Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Tak bisa dipungkiri bahwa bagi sebagian besar orang (baik
karyawan maupun para wirausahawan), khususnya bagi mereka yang memiliki
tabungan lebih dan ingin mengalokasikan sejumlah dananya untuk mencari titik
aman dalam hal perekonomian di masa yang akan datang, tentunya investasi dalam bentuk
properti maupun dalam bentuk usaha akan banyak didambakan.
Bagi mereka yang punya dana lebih dan menginginkan bisnis
yang relatif aman (tidak terlalu beresiko), bisnis / investasi dalam bentuk properti,
baik dalam bentuk rumah atau ruko, mungkin akan dipilih. Membeli properti kemudian
properti tersebut disewakan, tentunya hal ini akan sangat efektif bagi
investasi dalam jangka panjang. Meski keuntungan langsung yang dirasakan tidak
terlalu signifikan, namun memiliki properti sebuah rumah atau ruko akan sangat
menguntungkan dalam jangka panjang karena nilainya yang terus naik.
Sedangkan bagi mereka yang punya dana terbatas, biasanya
akan lebih suka membidik investasi di dunia usaha, baik dalam usaha kecil milik
sendiri maupun bisnis dalam skala yang lebih besar dengan menjalin kerjasama
dengan pihak lain untuk bersama-sama menanamkan modalnya (sebagai penanam modal
gabungan).
Tentu saja kejelian dalam memilih bisnis sangat penting
karena setiap orang menginginkan dana yang di investasikan bisa efektif dan
menguntungkan di kemudian hari. Disamping itu juga harus melalui banyak
pertimbangan. Diantaranya: prospek bisnis, keadaan pasar, serta banyak faktor
lainnya. Ditambah lagi dengan trend bisnis yang terkadang berubah-ubah dalam setiap
tahunnya, maka (sekali lagi) tak bisa dihindari lagi bahwa bagi para pelaku
bisnis benar-benar harus jeli dalam mengambil keputusan bisnis apa yang harus dijalankan
nanti.
Saudaraku…,
Demikianlah gambaran yang terjadi dalam masyarakat,
dimana bisnis investasi yang paling menguntungkan pada saat ini akan banyak
diburu oleh mereka yang memiliki tabungan lebih dan ingin mengalokasikan
sejumlah dananya pada sebuah properti maupun sebuah usaha untuk mencari titik
aman dalam hal perekonomian di masa yang akan datang.
Namun dibalik itu semua, ketahuilah bahwa sesungguhnya
terdapat bisnis yang jauh lebih menguntungkan dari bisnis / investasi dalam bentuk
properti maupun dalam bentuk usaha sebagaimana pembahasan di atas yang masih
banyak dilupakan orang, yaitu berbisnis dengan Allah SWT.
Jika berbisnis / berinvestasi dalam bentuk properti
maupun dalam bentuk usaha sebagaimana pembahasan di atas secara umum
keuntungannya sangat terbatas (pada umumnya hanya pada kisaran beberapa persen
dari nilai investasi), maka berbisnis dengan Allah akan mendatangkan keuntungan
hingga ribuan persen, bahkan bisa mendatangkan keuntungan hingga tak terhingga.
Allah akan melipat-gandakan (investasi yang telah dilakukan hamba-Nya) bagi
siapa yang Dia kehendaki, karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Luas kurnia-Nya.
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ
اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ
حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٦١﴾
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah. 261).
Dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ
يَنْقُصُ مِن أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ
مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا. (رواه مسلم)
“Barangsiapa
menyeru (mengajak) kepada petunjuk, baginya pahala sebagaimana pahala orang
yang mengikutinya, tidak berkurang pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa
yang menyeru (mengajak) kepada kesesatan, atasnya dosa semisal dosa orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi demikian itu dari dosa mereka sedikitpun”. (HR.
Muslim no. 2674).
Saudaraku…,
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim di atas,
diperoleh penjelasan bahwa berbisnis dengan Allah bahkan bisa mendatangkan
keuntungan hingga tak terhingga. Karena ketika seseorang berinvestasi dengan menanamkan
kebaikan kepada orang lain sedangkan orang lain tersebut
menerima dengan baik dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, maka orang yang
berinvestasi tersebut akan mendapatkan imbalan (pahala) dari Allah sebagaimana
pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala orang yang mengikutinya
tersebut.
Jika orang-orang yang telah dia tanamkan kebaikan
tersebut kemudian juga menebarkan kebaikan kepada orang yang lainnya lagi, maka
dia-pun akan mendapatkan pahala orang-orang yang mengikuti orang-orang yang telah
dia tanamkan kebaikan tersebut, tanpa mengurangi pahala mereka semua. Demikian
seterusnya. Dan jika hal ini terus berlanjut hingga hari akhir nantinya, maka
imbalan yang diberikan Allah akan berlipat-lipat. Sehingga dapat dibayangkan,
alangkah besarnya keuntungan yang akan didapat!
Maka masih adakah
alasan bagi kita untuk menyia-nyiakan setiap kesempatan untuk berbisnis dengan Allah? Terlebih lagi jika kita memperhatikan penjelasan Allah
dalam tiga ayat berikut ini:
مَن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضاً
حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ ﴿١١﴾
“Siapakah yang
mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan
melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh
pahala yang banyak,” (QS. Al Hadiid. 11).
إِن تُقْرِضُوا اللهَ قَرْضاً حَسَناً
يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ ﴿١٧﴾
”Jika kamu
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan
(pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi
Maha Penyantun”. (QS. At Taghaabun. 17).
إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ
اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ
وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ فَاسْتَبْشِرُواْ
بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١١﴾
“Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan
itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah. 111).
Saudaraku…,
Lebih dari itu semua, ketahuilah bahwa sesungguhnya berbisnis
dengan Allah adalah bisnis yang tak akan pernah merugi. Hal ini sangat berbeda
dengan berbisnis / berinvestasi dalam bentuk properti maupun dalam bentuk usaha
sebagaimana pembahasan di atas. Bisnis semacam ini punya resiko kerugian karena
terkait dengan prospek bisnis, keadaan pasar, serta banyak faktor lainnya yang
mempengaruhi trend bisnis dalam setiap tahunnya.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلَانِيَةً
يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ ﴿٢٩﴾ لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم
مِّن فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ ﴿٣٠﴾
(29) "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”, (30) “agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari
karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. (QS. Faathir. 29 – 30).
Saudaraku…,
Sekali lagi, berbisnis dengan Allah adalah bisnis yang
tak akan pernah merugi. Karena Allah memiliki sifat Asy Syakur (Maha Balas
Jasa) dan Al Haliim (Maha Penyantun), sehingga Dia tidak akan memerintahkan
sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali Dia akan memberikan balas jasa kepada hamba-Nya
yang telah melaksanakan perintah-Nya. Perintah-Nya tidak gratis, tapi ada
bayaran-Nya.
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللهِ ۖ ثُمَّ
تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ﴿٢٨١﴾
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada)
hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing
diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al Baqarah. 281).
Wallahu a'lam,
Semoga bermanfaat.
alhamdulillah,,, matur thank you pak dosen,,
BalasHapusbarakalllah,,,, sungguh menginspirasi banget blog jenengan ini.... terimakasih banyak pak,,
semoga njenengan pikantuk rizki ingkang katah, umur ingkang barokah, sehat jasmani lan rohani, dijauhkan dari bala', fitnah, mazoharo wamabathon,, amin amin,,,,
Terimakasih saudaraku, telah berkenan membaca blog ini. Semoga bermanfaat.
BalasHapus~
Amin, ya rabbal 'alamin. Terimakasih atas do'anya. Semoga Allah mengabulkan do'a s'pean.
NB.
Mohon maaf sejak sekitar 1 minggu yang lalu semua komentar saya moderasi karena telah beberapa kali mendapat serangan dari pihak-pihak yang tidak suka dengan keberadaan blog ini. Demikian, harap maklum.
SubhanAllah...
BalasHapusterima kasih atas pencerahan ini...
Terimakasih kembali. Semoga bermanfaat.
BalasHapus