Seorang sahabat (dosen senior di ITS) telah bertanya tentang bagaimana kita menyikapi situs-situs di internet yang isinya hanya menghujat Islam / Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin kita yang teramat kita cintai.
-----
Saudaraku...,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Islam telah melarang kita kaum muslimin untuk berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka. Demikian penjelasan Al Qur'an dalam surat Al ‘Ankabuut ayat 46 yang artinya adalah sebagai berikut:
”Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim* di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS. Al ‘Ankabuut. 46**).
*) Yang dimaksud dengan ”orang-orang zalim” ialah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.
**) Hanya saja yang membedakan antara kita kaum muslimin dengan Ahli Kitab (kaum Yahudi dan kaum Nasrani) adalah sebagaimana penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 berikut ini: ”Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At Taubah. 30).
Bahkan Al Qur’an secara tegas juga melarang kita yang beragama Islam untuk memaki sembahan-sembahan pemeluk agama lain, termasuk sembahan-sembahan mereka. “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan...” (QS. Al An’aam: 108).
Saudaraku...,
Terhadap situs-situs di internet yang isinya hanya menghujat Islam / Rasulullah Muhammad SAW (pemimpin kita yang teramat kita cintai), aku sendiri melihat bahwa itu hanyalah sikap orang-orang yang frustasi dan sudah kehabisan akal untuk memadamkan cahaya kebenaran Islam. Mereka takut akan kebangkitan Islam. Dan karena kemampuan mereka sangat terbatas, maka hanya itulah yang dapat mereka lakukan.
Sebaiknya kita tidak perlu menanggapi hujatan mereka. Tidak ada gunanya menanggapi orang-orang yang frustasi seperti mereka. Hanya menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran saja tanpa ada manfaat sama sekali.
”Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)”. (QS. Al An’aam. 68)
Saudaraku...,
Sesungguhnya hujatan yang mereka lakukan itu hanyalah dilandaskan pada nafsu belaka, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 109, yang artinya adalah sebagai berikut: “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah. 109).
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”. (QS. At Taubah. 32).
Sekali lagi…,
Kita tidak perlu menanggapi hujatan mereka. Semoga Allah senantiasa membimbing kita hingga akhir hayat kita dan mewafatkan kita dalam keadaan berserah diri kepada-Nya. Amin...!
Kecuali jika mereka datang dengan baik-baik dan mengajak kita diskusi tentang Islam juga dengan baik-baik dan dilandasi rasa saling menghormati, tentunya ini adalah kesempatan dakwah yang tidak boleh kita sia-siakan. Jika memang demikian keadaannya, maka sudah seharusnya bagi kita untuk menanggapinya dengan baik-baik pula. Semoga Allah menjadikan kita sebagai jalan hidayah bagi orang lain. Amin...!!!
-----
Ya Rasullullah...,
Betapa rindunya kami umatmu yang seumur hidup kami hanya bisa mendengar dan membayangkan kisah - kisah keagunganmu. Semoga Rahmat Allah SWT selalu tercurah atasmu. Amin...!!!
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Dari saudara seiman: Imron kuswandi M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar