بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 05 Januari 2010

MUSIBAH TERBESAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Mungkin kita menyangka bahwa ketika seseorang sedang mengalami kecelakaan lalulintas hingga mobil kesayangannya ringsek parah hingga tak bisa diperbaiki lagi, maka pada saat itu dia sedang mengalami kecelakaan besar.

Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sesungguhnya kebersamaan mobil tersebut dengan pemiliknya hanyalah sebentar saja. Yah….., kalau bukan mobil itu yang meninggalkan pemiliknya (karena kecelakaan dan rusak parah, karena hilang, dll.), maka pemiliknya-lah yang akan meninggalkannya (karena pemiliknya wafat). Disamping itu, dengan upaya dan kerja keras, suatu saat juga masih bisa membeli mobil lagi.

Saudaraku…,
Mungkin kita juga menyangka bahwa ketika seseorang sedang menyaksikan rumah kesayangannya habis tak bersisa karena terjadi kebakaran, maka pada saat itu dia sedang mengalami musibah yang besar. Betapa tidak, hanya dalam hitungan beberapa jam, seluruh harta benda yang dikumpulkan bertahun-tahun hancur begitu saja.

Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sesungguhnya kebersamaannya dengan seluruh harta kekayaannya hanyalah sebentar saja. Yah….., kalau bukan harta kekayaannya yang meninggalkannya (karena terjadi kebakaran, gempa bumi, dll.), maka dia-lah yang akan meninggalkannya (karena telah wafat). Disamping itu, dengan upaya dan kerja keras, suatu saat juga masih bisa mengumpulkannya lagi.

Saudaraku…,
Mungkin kita juga menyangka bahwa ketika seseorang sedang ditimpa bencana alam (banjir, gempa bumi, dll.) hingga seluruh anggota keluarganya wafat / hilang, maka pada saat itu dia sedang mengalami musibah yang sangat besar. Betapa tidak, kini dia harus menjalani sisa hidupnya sebatangkara, tanpa ada lagi saudara / orang-orang tercinta yang menemaninya.

Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sesungguhnya cepat atau lambat, toh pada akhirnya kita semua juga akan kembali kepada-Nya.

“Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”. (QS. As Sajdah. 11).

“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al Jumu’ah. 8).

Lalu apakah gerangan musibah terbesar yang jauh lebih besar dari semuanya itu? Ketahuilah, bahwa sesungguhnya musibah terbesar yang jauh lebih besar dari semuanya itu, ternyata adalah ketika seseorang telah jatuh ke dalam lembah kemusyrikan.

Saudaraku…,
Sekali lagi, musibah terbesar yang jauh lebih besar dari semuanya itu, ternyata adalah ketika seseorang telah jatuh ke dalam lembah kemusyrikan. Karena ketika seseorang telah jatuh ke dalam lembah kemusyrikan, maka sesungguhnya dia telah tersesat sejauh-jauhnya. Dan Allah tidak akan pernah mengampuninya, sehingga dia akan kekal di dalam api neraka. Na’udzubillahi mindzalika!

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik*, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisaa’. 48). *) Syirik = mempersekutukan Allah.

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An Nisaa’. 116).

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. (QS. Az Zumar. 3).

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al An’aam. 82).

"Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali”, (QS. Al Mumtahanah. 4).

"Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At Tahrim. 8). Amin…!

Semoga bermanfaat!

5 komentar:

  1. Bapak Fulan mengatakan:

    Ass.wr.wb
    Terima kasih pencerahannya. Mumpung masih belum 40 hari meninggalkan tanah
    suci. Masih hangat di ingatan saya, saya melihat kelakuan2 saudara kita
    terhadap Kaabah. Apakah bagian dari musrik itu sendiri menghayati rumah
    Tuhan baitullah se-akan-2 Tuhan hidup didalamnya. Betapa tidak mereka
    menggosok-2an sorban mereka didinding kaabah untuk sekedar dapat
    berkahNya. Pada hal dalam pengertian yang disampaikan ini, keberadaan
    Tuhan ada di bathin setiap muslim itu sendiri, sangat dekat tidak perlu
    mencari Tuhan dimana-2 dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan Allah
    hanya di depan Kaabah? Bagaimana menurut Bung Imron. Pertanyaan saya:
    musrik-kah kelakuan orang itu dan lalu lokasi Tuhan dimana??
    Salam,
    Wslm wr.wb

    BalasHapus
  2. Bapak Nafil memberikan tanggapan:

    Wa'alaikumussalam wr.wb.

    Yth. Pak Fulan

    Terimakasih Pak Fulan, atas perhatiannya. Semoga bermanfaat...! Semoga semuanya ini dilihat oleh Allah SWT sebagai amal kebajikan, sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin...!

    Tentang judul / topik tulisan saya tersebut, sebenarnya itu berasal dari satu kajian (seingat saya di-tv, maaf saya agak lupa karena sudah agak lama) yang membahas topik tersebut. Saya tangkap inti kajiannya. Kemudian saya tuliskan kembali dengan gaya bahasa saya sendiri.

    BalasHapus
  3. (Lanjutan 1):
    Sedangkan tentang syirik (setelah berdiskusi dengan teman saya), dengan keterbatasan ilmu saya, hanya berikut ini yang bisa saya berikan:

    Tentang orang yang berbuat syirik.
    Al-Qur-an telah memuat keterangan tentang hal ini dalam surat Ar-Ruum sbb.

    QS. 30. Ar Ruum
    31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
    32. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

    QS. 3. Annisa
    116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.

    Saya kira ini sudah cukup jelas. Kalau ini dianggap kurang jelas, maka mungkin diperlukan sesi khusus untuk mendapat penjelasan dari ahlinya.

    BalasHapus
  4. Lanjutan 2):
    Tentang orang-orang yang mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah.

    QS. 22. Al Haj
    30. Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.
    31. dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
    32. Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

    Tentang orang yang merugi dengan amalnya

    QS 18 Al-Kahfi
    103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
    104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
    105. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
    106. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.

    Jadi tentang kasus orang yang mencari berkah dengan menggosokkan surbannya pada dinding ka’bah itu, sangat bergantung pada niat dalam hatinya.

    1. Bila dia berniat untuk dapat merasakan kedekatan dan kemesraan kepada-NYA melalui bekas bau dinding ka’bah itu, dan kemudian menjadikannya lebih bertakwa kepada-NYA, maka itulah mungkin yang menjadi keberkatan baitullah tersebut sebagaimana nabiullah Ibrahim as telah mendoakan hal tersebut. Memang benar keberadaan Allah tidak bergantung dengan hal tersebut, tetapi tidak semua orang telah sampai pada pemahaman seperti itu. Jadi itu hanya merupakan sebuah proses saja menuju ke tingkat yang lebih tinggi, yakni mengagungkan syi’ar Allah (baitullah) itu menunjukkan ketakwaan hatinya.

    2. Bila karenanya dia jadi mengandalkan surban tersebut untuk dapat memenuhi segala hajat hidupnya maka dia telah berada dalam kerugian.

    3. Bila dengannya dia menjadi sombong dan membanggakan diri serta memandang rendah orang lain, maka dia telah mepersekutukan Allah karena telah meninggikan dirinya sebagai tandingan Allah. Merasa dirinya benar sendiri dan orang lain salah. Memangnya apa yang diketahuinya tentang keadaan dan isi hati orang lain.

    QS. 49. Al Hujuraat
    13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

    Terakhir tentang lokasi Allah, maka inilah keterangan dari ustadz saya. Beliau menjawab pertanyaan ini dengan pertanyaan pula:

    Kata lokasi berarti ruang yang melingkupi. Apakah ada yang bisa melingkupi-NYA?

    Kalau-pun ada baitullah, apakah lalu Allah memerlukan rumah dan DIA kemudian berada di dalamnya? "Di mana tidak ada Allah?". Bukankah justru keberadaan ruang dan waktu ini bergantung pada keberadaanNYA.

    Wallahu a'lam bishowab.

    Kiranya hanya demikian tanggapan yang bisa saya berikan. Maafkan kedangkalan pengetahuan saya. Mungkin akan lebih bijaksana bila kita berkunjung kepada orang yang ahli dzikir untuk mencari jawaban tentang permasalahan ini.

    BalasHapus
  5. NB.
    Nama dalam diskusi tersebut adalah nama samaran. Di sini tidak dituliskan nama yang sebenarnya, karena belum minta ijin kepada yang bersangkutan untuk diposting di blog ini.

    BalasHapus

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞