بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Jumat, 03 Juli 2015

VIRUS PALING BERBAHAYA (I)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Mungkin kita menyangka bahwa virus yang paling berbahaya pada saat ini adalah virus penyebab AIDS yang bernama “Human Immunodeficiency Virus” atau disingkat HIV, yaitu virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. Mengapa demikian? Karena meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Sehingga jika seseorang telah terinfeksi HIV, maka dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan tinggal menunggu saat ajal tiba menjemputnya karena penanganan/obat-abatan yang telah ada hanya dapat memperlambat laju perkembangan virus saja, tanpa mampu untuk menyembuhkannya secara total.

Namun ketahuilah, bahwa sekali-kali tidaklah demikian. Karena akhir dari virus berbahaya tersebut hanyalah sebuah kematian yang akan memisahkan ruh dengan jasadnya. Bahkan jika orang yang telah terinfeksi virus tersebut bisa tabah/sabar dalam menghadapi penyakit yang menimpanya, maka justru penyakit tersebut akan menjadi penghapus kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya dan surga sudah menantinya kelak di kemudian hari.

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ دَخَلْتُ عَلَىٰ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا قَالَ أَجَلْ إِنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلَانِ مِنْكُمْ قُلْتُ ذَٰلِكَ أَنَّ لَكَ أَجْرَيْنِ قَالَ أَجَلْ ذَٰلِكَ كَذَٰلِكَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهَا سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا. (رواه البخارى)
Telah menceritakan kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari Al A'masy dari Ibrahim At Taimi dari Al Harits bin Suwaid dari Abdullah dia berkata; saya pernah menjenguk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang menderita sakit, lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah, sepertinya anda sedang merasakan sakit yang amat berat”. Beliau bersabda: “Benar, rasa sakit yang menimpaku ini sama seperti rasa sakit yang menimpa dua orang dari kalian”. Kataku selanjutnya: “Sebab itu anda mendapatkan pahala dua kali lipat”. Beliau menjawab: “Benar, seperti itulah, dan tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah (penyakit) atau yang lain, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya”. (HR. Bukhari).

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عِمْرَانَ أَبِي بَكْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاسٍ أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى قَالَ هَــٰـذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنِّي أُصْرَعُ وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللهَ لِي قَالَ إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُعَافِيَكِ فَقَالَتْ أَصْبِرُ فَقَالَتْ إِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللهَ لِي أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ فَدَعَا لَهَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا مَخْلَدٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّهُ رَأَى أُمَّ زُفَرَ تِلْكَ امْرَأَةً طَوِيلَةً سَوْدَاءَ عَلَىٰ سِتْرِ الْكَعْبَةِ. (رواه البخارى)
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Imran bin Abu Bakar dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Atha` bin Abu Rabah dia berkata; Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku; “Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang wanita dari penduduk surga?” Jawabku; “Tentu”. Dia berkata; Wanita berkulit hitam ini, dia pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; “Sesungguhnya aku menderita epilepsi dan auratku sering tersingkap (ketika sedang kambuh), maka berdoalah kepada Allah untukku”. Beliau bersabda: “Jika kamu berkenan, bersabarlah maka bagimu surga, dan jika kamu berkenan, maka aku akan berdoa kepada Allah agar Allah menyembuhkanmu”. Ia berkata; “Baiklah aku akan bersabar”. Wanita itu berkata lagi; “Namun berdoalah kepada Allah agar (auratku) tidak tersingkap”. Maka beliau mendoakan untuknya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Makhlad dari Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku 'Atha' bahwa dia pernah melihat Ummu Zufar adalah wanita tersebut, ia adalah wanita berpawakan tinggi, berkulit hitam sedang berada di tirai Ka'bah. (HR. Bukhari).

Demikian pula dengan virus flu burung maupun virus-virus berbahaya lainnya. Maka dampak terbesar dari virus-virus berbahaya tersebut hanyalah sebuah kematian yang akan memisahkan ruh dengan jasadnya. Bahkan jika orang yang telah terinfeksi virus tersebut bisa tabah/sabar dalam menghadapi penyakit yang menimpanya, maka justru penyakit tersebut akan menjadi penghapus dosa-dosannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya dan surga sudah menantinya kelak di kemudian hari (sebagaimana penjelasan 2 hadits di atas).

Lalu apakah gerangan virus berbahaya yang bahayanya jauh lebih besar dari semuanya itu?

Ketahuilah bahwa sesungguhnya virus berbahaya yang bahayanya jauh lebih besar dari semuanya itu, ternyata adalah virus kekufuran. Karena jika seseorang telah terinfeksi virus kekufuran, maka virus tersebut akan menghapus semua amal kebajikan yang telah dia lakukan selama hidupnya di dunia ini sehingga neraka sudah menantinya kelak di kemudian hari sebagai tempat tinggalnya untuk selama-lamanya. Na’udzubillahi mindzalika!

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا ﴿٢٣﴾
”Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan*, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”. (QS. Al Furqaan. 23). *) Yang dimaksud dengan segala amal yang mereka kerjakan di sini adalah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia. Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah SWT. karena mereka tidak beriman kepada-Nya.

... وَمَن يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٥﴾
“ ... Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi”. (QS. Al Maa-idah. 5).

يُرِيدُونَ أَن يَخْرُجُواْ مِنَ النَّارِ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنْهَا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ ﴿٣٧﴾
“Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat ke luar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal”. (QS. Al Maa-idah. 37).

Saudaraku,
Mungkin kita menyangka bahwa virus kekufuran tersebut sekalipun sangat berbahaya namun penyebarannya tidaklah sedahsyat virus penyebab AIDS yang bernama “Human Immunodeficiency Virus” atau disingkat HIV serta virus flu burung maupun virus-virus mematikan lainnya sehingga kehadirannya tidaklah perlu dirisaukan.

Sekali-kali tidaklah demikian, wahai saudaraku!

Saudaraku,
Orang yang terinfeksi virus kekufuran secara fisik masih hidup, namun imannya mati. Karena secara fisik masih hidup, maka mereka bisa leluasa untuk menyebarkan virus kekufuran tersebut kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja. Oleh karenanya, kita tidak boleh memandangnya dengan sebelah mata. Karena fakta menunjukkan bahwa upaya mereka dalam menyebarkan virus kekufuran tersebut adalah sedemikian dahsyat, antara lain sebagaimana yang telah dilakukan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL).

Ada beberapa kegiatan pokok JIL yang sudah dilakukan saat ini*:
1   Sindikasi penulis Islam Liberal yaitu mengumpulkan tulisan sejumlah penulis yang selama ini dikenal (atau belum dikenal) oleh publik luas sebagai pembela pluralisme** dan inklusivisme***. Sindikasi ini akan menyediakan bahan-bahan tulisan, wawancara dan artikel yang baik untuk koran-koran daerah yang biasanya mengalami kesulitan untuk mendapatkan penulis yang baik.
2.  Talk-show di Kantor Berita Radio 68H, dengan mengundang sejumlah tokoh yang selama ini dikenal sebagai pendekar pluralisme dan inklusivisme.
3.  Menerbitkan buku-buku yang bertemakan pluralisme dan inklusivisme agama. Saat ini JIL sudah menerbitkan buku kumpulan artikel, wawancara dan diskusi yang diselenggarakan oleh JIL berjudul: Wajah Liberal Islam di Indonesia.
4.  Menerbitkan buku saku setebal 50 s/d 100 halaman yang mengulas dan menanggapi sejumlah isu yang menjadi perdebatan masyarakat (tanggapan dari persepktif Islam Liberal).
5.  Pembuatan website Islamlib.com yang memuat setiap perkembangan berita, artikel atau apapun yang berkaitan dengan misi JIL.
6.  Memproduksi sejumlah iklan layanan masyarakat. Salah satu iklan yang sudah diproduksi adalah iklan yang berjudul: Islam Warna-Warni.
7.  Menyelenggarakan sejumlah diskusi dan seminar mengenai tema keislaman dan keagamaan secara umum.

Sedangkan ajaran-ajaran JIL yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits, sangat tampak dengan jelas di dalam buku Fiqih Lintas Agama yang diterbitkan oleh JIL*. Hal-hal yang meresahkan dan menyesatkan adalah:
1.  FLA menyebutkan Al Qur’an bukan kitab suci atau diragukan kesuciannya dan dipandang sebagai teks terbuka (h. 133-134 dan 174-175).
2.  Teks Al Qur’an yang bertentangan dengan problem kemanusiaan, tidak dapat digunakan (h. 175).
3.  Tidak boleh mengkalim bahwa yang benar itu hanya Islam (h. 170-171).
4.  Buku-buku fiqih klasik tidak sesuai lagi dengan kondisi sosial dan kemanusiaan, tidak kontekstual dan bersifat ekskusif (h. Pendahuluan).
5.  Karya para ‘ulama’ klasik yang diskriminatif, tidak manusiawi, melahirkan ketegangan antar umat beragama, melahirkan kekerasan, berpihak kepada kepentingan dan untuk mengokohkan penguasa (h. 168, dll).
6.  Untuk menjalin hubungan dan toleransi antar umat beragama, FLA menganjurkan agar umat Islam menghadiri upacara keagamaan dan hari-hari besar agama lain (h. 85), mengucapkan selamat natal kepada non-muslim (h. 66) dan do’a bersama antar umat beragama (h. 89).
7.  Pernikahan beda agama (muslimah dengan non-muslim) dianjurkan (h. 153), hukum terhalangnya hak waris beda agama harus diganti (h. 165).
8.  Konsep Ahlu Dzimmah dan Jizyah adalah diskriminatif dan merupakan titik rawan hubungan antar umat beragama (h. 145-150).

MUI mengartikan Liberalisme Agama adalah memahami nash-nash agama (Al Qur’an dan Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata (Majelis Ulama Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (2011): Himpunan Fatwa MUI sejak 1975, hal. 91).

Saudaraku,
Kita tidak perlu heran dengan fakta-fakta mengerikan seperti ini, karena Al Qur’an telah mengisyaratkan hal ini dalam beberapa ayat berikut ini:

مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلَادِ ﴿٤﴾
“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu”. (QS. Ghafir. 4).

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُواْ فِي الْبِلَادِ ﴿١٩٦﴾ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ ﴿١٩٧﴾
(196) “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri”. (197) “Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”. (QS. Ali ‘Imraan. 196 – 197).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh keleluasaan orang-orang kafir bepergian) artinya bergerak ke mana mereka sukai (di dalam negeri) untuk berniaga dan berusaha. (Itu hanyalah kesenangan sementara) yang mereka nikmati di dunia dalam waktu singkat kemudian akan lenyap (kemudian tempat tinggal mereka ialah neraka Jahanam dan itulah tempat yang seburuk-buruknya)”.

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُواْ عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ ﴿٤٠﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”. (QS. Al A’raaf. 40).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri) mereka berlaku sombong (terhadapnya) kemudian mereka tidak mau percaya terhadapnya (sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit) yaitu apabila arwah-arwah mereka dinaikkan sesudah mati, sehingga arwah mereka turun kembali ke Sijjin atau neraka yang ada di dalam perut bumi. Berbeda dengan arwahnya orang yang beriman, pintu-pintu langit dibukakan untuknya, sehingga arwahnya dapat naik ke langit yang ke tujuh, demikianlah menurut penjelasan hadis (dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk) yakni jika ada unta yang dapat masuk (ke dalam lubang jarum) maksudnya lubang yang ada pada jarum; ini kata kiasan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, demikian pula masuknya mereka ke dalam surga. (Demikianlah) pembalasan itu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan) oleh sebab kekafirannya”.

Oleh karena itu, waspadalah wahai saudaraku!

Ya Tuhan kami,
Tunjukilah kami, sehingga kami senantiasa dapat menjaga cahaya kebenaran ini setelah pengetahuan datang kepada kami hingga akhir hayat kami.

... رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾
"... Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At Tahrim. 8).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berdo’a:

وَيَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِك. (رواه الترمذى)   
“Wahai Dzat Yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi).

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ﴿٨﴾
“(Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali ‘Imran. 8).

Semoga bermanfaat.

NB.
*)  “Jaringan Islam Liberal (JIL) di Indonesia” oleh Syamsurizal Yazid; tugas mahasiswa program S3 IAIN Sunan Ampel Surabaya. Tugas diberikan oleh Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA. (saya telah diberi ijin Prof. Roem untuk meng-copy makalah tersebut).

**) Yang dimaksud dengan pluralisme agama adalah sebuah asumsi yang meletakkan kebenaran agama-agama sebagai kebenaran yang relatif dan menempatkan agama-agama pada posisi setara, apapun jenis agama itu. Pluralisme agama meyakini bahwa semua agama adalah jalan-jalan yang sah menuju Tuhan yang sama. Atau, paham ini menyatakan bahwa agama adalah persepsi manusia yang relatif terhadap Tuhan yang mutlak sehingga – karena kerelatifannnya – maka seluruh agama tidak boleh mengklaim atau meyakini bahwa agamanya yang lebih benar dari agama lain atau meyakini hanya agamanya yang benar.

***)      Yang dimaksud dengan inklusivisme agama adalah bahwa kebenaran setiap agama harus terbuka. Perasaan soliter sebagai penghuni tunggal pulau kebenaran harus dihindari. Menurut mereka, tidak menutup kemungkinan ada kebenaran pada agama lain yang tidak kita anut dan sebaliknya tidak menutup kemungkinan terdapat  kekeliruan pada agama yang kita anut.   

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan}


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞