (QS. Shaad. 86).
Saudaraku,
Mereka para Nabi itu telah menyampaikan dakwah kepada
ummatnya tanpa meminta upah sedikitpun. Mereka para Nabi itu hanyalah berharap upah
dari Allah semata, karena upah dari Allah adalah lebih baik dan Dia adalah
Pemberi rezki Yang Paling Baik.
فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ إِنْ
أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٧٢﴾
“Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak
meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah
belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah
diri (kepada-Nya)". (QS. Yunus.
72).
وَيَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ
أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللهِ وَمَا أَنَاْ بِطَارِدِ الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّهُم
مُّلَــٰـقُو رَبِّهِمْ وَلَــــٰـكِنِّي أَرَىـٰـكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ ﴿٢٩﴾
“Dan
(dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu
(sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali
tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan
bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak
mengetahui". (QS. Huud.
29).
يَـــٰـقَوْمِ لَا
أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي
أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٥١﴾
“Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi
seruanku ini, Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku.
Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?". (QS. Huud. 51).
وَمَآ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ
إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَــٰـلَمِينَ ﴿١٠٩﴾
“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas
ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”. (QS. Asy
Syu’araa’. 109).
وَمَآ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ
إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَـــٰـلَمِينَ ﴿١٢٧﴾
“Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas
ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”. (QS. Asy
Syu’araa’. 127).
وَمَآ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ
إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَـــٰـلَمِينَ ﴿١٤٥﴾
“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas
ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”. (QS. Asy
Syu’araa’. 145).
وَمَآ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ
إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَــٰـلَمِينَ ﴿١٦٤﴾
“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas
ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”. (QS. Asy
Syu’araa’. 164).
وَمَآ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ
إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَــٰـلَمِينَ ﴿١٨٠﴾
“dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan
itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”. (QS. Asy Syu’araa’. 180).
أَمْ تَسْأَلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَهُوَ
خَيْرُ الرَّازِقِينَ ﴿٧٢﴾
“Atau kamu meminta upah kepada mereka?, maka upah dari
Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezki Yang Paling Baik”. (QS.
Al Mu’minuun. 72).
Ya Rabb!
Berilah kesempatan kepada hamba untuk menyampaikan dakwah
kepada saudara hamba. Semoga Engkau berkenan memberi kekuatan kepada hamba,
sehingga hamba tetap mampu untuk terus menebar dakwah kepada sesama, hingga
akhir hayat hamba. Amin, ya rabbal ‘alamin!
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ...، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Jabir r.a berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “..., Dan sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi
manusia yang lain”. (HR. at-Thabrani)
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar