Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Ketika seseorang membeli kendaraan baru, biasanya
disertakan pula buku manualnya. Buku manual/manual
book, manual service atau manual repair adalah buku panduan yang digunakan
dalam memandu penggunaan kendaraan maupun pelaksanaan service yang
mengacu pada standar service pabrik. Isi dari manual book biasanya terdiri dari: spesifikasi kendaraan,
cara bongkar pasang mesin,
dll.
Dengan adanya manual book tersebut, maka banyak
keuntungan yang bisa di peroleh dalam penggunaan kendaraan maupun dalam pelaksanaan
service kendaraan. Dengan adanya manual book tersebut, bagi pemilik kendaraan akan
lebih mengenal kendaraan tersebut sehingga pemilik kendaraan akan dapat
menggunakan kendaraan tersebut dengan baik dan apabila ada trouble kecil pada kendaraan
maka trouble kecil tersebut bisa diatasi sendiri. Sedangkan bagi para mekanik,
tidak akan ada lagi proses coba-coba dalam melaksanakan service kendaran.
Mengapa semua pihak baik pemilik kendaraan maupun para mekanik
harus mengacu pada buku manual yang diberikan oleh pabrik dalam penggunaan
kendaraan maupun dalam pelaksanaan service kendaraan? Jawabannya adalah karena pabriklah
yang telah memproduksi kendaraan tersebut, maka pabrik pula yang paling tahu
tentang tata cara penggunaan kendaraan maupun pelaksanaan service-nya. Oleh
karenanya jangan coba-coba mengarang sendiri jika tidak ingin mendapatkan
masalah.
Saudaraku,
Hal yang sama juga terjadi pada diri kita. Karena
Allah-lah yang telah menciptakan diri kita beserta seluruh alam semesta ini,
maka Allah pula yang paling tahu tentang diri kita beserta seluruh alam semesta
ini. Oleh karenanya serahkan semuanya kepada Allah, karena Dia-lah yang terbaik
dalam mengelola kehidupan ini.
Saudaraku,
Sebagai konsekuensi logis dari hal ini, maka apapun yang
datang dari-Nya, sikap kita adalah: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
(kami mendengar dan kami patuh). Artinya apapun yang datang dari-Nya,
kita terima dan kita laksanakan apa adanya (seutuhnya) tanpa adanya tawar
menawar sedikitpun.
Allah SWT. berfirman dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat
51:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى
اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا وَأُوْلَـــٰـــئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ ﴿٥١﴾
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan: "Kami mendengar dan kami
patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. An
Nuur. 51)
Sedangkan dalam Al Qur’an surat Al Ahzaab ayat 36, Allah
SWT. berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ
وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ
اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـــٰــلًا مُّبِينًا ﴿٣٦﴾
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al Ahzaab. 36)
Saudaraku,
Dari penjelasan Al Qur’an surat An Nuur ayat 51 dan surat
Al Ahzaab ayat 36 di atas, menunjukkan bahwa kita harus ridho diatur oleh Allah
(yakni dengan mentaati Allah dan rasul-Nya). Karena Allah-lah yang telah
menciptakan diri kita beserta seluruh alam semesta ini, maka Allah pula yang
paling tahu tentang diri kita beserta seluruh alam semesta ini. Oleh karenanya serahkan
semua urusan hanya kepada-Nya, karena Dia-lah yang terbaik dalam mengelola
kehidupan ini. Dan jangan coba-coba mengarang sendiri jika tidak ingin
mendapatkan masalah.
أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللهِ كَمَن بَاءَ بِسَخَطٍ
مِّنَ اللهِ وَمَأْوَىٰهُ جَهَنَّمُ
وَبِئْسَ الْمَصِيرُ ﴿١٦٢﴾
“Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan
orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya
adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. Ali ‘Imraan. 162).
فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللهِ وَفَضْلٍ لَّمْ
يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللهِ وَاللهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
﴿١٧٤﴾
“Maka mereka kembali dengan ni`mat dan karunia (yang
besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti
keridhaan Allah*. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS.
Ali ‘Imraan. 174).
*) Mengikuti keridhaan Allah yakni dengan mentaati Allah
dan rasul-Nya. (Tafsir Jalalain/Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu
Ahmad Al-Mahalliy)
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا ءَاتَـــٰهُمُ اللهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ سَيُؤْتِينَا اللهُ مِن
فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللهِ رَاغِبُونَ ﴿٥٩﴾
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang
diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah
bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan
demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap
kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS. At
Taubah. 59).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Jika mereka sungguh-sungguh rida dengan apa
yang diberikan Allah dan Rasul-Nya) berupa ganimah dan hal-hal yang sejenis
dengannya (lalu mereka mengatakan, "Cukuplah bagi kami) yakni telah
mencukupi kami (Allah, Dia akan memberikan kepada kami sebagian dari
karunia-Nya dan demikian pula Rasul-Nya) ganimah yang lainnya yang dapat
mencukupi kami (sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada
Allah.") semoga Dia memberikan kecukupan kepada kami. Jawab daripada lafal
lau ialah lakaana khairan lahum (tentulah yang demikian itu lebih baik dari
mereka)”. (QS. At Taubah.
59).
Saudaraku,
Sebagai orang-orang yang beriman, maka keridhaan Allah
dan Rasul-Nya adalah lebih patut untuk kita cari daripada yang lain.
وَمِنْهُمُ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ وَيَقُولُونَ
هُوَ أُذُنٌ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَيُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمْ وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ
رَسُولَ اللهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦١﴾
يَحْلِفُونَ بِاللهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللهُ
وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَن يُرْضُوهُ إِن كَانُواْ مُؤْمِنِينَ ﴿٦٢﴾
(61) Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang
didengarnya". Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu,
ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mu'min, dan menjadi rahmat
bagi orang-orang yang beriman di antara kamu". Dan orang-orang yang
menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih. (62) Mereka bersumpah
kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan
Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah
orang-orang yang mu'min. (QS. At Taubah. 61 – 62).
Sekali lagi, sebagai orang-orang yang beriman maka keridhaan
Allah dan Rasul-Nya adalah lebih patut untuk kita cari daripada yang lain.
Karena ridho Allah adalah lebih baik dari dunia seisinya.
وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَـــٰتِ جَنَّـــٰتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الأَنْهَـٰــرُ خَـــٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَـــٰكِنَ طَيِّبَةً
فِي جَنَّـــٰتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللهِ أَكْبَرُ
ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿٧٢﴾
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki
dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di syurga
`Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar;
itu adalah keberuntungan yang besar”. (QS. At Taubah. 72).
Saudaraku,
Jika kita benar-benar lebih mengutamakan keridhaan Allah
SWT., maka ikutilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣١﴾
Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang". (QS. Ali ‘Imraan. 31).
... وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ
فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿٧﴾
“... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”. (QS Al
Hasyr. 7).
Sedangkan apabila kita mengikuti/menta’ati Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya kita juga telah
menta`ati Allah SWT.
مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَن
تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرْسَلْنَـــٰـكَ عَلَيْهِمْ
حَفِيظًا ﴿٨٠﴾
“Barangsiapa yang menta`ati Rasul itu,
sesungguhnya ia telah menta`ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari
keta`atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.
(QS An Nisaa’. 80).
Menta`ati Allah artinya kita mengikuti Al Qur’an,
sedangkan menta`ati Rasul artinya kita mengikuti sunnah
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
هَـــٰـذَا بَلَـــٰغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُواْ بِهِ وَلِيَعْلَمُواْ أَنَّمَا هُوَ إِلَــــٰـهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُوْلُواْ الْأَلْبَابِ ﴿٥٢﴾
“(Al Qur'an) ini adalah
penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan
dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha
Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran”. (QS. Ibrahim. 52).
Saudaraku,
Jika kita ridho diatur oleh Allah (yakni dengan mentaati
Allah dan rasul-Nya), maka kita akan mendapatkan kesudahan yang baik, sebagaimana
janji-Nya dalam beberapa ayat berikut ini:
يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ
وَجَنَّــــٰتٍ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ ﴿٢١﴾خَــٰلِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿٢٢﴾
(21) “Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan
memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di
dalamnya kesenangan yang kekal”, (22) “mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS. At Taubah. 21 – 22).
وَالَّذِينَ صَبَرُواْ ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ
وَأَقَامُواْ الصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ
مِمَّا رَزَقْنَـــٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُوْلَـــٰـــئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٢﴾ جَنَّـــٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ
وَذُرِّيَّـــــٰـتِهِمْ وَالْمَلَــــٰــئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ ﴿٢٣﴾ سَلَـــٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٤﴾
(22) Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan
Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
(23) (yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (24)
(sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum". Maka
alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar Ra’d. 22 – 24).
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي
إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَـــٰدِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾
(27) Hai jiwa yang tenang. (28) Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (29) Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku, (30) dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al Fajr. 27 – 30).
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّـــٰلِحَـــٰتِ أُوْلَـــٰــئِكَ هُمْ خَيْرُ
الْبَرِيَّةِ ﴿٧﴾ جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّـــٰتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَـــٰــرُ خَـــٰـلِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ﴿٨﴾
(7) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”. (8) “Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya”.
(QS. Al Bayyinah. 7 – 8).
Demikian,
Semoga bermanfaat.