بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 05 Agustus 2013

MENDAPAT ILMU YANG SAMA SECARA BERULANG-ULANG


Assalamu’alaikum wr. wb.

Dalam sebuah diskusi, seorang teman (dosen Fakultas Hukum sebuah universitas negeri di Jawa Timur) telah membuat pernyataan sebagai berikut:

Setelah saya pikir akan lebih baik lagi bila dakwah disampaikan kepada orang/sekelompok orang yang tepat untuk didakwahi. Kesalah-kaprahan yang terjadi selama ini adalah dakwah ditujukan kepada orang/sekelompok orang yang sudah jelas komitmen keberagamaannya, sementara masih banyak orang/sekelompok orang yang seharusnya didakwahi malah tidak tersentuh.

Contoh:
- Kurang manfaat (baca: tidak tepat sasaran) bila saya berdakwah kepada orang yang sudah mempunyai bekal ilmu agama yang cukup.
- Para ustadz/da'i berdakwah kepada anggota majelis taklim.

Akan lebih tepat bila saya berdakwah kepada para napi, para pelanggar hukum, dll (karena saya orang hukum). Ada juga yang sangat perlu untuk didakwahi, seperti mereka yang masih tenggelam dalam dunia kelam (yang mencari uang dengan menjajakan diri), dst. Kalau dosen, ya kepada mahasiswanya lewat materi kuliah. Itu lebih tepat bro! Jangan meniru "para da'i jaman sekarang", tidak tepat sasaran alias “nguyahi segoro”.

Catatan:
~ Nguyahi segoro (Bahasa Jawa) = menggarami lautan, sebuah istilah dalam Bahasa Jawa untuk menggambarkan sebuah kesia-siaan.
~ Mohon maaf, sebagian diantaranya telah ku-edit, karena beliau telah menyebut nama orang serta beberapa nama tempat di seputar wilayah Surabaya).

-----

Saudaraku...,
Sesungguhnya tidak ada satupun yang sia-sia, selama semuanya itu kita niatkan hanya karena Allah semata. Sekalipun kita mendapatkan ilmu yang sama secara berulang-ulang.

Dalam khutbah Jum’at, bahkan kita selalu diingatkan untuk bertaqwa kepada Allah karena pesan taqwa adalah salah satu rukun* khutbah Jum’at. Ya..., setiap kali kita sholat Jum’at, pasti kita akan selalu mendapatkan ilmu yang sama (yaitu tentang wasiat/pesan taqwa) secara berulang-ulang.

Dalam Al Qur’an dan Hadits-pun, banyak perintah yang berulang-ulang. Antara lain, supaya cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya benar-benar mengakar (kokoh, kuat menghunjam, tidak mudah goyah / tidak mudah tercerabut oleh segala tipu daya syaitan).

اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَاباً مُّتَشَابِهاً مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللهِ ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلْ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿٢٣﴾
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang**, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya”. (QS. Az Zumar: 23).

**) Yang dimaksud dengan berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Qur’an supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. Sebahagian Ahli Tafsir mengatakan bahwa (yang dimaksud dengan berulang-ulang di sini) ialah bahwa ayat-ayat Al Qur’an itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Fatihah.

Saudaraku...,
Ada satu hal yang ingin kusampaikan. Bahwa kita tidak boleh belajar agama ataupun "membaca" Al Qur'an berdasarkan persepsi kita sendiri. Belajar agama tanpa guru, maka setan bisa mengambil kesempatan itu. (Na’udzubillahi mindzalika...!!!).

Oleh karena itu, berhati-hatilah wahai saudaraku!

-----

Ya… Tuhan kami,
Lindungilah kami ketika kami membaca ayat-ayat-Mu dari godaan syaitan yang terkutuk agar kami senantiasa berada dalam jalan-Mu yang lurus. Amin, ya rabbal ’alamin!

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴿٩٨﴾
”Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (QS. An Nahl. 98).

Wallahu ta'ala a'lam.
Semoga bermanfaat.

NB.
*) Perbedaan rukun dan syarat dalam suatu amalan:

Yang dimaksud dengan rukun adalah bagian dari sesuatu, sedang sesuatu itu tidak akan ada tanpanya. Dengan kata lain, rukun itu harus ada dalam satu amalan dan ia merupakan bagian yang hakiki dari amalan tersebut.

Rukun khutbah Jum’at itu ada lima:
1. Membaca hamdalah, yaitu lafadz alhamdulillah atau variannya seperti lafadz innal-hamda lillah.
2. Membaca shalawat kepada Rasulullah SAW.
3. Menyampaikan pesan taqwa atau wasiat.
4. Membaca ayat Al Quran.
5. Mendoakan umat Islam, seperti lafadz “Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat” atau lafadz lainnya.

Nah, karena pesan taqwa adalah salah satu rukun khutbah Jum’at, maka ia harus ada dalam setiap khutbah Jum’at dan merupakan bagian dari amalan/tata cara khutbah Jum’at. Jika pesan taqwa tidak disampaikan dalam khutbah Jum’at, maka khutbah Jum’at itu tidak sah sehingga sholat Jum’atnya-pun juga menjadi tidak sah.

Sedangkan yang dimaksud dengan syarat adalah sesuatu yang harus ada dalam satu amalan, namun ia bukan bagian dari amalan tersebut. Contohnya wudhu. Wudhu merupakan syarat shalat, ia harus dilakukan bila seseorang hendak melakukan shalat namun ia bukan bagian dari amalan / tata cara shalat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞