Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Berikut ini adalah kelanjutan
dari artikel “Mengapa Harus Memilih
Islam? (I)”:
h. Berbicara tentang ilmu
pengetahuan harus bisa dibuktikan.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 10 berikut ini:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا
وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ
دَابَّةٍ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ
زَوْجٍ كَرِيمٍ ﴿١٠﴾
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya
dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis
binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya
segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”. (QS. Luqman. 10).
√ Jika sebuah kitab telah menjelaskan bahwa bumi dan
langit punya tiang, tentunya hal ini bertentangan dengan fakta yang ada. Jaman
sekarang manusia sudah sangat tinggi ilmu pengetahuan dan teknologinya. Bahkan
manusia sudah sampai ke bulan, tapi tidak pernah menemukan dimana letak
tiang-tiang langit dan bumi tersebut. Mengatakan bumi dan langit mempunyai
tiang pasti bukan berasal dari Tuhan, sebab sangat tidak mungkin Tuhan salah
atau tidak tahu. Ini pasti kesalahan penulis kitab tersebut yang pada saat itu
ilmu pengetahuan mereka masih sangat terbatas, jadi wajar saja kalau mereka
keliru.
i. Harus sesuai dengan fitrah
manusia.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Ar Ruum ayat 30 berikut ini:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ
الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَـــٰـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٠﴾
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”, (QS. Ar Ruum. 30).
√ Jika sebuah kitab telah menjelaskan bahwa tokoh sentral
dalam kitab tersebut telah berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam,
tentunya akan sangat mustahil bisa diikuti oleh umat. Sebab jika umat dipaksakan
untuk berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam, tentu akan berakibat
kematian. Puasa semacam ini tidak sesuai dengan fitrah manusia.
j. Kitab tersebut harus bisa
memberikan kesaksian bahwa dia diwahyukan oleh Allah SWT.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Hijr ayat 9 berikut ini:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَـــٰــفِظُونَ ﴿٩﴾
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al Hijr. 9).
Ayat tersebut memberikan kesaksian
bahwa dia (Al Qur'an) diwahyukan oleh Allah SWT. Lebih
dari itu, ayat tersebut juga memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al
Qur’an untuk selama-lamanya. Tidak ada satu-pun kitab suci di dunia ini yang susunan
redaksinya benar-benar sama untuk semua edisi di seluruh dunia dan di sepanjang
masa. Kecuali hanya Al Qur'an! (Penjelasan lebih lengkap/lebih terperinci bisa dibaca
pada buku saya yang berjudul “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut
Al Qur’an dan Hadits”, Jilid 1 hlm. 1 – 9).
√ Jika sebuah kitab, didalamnya banyak berisi ayat-ayat
yang merupakan pernyataan dari seseorang yang ditujukan juga kepada seseorang
atau sekelompok orang dan bukan merupakan pernyataan dari Tuhan bahwa Dia-lah
yang menurunkan kitab itu dan Dia pula yang menjaganya, tentunya akan sulit
bagi kita untuk meyakini bahwa apa yang tertulis dalam kitab tersebut adalah
benar-benar wahyu Tuhan.
k. Tidak boleh melecehkan terhadap
nabi-nabi Allah.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Ali ‘Imraan ayat 33 berikut ini:
إِنَّ اللهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَـــٰــلَمِينَ ﴿٣٣﴾
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga
Ibrahim dan keluarga `Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)”,
(QS. Ali ‘Imraan. 33).
Setiap nabi/rasul, pasti mereka adalah orang-orang
pilihan Allah yang bertugas sebagai perantara untuk menyampaikan pesan-pesan-Nya
bagi manusia. Sebagai orang-orang pilihan, pasti mereka berakhlak mulia karena
mereka adalah manusia pilihan yang akan menyampaikan firman-Nya sekaligus
memberikan teladan bagi manusia.
√ Jika sebuah kitab, di dalamnya ada tertulis bahwa
seorang nabi minum anggur, kemudian nabi tersebut mabuk dan ia telanjang di
dalam kemahnya, tentunya akan sulit bagi kita untuk meyakini bahwa apa yang
tertulis dalam kitab tersebut adalah benar-benar wahyu Tuhan. Bisa kita
bayangkan, bagaimana mungkin seorang nabi pilihan Tuhan, minum anggur sampai
mabuk dan telanjang? Jelas, hal ini merupakan pelecehan terhadap seorang nabi
pilihan-Nya.
l. Tidak membeberkan cara merayu
wanita dan pornografi secara vulgar.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Ali ‘Imraan ayat 47 berikut ini:
قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَٰلِكِ اللهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٤٧﴾
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku
mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang
laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):
"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
"Jadilah", lalu jadilah dia. (QS. Ali ‘Imraan. 47).
Perhatikan bagaimana Al Qur’an menggambarkan pernyataan
Maryam dengan kalimat: وَلَمْ يَمْسَسْنِي
بَشَرٌ (padahal
aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun). Tentunya kita yang sudah
dewasa sudah pasti mengetahui apa maksud dari kalimat ini. Dan pernyataan
seperti ini, tentunya sangat jauh dari pornografi secara vulgar.
√ Jika sebuah kitab di dalamnya ada tertulis kalimat
berbau pornografi secara vulgar, tentunya akan sulit bagi kita untuk meyakini
bahwa apa yang tertulis dalam kitab tersebut adalah benar-benar wahyu dari
Tuhan. Contoh, jika sebuah kitab di dalamnya ada tertulis kalimat rayuan kepada
wanita seperti ini: “Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah dadamu
gugusannya. Kataku: “Aku ingin memanjat pohon kurma itu dan memegang
gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu
seperti buah apel”. Tentunya sungguh sangat tidak pantas jika
ada kitab suci yang di dalamnya ada tertulis kalimat berbau pornografi secara
vulgar seperti contoh tersebut.
m. Harus ada perkataan dari
Allah bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain diri-Nya.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Thaahaa ayat 14 berikut ini:
إِنَّنِي أَنَا اللهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَوٰةَ لِذِكْرِي ﴿١٤﴾
”Sesungguhnya Aku
ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaahaa. 14).
Perhatikan pula ucapan Nabi Isa AS. sebagaimana yang
terdapat dalam Al Qur’an surat Az Zukhruf ayat 63 – 64 berikut ini:
وَلَمَّا جَاءَ عِيسَىٰ بِالْبَيِّنَـــٰتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُم
بِالْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُم بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ فَاتَّقُوا
اللهَ وَأَطِيعُونِ ﴿٦٣﴾ إِنَّ اللهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَـــٰـذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ ﴿٦٤﴾
(63) Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia
berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk
menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". (64) Sesungguhnya Allah
Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.
(QS. Az Zukhruf. 63 – 64).
√ Jika sebuah kitab telah menjelaskan bahwa tokoh sentral
dalam kitab tersebut tidak pernah menyuruh para pengikutnya untuk menjadikan
dirinya sebagai Tuhan yang disembah dan menyuruh para pengikutnya untuk
menyembah hanya kepada Allah yang dia sembah, tentunya akan menjadi tanda tanya
besar jika para pengikutnya justru telah menjadikan dirinya sebagai Tuhan yang
disembah.
n. Harus ada nama agama
yang berasal dari Tuhannya, bukan dari manusia.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam dua ayat berikut
ini:
... الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ... ﴿٣﴾
“… Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. …”. (QS.
Al Maa-idah. 3).
Ayat tersebut memperjelas bahwa Islam adalah agama yang
namanya berasal dari Allah SWT., yaitu agama yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT. bagi seluruh alam semesta,
kepada semua umat manusia.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللهِ الإِسْلَــٰمُ ... ﴿١٩﴾
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam. ...”. (QS. Ali ‘Imraan. 19).
√ Jika nama sebuah agama adalah nama pemberian/buatan
manusia dan bukan nama agama yang berasal langsung dari Tuhan, tentunya akan
sulit bagi kita untuk meyakini bahwa agama tersebut adalah benar-benar yang
bersumber dari wahyu Ilahi.
o. Terjaganya seluruh
wahyu itu dengan hafalan para pemeluknya dari awal diwahyukan sampai kiamat.
√ Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam dua ayat berikut
ini:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ
لَحَافِظُونَ ﴿٩﴾
“Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS.
Al Hijr. 9). Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al
Qur’an untuk selama-lamanya.
Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya ayat-ayat Al Qur’an
itu terpelihara dalam dada dengan dihapal oleh banyak kaum muslimin secara
turun-temurun dan dipahami oleh mereka sehingga tidak akan pernah ada
seorangpun yang dapat mengubahnya.
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ ﴿٤٩﴾
“Sebenarnya, Al Qur'an itu
adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu*. Dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”. (QS. Al ‘Ankabuut.
49). *) Maksudnya ialah: bahwa ayat-ayat Al Qur’an itu terpelihara dalam dada
dengan dihapal oleh banyak kaum muslimin turun-temurun dan dipahami oleh
mereka, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengubahnya.
(Penjelasan lebih lengkap/lebih terperinci bisa dibaca
pada buku saya yang berjudul “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut
Al Qur’an dan Hadits”, Jilid 1 hlm. 3 – 9).
√ Jika sebuah kitab sudah tidak lagi terjaga kesucian dan
kemurniannya dari campur tangan manusia karena sudah tidak ada lagi kitab
dengan bahasa aslinya yang dapat dijadikan sebagai standard untuk mengecek
apabila terjadi kesalahan, tentunya akan sulit bagi kita untuk meyakini bahwa
semua yang tertulis dalam kitab tersebut adalah benar-benar bersumber dari
wahyu Ilahi.
2. Mengapa
saya harus memilih Islam sebagai agama?
Saudaraku,
Jika dari
15 point yang menjadi syarat agar sebuah kitab bisa dikatakan sebagai kitab suci
tersebut, ternyata tidak satupun yang terpenuhi oleh sebuah kitab, maka
sesungguhnya kitab tersebut tidak bisa dikatakan sebagai kitab suci.
Sedangkan
jika sebenarnya memang ada ayat-ayat yang memenuhi ke-15 point di atas namun di
dalam kitab tersebut telah bercampur dengan ayat-ayat yang tidak memenuhi ke-15
point di atas, maka justru hal ini telah membuktikan bahwa kitab tersebut sudah
tidak suci lagi karena sudah bercampur antara yang benar dan yang salah, dan
hal ini sekaligus juga membuktikan banyaknya tulisan manusia yang telah merubah
isinya.
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم
بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ
وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَيَقُولُونَ
عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٧٨﴾
“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang
memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya
itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka
mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka
mengetahui”. (QS. Ali ‘Imraan 78).
Saudaraku,
Dari
uraian tersebut di atas, maka tidak ada pilihan yang lain bagi kita, kecuali
hanya memilih Islam sebagai satu-satunya agama kita.
3. Apakah
& adakah jaminan dari Tuhan, bila beragama Islam pasti masuk surga
berdasarkan dari Al-Quran & Hadits?
Saudaraku,
Perhatikan penjelasan 2 hadits berikut ini:
Ubadah bin Shamit radhiyallahu
'anhu mengatakan, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
شَهِدَ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ
وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ
وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ
"Barangsiapa bersyahadat (bersaksi) bahwa tiada Ilah (Tuhan)
yang berhak disembah kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan (bersyahadat) bahwa Isa adalah hamba
Allah dan utusan-Nya, kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan ruh
daripada-Nya; dan (bersyahadat) pula bahwa surga benar adanya dan neraka benar
adanya; pasti Allah memasukkannya ke dalam surga betapapun amal yang telah
diperbuatnya."
(Muttafaq 'Alaih).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam
bersabda:
أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ لَا يَلْقَى اللهَ بِهِمَا
عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ. (رواه مسلم)
"Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak diibadahi)
selain Allah dan aku adalah utusan Allah, tiada-lah seorang hamba bertemu Allah
(meninggal dunia) dengan membawa keduanya tanpa ada keraguan sedikitpun pasti
ia akan masuk surga."
(HR. Muslim).
Demikian,
Semoga bermanfaat.
{Tulisan ke-2 dari 2
tulisan}