Saudaraku…,
Terimalah kritikan itu sebagai nasehat. Apapun bentuk kritikan itu serta disampaikan dengan cara apapun, sesungguhnya semuanya itu adalah sebagai bentuk perhatian serta nasehat untuk kita. Sekalipun kritikan itu adalah tidak benar dan disampaikan dengan cara yang kasar. Apalagi jika kritikan itu adalah benar adanya dan disampaikan dengan cara yang sopan dan lemah lembut. Semoga Allah membalas kebaikan saudara-saudara kita yang telah bersedia untuk memberikan kritikan kepada kita (apapun bentuk kritikannya serta disampaikan dengan cara apapun). Amin...!
Sebagai ilustrasi, jika selama ini kita telah berusaha untuk bersikap jujur dan tidak pernah berupaya untuk mengambil hak orang lain. Kemudian orang lain telah mengatakan kepada kita bahwa kita telah melakukan banyak kecurangan (melakukan korupsi, mengurangi timbangan, berbohong dalam hal harga / kualitas barang, dll) demi meraup harta/kekayaan yang sebanyak-banyaknya. Padahal sebenarnya kita tidaklah demikian.
Menghadapi kritikan tersebut, akan lebih baik jika kita bersikap sabar dan menerima kritikan tersebut justru sebagai bentuk perhatian serta nasehat untuk kita. Mungkin selama ini (tanpa kita sadari) kita terlalu sombong dengan kejujuran kita. Mungkin selama ini (tanpa kita sadari) kita terlalu membanggakan ketaatan kita dalam menjalankan perintah-Nya.
Jika memang demikian, bisa jadi Allah telah menegur kita (melalui orang tersebut). Bisa jadi Allah telah mengingatkan kita (melalui orang tersebut). Karena sekalipun kita benar-benar telah berusaha untuk bersikap jujur dan tidak pernah berupaya untuk mengambil hak orang lain, namun jika kemudian diikuti dengan kesombongan, hal ini menunjukkan bahwa kita kurang ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita kurang memurnikan ketaatan kita kepada-Nya.
Padahal, Allah hanya akan melihat amal-amal kita, jika semua amal-amal tersebut hanya kita ikhlaskan kepada-Nya, jika kita benar-benar memurnikan ketaatan kita kepada-Nya.
”Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqarah. 264).
“Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”, (QS. Al Baqarah. 139).
”Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". (QS. Az Zumar. 14).
Nah, jika menghadapi kritikan yang tidak benar saja kita seharusnya bersikap baik seperti uraian di atas, apalagi jika kritikan itu adalah benar adanya.
Saudaraku…,
Belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik. Terimalah kritikan/nasehat itu dengan baik, bagaimanapun cara orang dalam menyampaikan kritikan/nasehat tersebut. Orang lainlah yang lebih tahu tentang kelemahan serta kekurangan kita, karena (pada umumnya) ada kecenderungan pada diri kita untuk menilai diri kita sendiri secara subyektif (cenderung untuk memberi penilaian yang lebih baik dari kenyataannya), sehingga kita menjadi kurang jeli terhadap kelemahan, kekurangan maupun bahaya yang sedang mengancam diri kita.
Jadi, diantara kita sudah semestinya untuk saling nasehat-menasehati, yang dalam hal ini tentunya masing-masing pihak harus siap untuk menerima kritikan demi kebaikan bersama. “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103. 2-3).
Saudaraku…,
Belajarlah untuk merendahkan diri. Karena dengan merendahkan diri, kita akan sanggup untuk menerima kritikan dengan lapang dada. Dan ucapkanlah kata-kata yang baik, dimanapun, kapanpun, kepada siapapun. “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik”. (QS. Al Furqaan. 63).
Dan tak lupa, belajarlah untuk memberi ucapan terimakasih kepada orang-orang yang telah memberikan kritikan/masukan/nasehat kepada kita. Jika perlu, sertakan dalam do’a kita. Semoga Allah memberikan balasan terbaik kepadanya. Amin!
Semoga bermanfaat!