Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Diantara amal kebajikan yang
sangat dianjurkan dilakukan di bulan suci Ramadhan adalah tadarus Al Qur’an.
Tadarus Al Qur’an berarti membaca, merenungi, menelaah, dan memahami Al Qur’an.
Nah, karena tadarus Al Qur’an merupakan amalan mulia yang sangat dianjurkan
oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terutama pada bulan Ramadhan,
maka jangan biarkan bulan Ramadhan kali ini berlalu tanpa tadarus Al Qur’an.
Lalu bagaimana jika pada saat
ini ada diantara kita yang belum bisa membaca Al Qur’an dengan baik atau bahkan
belum bisa membaca sama sekali sehingga yang dibaca adalah huruf latinnya saja
(bukan huruf hijaiyahnya)? Bolehkah?
Mari Kita Kaji Bersama
Saudaraku,
Berikut ini kusampaikan sebuah hadits yang menjelaskan
tentang keutamaan membaca Al Qur’an:
مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ،
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ اَمْثَالِهَا، لَااَقُوْلُ الم حَرْفٌ،
بَلْ اَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ،
وَمِيْمٌ حَرْفٌ (رواه الترمذى، وقال حديث حسن صحيح)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf
dari kitab Allah (Al Qur’an) maka baginya satu
kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu bernilai sepuluh kali lipat. Aku tidak
mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf,
dan mim satu huruf.” (HR.
At-Turmudzi,
dan ia mengatakan hadits hasan shahih).
Jika kita gemar membaca
Al-Qur’an, maka dia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at
kepada kita.
إِقْرَاُوْ
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِىْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه
مسلم عن ابى امامه)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada
hari kiamat untuk memberikan syafa’at* kepada orang-orang yang gemar membacanya ketika di
dunia”. (HR. Muslim, dari Abu Umamah).
Sedangkan apabila yang
seringkali dibaca adalah huruf latinnya karena belum begitu lancar dalam
membaca huruf-huruf Al-Qur'an, untuk sementara ini lanjutkan saja, sambil terus
berupaya untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan
benar. Dan seiring dengan perjalanan waktu, in sya
Allah pada saatnya nanti kita akan bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Perhatikan
hadits berikut ini:
Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan:
الَّذِيْنَ
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ فِيْهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ
الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ
شَاقٌّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ. (رواه البخارى ومسلم)
“Seseorang yang membaca
Al-Qur’an dengan mahir, ia bersama malaikat yang diutus, yang mulia lagi
senantiasa berbuat taat. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan
terbata-bata dan kesulitan akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Para ulama mengatakan: satu
pahala untuk bacaannya, dan satu pahala lagi untuk kesusahannya dalam membaca.
Sekedar info: cukup
banyak huruf-huruf hijaiyah yang tidak memiliki padanan yang tepat dengan huruf
latin. Sehingga apabila yang dibaca adalah huruf latinnya, bisa dipastikan akan
sangat banyak terjadi kesalahan baca.
Meskipun demikian, apabila
yang seringkali dibaca adalah huruf latinnya karena belum begitu lancar dalam
membaca huruf-huruf Al-Qur'an, untuk sementara ini lanjutkan saja, sambil terus berupaya
untuk belajar tentang tata cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Semoga
Allah meridhoi niatan baik kita dalam menuntut ilmu. Karena
dalam agama kita, menuntut ilmu (dan menyebarkannya) benar-benar mendapat
tempat yang tinggi.
Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ
سَلَكَ طَرِيْقًا يلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا
إِلَى الْجَنَّةِ. (رواه مسلم)
“Barangsiapa
yang melintasi sebuah jalan (pergi) untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkannya jalan menuju syurga”. (HR. Muslim).
Terlebih lagi jika yang dipelajari (serta yang diajarkan)
adalah Al Qur'an. Perhatikan penjelasan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut
ini:
عَنْ
عُثْمَانَ بنِ عَفَّان رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ. (رواه مسلم)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik kamu ialah orang yang mau
mempelajari Al Qur'an dan mau mengajarkannya". (HR. Muslim).
Saudaraku,
Secara umum, perintah dalam
Islam itu dilaksanakan secara bertahap/semampunya.
Contoh: Seorang non-muslim sangat tergetar hatinya saat
membaca Al Qur'an surat Al Ikhlash**, dimana di dalamnya
dijelaskan tentang konsep ketuhanan dalam Agama Islam. Hal ini telah membuatnya
mengambil keputusan untuk segera masuk Islam (menjadi muallaf). Dia
tidak mau menunda-nunda keputusan untuk masuk Islam, karena dia khawatir ajal
terlebih dahulu menjemputnya sebelum dia masuk Islam.
Setelah masuk Islam, dia mendapati kenyataan bahwa
ternyata begitu banyak yang tidak dia ketahui tentang Islam. Tentang shalat
misalnya, dia benar-benar belum bisa sama sekali. Orang muallaf seperti
ini, untuk bisa melaksanakan ibadah shalat, tidak harus menunggu hingga dia
tahu tentang tata cara ibadah shalat dengan baik dan benar. Dia boleh
shalat sebisanya, semampunya. Jika
bisanya hanya berdiri saja, maka dia bisa lakukan dengan berdiri saja. Jika
bisanya hanya baca basmalah saja, maka dia bisa lakukan dengan membaca basmalah
saja. Demikian seterusnya sambil terus berupaya untuk belajar tentang tata cara
ibadah sholat dengan baik dan benar. Dan seiring dengan perjalanan waktu, in sya
Allah pada saatnya nanti dia akan bisa melaksanakan ibadah sholat dengan baik
dan benar. Demikian juga halnya dalam membaca Al Qur’an. (Wallahu
a'lam).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِذَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا
مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ. (رواه البخارى)
“Apabila aku melarangmu dari
sesuatu maka jauhi dia. Bila aku perintahkan kamu suatu perkara maka
tunaikanlah semampumu.” (HR. Al-Bukhari).
Semoga bermanfaat.
{Bersambung; tulisan ke-1 dari 3
tulisan}
NB.
*) Yang
dimaksud dengan syafa`at adalah: usaha perantaraan dalam memberikan suatu manfa’at bagi
orang lain atau mengelakkan suatu mudharat bagi orang lain (dengan
ijin Allah).
**) Surat Al Ikhlash selengkapnya (ayat 1 – 4) adalah sebagai berikut:
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ
يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
1. Katakanlah: "Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada
pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia".
Seorang teman telah bertanya: “Saya pernah mengaji di suatu pesantren. Dan selepas saya pindah rumah, saya sudah tidak mengaji lagi di pesantren itu. Sebenarnya saya waktu itu sudah lancar membacakan ayat ayat suci Al Qur’an, tetapi mungkin (karena) selama 1 tahun kurang saya tidak mengaji lagi, saya sudah mulai lupa dan sekarang bacaan saya terbata-bata seperti orang (yang) baru belajar Al Qur’an. Bagaimana saran Pak Imron untuk saya? Terima kasih”