بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Sabtu, 01 April 2017

MENUNTUT HAK



Assalamu’alaikum wr. wb.

Terkait honor dari pihak yayasan yang dirasakan rendah pada sebagian perguruan tinggi serta tunjangan/hak-hak dosen lainnya yang acapkali tidak diberikan tepat waktu, beberapa dosen telah mendiskusikannya via WhatsApp di “Grup WA Dosen Indonesia”.

Ibu Fulanah (nama samaran, mahasiswi S3/dosen Bahasa Inggris di Jakarta): Kenapa ya, bahkan bagi kalangan terdidik sekali pun, komplain itu artinya lupa Tuhan dan nggak bersyukur? Lagian kalau komplain atau diskusi tentang keprihatinan dilarang, jadi maunya gimana? Mau bilang hidup berlimpah gitu? Ini ni makanya profesi kita nggak diperhatiin. Kayaknya tabu banget bilang kita ini gaji sedikit. Ujung-ujungnya mroyek di belakang, kayak aku. Habis kalau nggak mroyek, manalah cukup. Padahal ini krusial lho untuk diobrolin. Kok malah sok gengsi dan jadi penasihat dadakan yang salah kaprah.

Ibu Nafilah (nama samaran, dosen di Jakarta): Mirip dengan kasus di kampus tempat saya ngajar. Kalau ada yang komplain tentang kurangnya honor yang diterima, ada saja yang nyeletuk: syukuri saja. Atau kalau ada tunjangan belum turun-turun juga, ada juga yang bilang: syukuri saja. Padahal kan komplain itu bukan berarti tidak bersyukur, tapi menuntut hak.

Ibu Fulanah: Ya, aku juga ada yang gitu. Ada rekan dosen yang link-nya tidak begitu luas. Kebetulan dia juga tipe yang tidak mudah "menjual" secara supel. Beberapa kali aku bantu buka jalan, tapi petinggi kampus yang aku sambungkan kurang srek  dengannya. Akhirnya, ya berdiam di kampusku yang PTS kecil ini saja dengan gaji minim, belum serdos.

Pak Fulan (nama samaran, mahasiswa S3 di Spanyol/dosen Fakultas Teknik di Pontianak): Mungkin Pak Imron bisa menjelaskan bersyukur itu (seperti apa) dalam hal mencari rejeki buat keluarga?

Tanggapan

Saudaraku,
Aku sangat setuju dengan pendapat Ibu Fulanah, Ibu Nafilah serta bapak/ibu dosen lainnya bahwa komplain itu bukan berarti tidak bersyukur, tapi menuntut hak. Firman Allah ta’ala:

وَلَمَنِ انتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُوْلَـــٰــئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ ﴿٤١﴾
“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka”. (QS. Asy Syuura. 41).

Sedangkan terkait rasa syukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita tersebut, terdapat tiga hal yang tidak boleh kita tinggalkan, yaitu: (1) senantiasa memuji Allah atas segala nikmat yang telah diberikan, (2) mengakui bahwa semua nikmat itu datangnya dari Allah, dan (3) mempergunakannya untuk taat kepada Allah semata.

1. Senantiasa memuji Allah atas segala nikmat yang telah diberikan.

Saudaraku,
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Az Zumar ayat 73 – 74 berikut ini:

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّىٰ إِذَا جَاؤُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَـــٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَـــٰـلِدِينَ ﴿٧٣﴾
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS. Az Zumar. 73).

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَـــٰمِلِينَ ﴿٧٤﴾
“Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal”. (QS. Az Zumar. 74).

Dari surat Az Zumar ayat 73 tersebut diperoleh penjelasan bahwa orang-orang yang bertakwa kepada Allah akan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan. Terhadap nikmat tersebut, mereka (ayat 74) mengucapkan: اَلْحَمْدُ ِللهِ “Segala puji bagi Allah” yang telah memenuhi janji-Nya sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 25:

وَبَشِّرِ الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ ...﴿٢٥﴾
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya ...” (QS. Al Baqarah. 25)

Saudaraku,
Dari uraian di atas, nampaklah bahwa terhadap segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah, kita harus senantiasa memuji-Nya dengan mengucapkan: اَلْحَمْدُ ِللهِ “Segala puji bagi Allah”atau اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.

2. Mengakui bahwa semua nikmat itu datangnya dari Allah.

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Asy Syuura ayat 4 serta surat Maryam ayat 64:

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ ﴿٤﴾
“Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Asy Syuura. 4).

وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَٰلِكَ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا ﴿٦٤﴾
“Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa”. (QS. Maryam. 64).

Dari kedua ayat tersebut diperoleh penjelasan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi ini serta segala apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, semuanya adalah milik Allah SWT, tak terkecuali segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Oleh karena itu, janganlah mengingkari kenyataan ini.

Saudaraku,
Dengan mengakui bahwa semua nikmat itu datangnya dari Allah, maka terhadap (nikmat) apapun yang saat ini telah kita miliki, tentunya tidak ada sedikitpun alasan/kesempatan bagi kita untuk menyombongkan diri. Karena sesungguhnya semuanya itu adalah milik-Nya semata. Sedangkan kita hanyalah insan yang lemah yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan-Nya, tanpa nikmat yang datang dari-Nya.

... وَخُلِقَ الإِنسَـــٰـنُ ضَعِيفًا ﴿٢٨﴾
“..., dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS. An Nisaa’. 28).

3. Mempergunakannya untuk taat kepada Allah.

Saudaraku,
Sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah, hendaknya terhadap semua nikmat tersebut kita pergunakan semata-mata hanya untuk taat kepada-Nya saja. Demikianlah perintah Allah kepada kita, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 254:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقْنَـــٰــكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَـــٰــعَةٌ وَالْكَـــٰــفِرُونَ هُمُ الظَّـــٰــلِمُونَ ﴿٢٥٤﴾
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at*. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al Baqarah. 254).

Sedangkan dalam surat Al An’aam ayat 162 – 163, diperoleh penjelasan sebagai berikut:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّٰهِ رَبِّ الْعَـــٰـــلَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾
(162) Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (163) “tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al An’aam. 162 – 163).

Kesimpulan

Saudaraku,
Menuntut hak itu tidak sama dengan tidak bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Aku melihat, ini adalah dua perkara yang tidak berkaitan. (Wallahu ta'ala a'lam).

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Yang dimaksud dengan syafa`at ialah: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfa’at bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞