بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 03 Juli 2017

TENTANG UCAPAN NATAL DAN DO'A UNTUK NON-MUSLIM (II)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Berikut ini lanjutan dari artikel: “Tentang Ucapan Natal dan Do'a Untuk Non-Muslim (I)”.

Seorang sahabat (dosen sebuah perguruan tinggi negeri terkemuka di Makassar) telah memberi tanggapan terhadap tulisan di atas dengan tanggapan sebagai berikut: “Mungkin yang tidak boleh dido'akan kafir yang sudah meninggal, Pak Imron? Jika masih hidup mungkin boleh didoakan semoga diberkati dan diberi hidayah, sebagaimana dulu Rasulullah mau mendoakan ibunya, tapi turunlah ayat ini (surat At Taubah ayat 113)? Mohon pencerahan”.

Saudaraku,
Orang yang dido'akan orang lain agar mendapat "berkah" berarti dido'akan semoga mendapat keridhaan Allah. Dengan ridha Allah, maka ia akan mendapat kebahagiaan dan nikmat dari Allah.

Rasulullah pernah mengajarkan ucapan yang ditujukan kepada sepasang penganten yang baru saja melangsungkan perkawinan, yang berbunyi: “*Baraka* Allahu lakuma wabaraka 'alaikuma wajama'a bainakuma fi khair”. Ungkapan tersebut berarti semoga Allah memberi kebaikan kepada sepasang penganten yang baru saja memasuki kehidupan rumah tangga dan menjadi pasangan yang langgeng sepanjang masa.

بَارَكَ اللهُ لَكُمَا وَبَارَكَ عَلَيْكُمَا وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
Semoga Allah memberikan berkah kepada kalian berdua, semoga Allah mencurahkan keberkahan kepada kalian berdua. Dan semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan.

Saudaraku,
Tentunya ungkapan do'a seperti itu (mendo'akan agar orang lain mendapat berkah dari Allah), hanya boleh ditujukan kepada saudara seiman. Karena hanya orang-orang yang berimanlah yang akan mendapatkan ridho-Nya.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ... ﴿٢٨﴾
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; ...”. (QS. Al Kahfi. 28).

Jika Allah ridha maka Allah akan memberikan rahmat-Nya, yang dengan/atas rahmat-Nya itu kita bisa menggapai surga-Nya yang dipenuhi dengan kenikmatan abadi serta terhindar dari azab api neraka.

قَالَ اللهُ هَـــٰـذَا يَوْمُ يَنفَعُ الصَّـــٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّـــٰتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَــٰــرُ خَـــٰـلِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١٩﴾
“Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfa`at bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya*. Itulah keberuntungan yang paling besar". (QS. Al Maa-idah. 119).

*) Maksudnya ialah: Allah meridhai segala perbuatan-perbuatan mereka, dan merekapun merasa puas terhadap nikmat yang telah dicurahkan Allah kepada mereka.

... كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللهُ الْمُتَّقِينَ ﴿٣١﴾
“... Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa”. (QS. An Nahl. 31).

الَّذِينَ تَتَوَفَّـــٰـهُمُ الْمَلَـــٰــئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَـــٰمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٣٢﴾
“(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik** oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum***, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl. 32).

**) Maksudnya: wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan, atau dapat juga berarti mereka wafat dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga.

***) Artinya adalah: selamat sejahtera bagimu. (Wallahua'lam).

Saudaraku,
Pada dasarnya kita kaum muslimin tidak dilarang untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang non-muslim yang tiada memerangi kita karena agama dan tidak pula mengusir kita dari negeri kita (non-muslim yang bersikap baik kepada kita). Demikian penjelasan Al Qur’an surat Al Mumtahanah ayat 8:

لَا يَنْهَــٰـكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَــٰـتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَــٰــرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ﴿٨﴾
”Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Al Mumtahanah. 8).

Saudaraku,
Dalam konteks hubungan sosial-kemasyarakatan, pergaulan dengan non-muslim tidaklah dilarang dalam agama Islam, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mumtahanah tersebut (termasuk menghadiri prosesi pemakaman mereka yang non muslim).

Sedangkan terkait permohonan do’a yang ingin disampaikan kepada non-muslim, tentunya kita harus lebih berhati-hati. Tidak sembarang do’a boleh kita sampaikan kepada non-mulim. Terhadap mereka yang non-muslim, sebaiknya kita do’akan agar mereka mendapat hidayah sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW., dimana Beliau pernah berdo’a agar Allah SWT. memberi hidayah kepada salah seorang dari dua lelaki, yaitu Abu Jahal atau Umar bin Al-Khattab.

Rasulullah SAW. pernah berdo’a: “Ya Allah! Muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua lelaki yang Engkau lebih sayang; Abu Jahal atau ‘Umar bin Al-Khattab.” (HR. Tirmidzi).

Namun do’a sebagaimana uraian di atas, hanya bisa kita sampaikan kepada non-muslim yang masih hidup. Karena hanya bagi mereka yang masih hidup saja, yang peluangnya untuk mendapatkan hidayah masih terbuka. Sedangkan bagi mereka yang telah wafat dalam keadaan tidak beriman, maka pintu taubat telah tertutup bagi mereka sehingga mereka akan tetap dalam kekafiran untuk selama-lamanya. (Na’udzubillahimindzalika!).

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدَ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. (رواه الترمذى)   
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla akan menerima taubat seorang hamba selama ruhnya belum sampai di tenggorokan.” (HR. At-Tirmidzi).

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْئَـــٰنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُوْلَـــٰـــئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا ﴿١٨﴾
”Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang" Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih”. (QS. An Nisaa’. 18).

Dengan demikian sudah tidak ada lagi do’a yang bisa kita sampaikan kepada non-muslim yang telah wafat. Adapun mendo’akannya dengan mengatakan: “almarhum” (artinya yang dirahmati) atau ”dia telah berpulang ke rahmat Allah”, maka hal ini tidaklah dibenarkan karena rahmat Allah hanya Allah khususkan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Begitu pula mendo’akan agar yang bersangkutan mendapat ampunan dari Allah SWT.

{ Bersambung; tulisan ke-2 dari 3 tulisan }

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞