بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 01 Januari 2019

KEUTAMAAN MAJELIS DZIKIR



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Berikut ini kutipan perbincangan antara beberapa orang jama’ah sebuah masjid di dekat kampus ITS Surabaya:

Bapak A:   Mbok ya kalau habis sholat subuh berjama’ah, saya diberi waktu untuk berdzikir dahulu. Jangan setelah selesai jama’ah subuh, segera dilanjutkan dengan ceramah, khutbah, dll.
Bapak B:   Sambil berdzikir bisa, kok Pak. Kalau harus menunggu selesai dzikir, jama’ah sudah bubar.
Bapak C:   Setuju Pak, bisa multitasking1 kok.
Bapak A:   Beberapa orang bisa, beberapa orang tidak bisa. Hanya masalah adab.
Bapak D:   Saya sangat setuju dengan pendapat Bapak B, karena kalau pelaksanaan ceramah/kajian harus menunggu dzikir selesai, jama'ah sudah buyar sehingga sudah tidak ada lagi yang mendengarkan kajian/kajian menjadi tidak efektif.
Bapak D:   Di masjid jami' di kampung halamanku yang masjidnya besar dan lokasinya strategis/di perempatan jalan besar/hanya sekitar 1 km dari aloon-aloon kota, jika ada kuliah subuh, dzikirnya juga dipersingkat. Jadi praktis nggak terlalu lama setelah selesai jama'ah subuh, segera dilanjutkan dengan kuliah subuh/ceramah ba'da subuh.
Bapak E:   Atau berdzikir di rumah?
Bapak D:   Lha mendengarkan kajian, 'kan juga bagian dari dzikir?

Mari kita kaji perbincangan di atas

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa dzikrullah (mengingat Allah) merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia. Dengan banyak berdzikir (mengisi waktu dan memanfaatkan setiap nafas untuk berdzikir kepada-Nya), seorang hamba akan semakin dekat kepada Rabb-nya. Dan dengan banyak berdzikir/dengan banyak mengingat Allah, maka hati seorang hamba akan menjadi tenteram.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللهُ سُبْحَانَهُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ اقْتَرَبَ إِلَيَّ شِبْرًا اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً. (رواه ابن ماجه)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia bercerita, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Allah SWT berfirman, "Aku seperti prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam dirinya, niscaya Aku akan mengingatnya di dalam Diri-Ku. Dan jika ia mengingat-Ku pada kelompok, niscaya Aku akan mengingatnya pada kelompokyang lebih mulia dari mereka. Jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, niscaya Aku akan mendekatkan Diri kepadanya satu hasta. Dan jika ia datang kepada-Ku sambil berjalan, niscaya Aku datang kepadanya dengan berlari kecil'." (HR. Ibnu Majah(.

الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra’d. 28).

Keutamaan Majelis Dzikir

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya majelis dzikir merupakan majelis yang sangat mulia di sisi Allah Ta’ala serta memiliki berbagai keutamaan, antara lain:

   Majelis dzikir adalah taman-taman surga di dunia ini.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ عَبْدِ الْوَارِثِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ الْبُنَانِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ. (رواه الترمذى)
Abdul Warits bin Abdushamad bin Abdul Warits menceritakan kepada kami dan ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dan ia berkata: Muhammad bin Tsabit Al Bunani menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian melewati taman surga maka makan minumlah (maka singgahlah dengan senang hati)”. Para sahabat bertanya: “Apakah taman surga itu?” Rasulullah menjawab: “Perkumpulan yang diadakan untuk dzikir (halaqah dzikir)”. (HR. At-Tirmidzi). Halaqah = perkumpulan/kelompok/lingkaran orang-orang yang duduk.

   Majelis dzikir merupakan majelis para malaikat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ. (رواه مسلم)
Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang ada di sisi-Nya. (HR. Muslim).

Bentuk-bentuk Majelis Dzikir

Setelah kita mengetahui keutamaan majelis dzikir, maka kita juga harus mengetahui bentuk-bentuk majelis dzikir tersebut agar kita bisa mengamalkan ibadah yang mulia ini sesuai dengan tuntunan Allah serta rasul-Nya. Berdasarkan beberapa hadits yang menyebutkan tentang majelis dzikir, dapat kita ketahui bahwa bentuk-bentuk majelis dzikir adalah sebagai berikut:

   Duduk bersama-sama, kemudian masing-masing berdzikir dengan pelan.

Saudaraku,
Salah satu bentuk dari majelis dzikir adalah Duduk bersama-sama, kemudian masing-masing berdzikir dengan pelan. Sedangkan jenis-jenis dzikir yang diucapkan adalah: tasbih (ucapan subhanallah), takbir (ucapan Allahu Akbar), tahmid (ucapan Alhamdulillah), tahlil (ucapan laa ilaaha illallah), meminta surga kepada Allah, permohonan perlindungan kepada Allah dari neraka, serta istighfar (ucapan astaghfirullah).

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِلّٰهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً سَيَّارَةً فُضُلًا يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ فَيَقُولُونَ جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيَسْأَلُونَكَ قَالَ وَمَاذَا يَسْأَلُونِي قَالُوا يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ قَالَ وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي قَالُوا لَا أَيْ رَبِّ قَالَ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي قَالُوا وَيَسْتَجِيرُونَكَ قَالَ وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي قَالُوا مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ قَالَ وَهَلْ رَأَوْا نَارِي قَالُوا لَا قَالَ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي قَالُوا وَيَسْتَغْفِرُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا قَالَ فَيَقُولُونَ رَبِّ فِيهِمْ فُلَانٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ قَالَ فَيَقُولُ وَلَهُ غَفَرْتُ هُمْ الْقَوْمُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ. (رواه مسلم)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim bin Maimun telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi mempunyai beberapa malaikat yang terus berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah menemukan majelis dzikir tersebut, maka mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Apabila majelis dzikir itu telah usai, maka mereka juga berpisah dan naik ke langit”. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meneruskan sabdanya: “Selanjutnya mereka ditanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dzat Yang sebenarnya Maha Tahu tentang mereka: “Kalian datang dari mana?”. Mereka menjawab: “Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu di bumi yang selalu bertasbih, bertakbir, bertahmid, dan memohon kepada-Mu ya Allah”. Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: “Apa yang mereka minta?”. Para malaikat menjawab: “Mereka memohon surga-Mu ya Allah”. Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya lagi: “Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?”. Para malaikat menjawab: “Belum, mereka belum pernah melihatnya, ya Allah”. Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihat surga-Ku?”. Para malaikat berkata: “Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu, ya Allah”. Allah Subhanahu wa Ta'ala balik bertanya: “Dari apa mereka meminta perlindungan kepada-Ku?”. Para malaikat menjawab: “Mereka meminta perlindungan kepada-Mu dari neraka-Mu, ya Allah”. Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: “Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?”. Para malaikat menjawab: “Belum, mereka belum pernah melihat neraka-Mu, ya Allah”. Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku?”. Para malaikat berkata: “Ya Allah, sepertinya mereka juga memohon ampun (beristighfar) kepada-Mu?”. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menjawab: “Ketahuilah hai para malaikat-Ku, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka minta, dan melindungi mereka dari neraka”. Para malaikat berkata: “Ya Allah, di dalam majelis mereka itu ada seorang hamba yang berdosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama mereka”. Maka Allah menjawab: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Aku akan mengampuni orang tersebut. Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang teman duduknya tak bakalan celaka karena mereka”. (HR. Muslim).

   Duduk bersama-sama untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an, yaitu dengan cara salah seorang/sebagian diantaranya membaca/memberikan kajian dan yang lainnya mendengarkan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  ... وَمَااجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّانَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْـمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَ هُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَبِهِ عَمَلُهُ، لَـمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ. (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah, dia berkata Rasulullah bersabda: ”... Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya”. (HR. Muslim).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَـــٰــلِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَــٰـتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿١١﴾
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis2", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Mujaadilah. 11).

Majelis Ilmu Adalah Majelis Dzikir.

Saudaraku,
Dalam Kitab Riyadhush Shalihin, Imam Nawawi telah membuat satu bab (yaitu Bab 247) dengan judul: “Keutamaan Berhimpun Untuk Berzikir Dan Mengajak-ajak Untuk Menetapinya Dan Larangan Memisahkan Diri Daripadanya Kalau Tanpa Udzur”. Dalam bab tersebut, beliau mengutip satu ayat Al Qur’an (surat Al Kahfi ayat 28) serta empat hadits, yang mana salah satu diantaranya adalah hadits yang berisi tentang majelis ilmu. Hal ini menunjukkan bila Imam Nawawi rahimahullah mengisyaratkan, bahwa majelis ilmu termasuk majelis dzikir. (Wallahu ta'ala a’lam).

Saudaraku,
Dari rangkaian uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa majelis zikir itu bukanlah sekedar majelis yang anggota-anggotanya hanya bertasbih, bertahmid, beristighfar dan semacamnya, tetapi ia adalah juga majelis ilmu yang mengingatkan manusia akan dirinya sebagai mahluk Allah yang lemah serta menyadari kebesaran dan keagungan Allah SWT.

Majelis-majelis dzikir juga adalah orang-orang yang berkumpul untuk memperlajari Al Qur’an secara bersama sama, dimana sebagian mereka belajar kepada sebagian yang lain/sebagian mereka mengambil manfaat dari sebagian yang lain.

Demikian itulah majelis-majelis dzikir yang sesuai dengan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah dari rumah-rumah Allah untuk membaca Al Qur'an dan saling belajar Al Qur'an, kecuali diturunkan kepada mereka ketenangan serta dilimpahkan rahmat, dikelilingi oleh malaikat dan Allah menyebutkan mereka pada makhluk yang berada di sisi-Nya. Begitulah perkumpulan dzikir, karena di dalamnya dipakai untuk berdzikir kepada Allah SWT.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  ... وَمَااجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّانَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْـمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَ هُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَبِهِ عَمَلُهُ، لَـمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ. (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah, dia berkata Rasulullah bersabda: ”... Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya”. (HR. Muslim).

Saudaraku,
Dari sini nampak secara nyata bahwa berkumpul untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an (majelis ilmu) merupakan salah satu bentuk dzikir yang mulia. Bahkan menurut banyak ‘ulama', justru lebih utama dibandingkan dengan majelis-majelis dzikir lain yang bersifat sunnat.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. (رواه ابن ماجه)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mencari ilmu adalah fardhu bagi setiap orang Islam”. (HR. Ibnu Majah).

Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan bahwa berkumpul untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an (majelis ilmu) merupakan salah satu bentuk dzikir yang mulia. Bahkan menurut banyak ‘ulama', majelis ilmu itu justru lebih utama dibandingkan dengan majelis-majelis dzikir lain yang bersifat sunnat. Hal ini mengingat bahwa menuntut ilmu itu merupakan perkara yang wajib, sedangkan semua ‘ulama' sepakat bahwa perkara yang wajib itu lebih utama dibandingkan perkara yang sunnah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak masalah jika pada saat ada kuliah subuh, maka waktu untuk berdzikir dipersingkat. Jadi praktis tidak terlalu lama setelah selesai jama'ah subuh, segera dilanjutkan dengan kuliah subuh/ceramah ba'da subuh. Hal ini mengingat bahwa majelis ilmu itu justru lebih utama dibandingkan dengan majelis-majelis dzikir lain yang bersifat sunnat.

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

NB.
1)  Istilah multitasking biasanya digunakan dalam dunia komputer. Multitasking adalah sistem yang mampu mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus pada saat yang bersamaan.
2) Yang dimaksud di sini adalah majelis tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dan majelis dzikir sehingga orang-orang yang datang kepada kalian dapat tempat duduk (Tafsir Jalalain).
3)  Bapak A, Bapak B, Bapak C, Bapak D, dan Bapak E dalam perbincangan/diskusi di atas adalah nama-nama samaran dari para jama’ah masjid yang terlibat dalam perbincangan/diskusi di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞