Saudaraku…,
Diantara kita semua pasti mengenal Fir’aun, orang yang sangat sombong di muka bumi ini. Sesungguhnya dia benar-benar telah melampaui batas. Dan puncak dari kesombongannya adalah pengakuan dirinya sebagai tuhan (na’udzubillahi mindzalika!), sebagaimana penjelasan beberapa ayat berikut ini:
”Pergilah kamu berdua kepada Fir`aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”; (QS. Thaahaa. 43).
”(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS. An Naazi’aat. 24).
”Fir`aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". (QS. Asy Syu’araa’. 29).
”Dan berkata Fir`aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat*, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (QS. Al Qashash. 38). *) Maksudnya membuat batu bata.
”Dan berkatalah Fir`aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu”, (QS. Al Mu’min. 36). ”(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir`aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir`aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian”. (QS. Al Mu’min. 37).
Saudaraku…,
Meskipun Fir’aun benar-benar telah melampaui batas, bahkan telah mengaku dirinya sebagai tuhan, ternyata ”pintu-pintu kesuksesan duniawi” justru terbuka di depan matanya. Hal ini antara lain tercermin dari kekayaannya yang melimpah serta pengikut-pengikut / bala tentaranya yang banyak, serta kekuasaan yang demikian besar yang telah dimilikinya.
”Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih". (QS. Yunus. 88).
”Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, `Aad, Fir`aun yang mempunyai tentara yang banyak”, (QS. Shaad. 12).
Saudaraku…,
Dengan kekuasaan yang demikian besar yang telah dimilikinya, maka Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dengan angkuhnya Fir’aun telah menimpakan kepada Bani Israil, siksaan yang seberat-beratnya. Bahkan Fir’aun telah membunuh / menyembelih setiap anak-anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil, hanya karena kekhawatirannya bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil. Dan ternyata tindakan Fir’aun yang telah teramat melampaui batas ini, dapat terus berlangsung hingga bertahun-tahun.
”Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir`aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Yunus. 83).
”Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka*, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash. 4). *) Golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil yang mana anak-anak laki-laki mereka dibunuh dan anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup.
”dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir`aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu*.” (QS. Al Qashash. 6). *) Fir’aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil karena itu dia membunuh setiap anak-anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil. Ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.
”Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir`aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu”. (QS. Al Baqarah. 49).
”Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir`aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu". (QS. Al A’raaf. 141).
”Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir`aun (kepada Fir`aun): "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?". Fir`aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka". (QS. Al A’raaf. 127).
”Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir`aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu". (QS. Ibrahim. 6).
Saudaraku…,
Sekali lagi, dengan kekuasaan yang demikian besar yang telah dimilikinya, Fir’aun justru telah berbuat semena-mena, dengan menimpakan kepada Bani Israil siksaan yang seberat-beratnya. Bahkan Fir’aun telah membunuh / menyembelih setiap anak-anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil, hanya karena kekhawatirannya bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil. Dan ternyata tindakan Fir’aun yang telah teramat melampaui batas ini, dapat terus berlangsung hingga bertahun-tahun.
Saudaraku…,
Sampai di sini, dengan melupakan peringatan-peringatan yang telah diberikan-Nya kepada Fir’aun, nampaklah bahwa semua pintu-pintu kesenangan duniawi, justru telah dibukakan untuk mereka (Fir’aun dan pengikut-pengikutnya). Seolah hal itu semua telah menjadi pembenaran dari ketakaburan mereka.
Hingga pada puncaknya, yaitu ketika Fir’aun menghadapi sakaratul maut, Allah telah melupakannya, meski Fir’aun telah menyatakan beriman kepada Allah (percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil) serta berserah diri kepada-Nya (kepada Allah). Padahal, pada saat menghadapi sakaratul maut itulah, kebutuhan seorang hamba akan pertolongan-Nya mencapai puncaknya. (Pada kenyataannya, setiap saat kita semua senantiasa membutuhkan pertolongan-Nya).
”Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir`aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir`aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Yunus. 90). ”Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Yunus. 91). ”Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu* supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”. (QS. Yunus. 92). *) Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir’aun itu tenggelam mayatnya terdampar dipantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di museum di Mesir.
Semoga bermanfaat.
NB.
Fir’aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar