Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Mungkin kita menyangka bahwa virus yang
paling berbahaya pada saat ini adalah virus penyebab AIDS yang bernama “Human Immunodeficiency Virus” atau disingkat HIV, yaitu
virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. Mengapa
demikian? Karena meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat
laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Sehingga jika seseorang telah terinfeksi HIV, maka dapat dikatakan bahwa
yang bersangkutan tinggal menunggu saat ajal tiba menjemputnya karena
penanganan/obat-abatan yang telah ada hanya dapat memperlambat laju
perkembangan virus saja, tanpa mampu untuk menyembuhkannya secara total.
Namun ketahuilah, bahwa sekali-kali
tidaklah demikian. Karena akhir dari virus berbahaya tersebut hanyalah sebuah
kematian yang akan memisahkan ruh dengan jasadnya. Bahkan
jika orang yang telah terinfeksi virus tersebut bisa
tabah/sabar dalam menghadapi penyakit yang menimpanya, maka justru penyakit
tersebut akan menjadi penghapus kesalahan-kesalahannya
sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya dan surga sudah menantinya kelak di
kemudian hari.
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ
الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ عَنْ
عَبْدِ اللهِ قَالَ دَخَلْتُ عَلَىٰ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ
إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا قَالَ أَجَلْ إِنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ
رَجُلَانِ مِنْكُمْ قُلْتُ ذَٰلِكَ أَنَّ
لَكَ أَجْرَيْنِ قَالَ أَجَلْ ذَٰلِكَ كَذَٰلِكَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا
كَفَّرَ اللهُ بِهَا سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا. (رواه
البخارى)
Telah menceritakan kepada kami
'Abdan dari Abu Hamzah dari Al A'masy dari Ibrahim At Taimi dari Al Harits bin
Suwaid dari Abdullah dia berkata; saya pernah menjenguk Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam ketika beliau sedang menderita sakit, lalu aku berkata: “Wahai
Rasulullah, sepertinya anda sedang merasakan sakit yang amat berat”. Beliau
bersabda: “Benar, rasa sakit yang menimpaku ini sama seperti rasa sakit yang
menimpa dua orang dari kalian”. Kataku selanjutnya: “Sebab itu anda mendapatkan pahala dua kali lipat”. Beliau menjawab: “Benar, seperti itulah, dan tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu
musibah (penyakit) atau yang lain, melainkan Allah akan menghapuskan
kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya”.
(HR. Bukhari).
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عِمْرَانَ
أَبِي بَكْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ قَالَ لِي ابْنُ
عَبَّاسٍ أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى قَالَ هَــٰـذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنِّي أُصْرَعُ وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللهَ لِي
قَالَ إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللهَ أَنْ
يُعَافِيَكِ فَقَالَتْ أَصْبِرُ فَقَالَتْ إِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللهَ لِي
أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ فَدَعَا لَهَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا مَخْلَدٌ
عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّهُ رَأَى أُمَّ زُفَرَ تِلْكَ
امْرَأَةً طَوِيلَةً سَوْدَاءَ عَلَىٰ سِتْرِ الْكَعْبَةِ. (رواه البخارى)
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Imran bin Abu Bakar dia
berkata; telah menceritakan kepadaku 'Atha` bin Abu Rabah dia berkata; Ibnu
Abbas pernah berkata kepadaku; “Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang wanita
dari penduduk surga?” Jawabku; “Tentu”. Dia berkata; Wanita berkulit hitam ini,
dia pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; “Sesungguhnya
aku menderita epilepsi dan auratku sering tersingkap (ketika sedang kambuh),
maka berdoalah kepada Allah untukku”. Beliau bersabda: “Jika kamu berkenan,
bersabarlah maka bagimu surga, dan jika kamu berkenan, maka aku akan berdoa
kepada Allah agar Allah menyembuhkanmu”. Ia
berkata; “Baiklah
aku akan bersabar”.
Wanita itu berkata lagi; “Namun
berdoalah kepada Allah agar (auratku) tidak tersingkap”. Maka beliau mendoakan untuknya. Telah menceritakan
kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Makhlad dari Ibnu Juraij
telah mengabarkan kepadaku 'Atha' bahwa dia pernah melihat Ummu Zufar adalah
wanita tersebut, ia adalah wanita berpawakan tinggi, berkulit hitam sedang berada
di tirai Ka'bah.
(HR. Bukhari).
Demikian pula dengan virus flu
burung maupun virus-virus berbahaya lainnya. Maka dampak terbesar dari virus-virus
berbahaya tersebut hanyalah sebuah kematian yang akan memisahkan
ruh dengan jasadnya. Bahkan
jika orang yang telah terinfeksi virus tersebut bisa
tabah/sabar dalam menghadapi penyakit yang menimpanya, maka justru penyakit
tersebut akan menjadi penghapus dosa-dosannya
sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya dan surga sudah menantinya kelak di
kemudian hari (sebagaimana penjelasan 2 hadits di atas).
Lalu apakah gerangan virus
berbahaya yang bahayanya jauh lebih besar dari semuanya itu?
Ketahuilah bahwa sesungguhnya
virus berbahaya yang bahayanya jauh lebih besar dari semuanya itu, ternyata adalah virus kekufuran. Karena jika seseorang telah terinfeksi virus kekufuran, maka virus tersebut akan
menghapus semua amal kebajikan yang telah dia lakukan selama hidupnya di dunia
ini sehingga neraka sudah menantinya kelak di kemudian hari sebagai tempat
tinggalnya untuk selama-lamanya. Na’udzubillahi mindzalika!
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا ﴿٢٣﴾
”Dan Kami hadapi segala amal
yang mereka kerjakan*, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
berterbangan”. (QS. Al Furqaan. 23). *) Yang dimaksud dengan segala amal yang
mereka kerjakan di sini adalah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka
kerjakan di dunia. Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah SWT. karena mereka
tidak beriman kepada-Nya.
...
وَمَن يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ
الْخَاسِرِينَ ﴿٥﴾
“ ... Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima
hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk
orang-orang merugi”. (QS. Al Maa-idah. 5).
يُرِيدُونَ أَن يَخْرُجُواْ مِنَ النَّارِ وَمَا هُم
بِخَارِجِينَ مِنْهَا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ ﴿٣٧﴾
“Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali
tidak dapat ke luar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal”. (QS. Al
Maa-idah. 37).
Saudaraku,
Mungkin kita menyangka bahwa virus kekufuran tersebut sekalipun sangat berbahaya namun penyebarannya
tidaklah sedahsyat virus penyebab AIDS yang bernama “Human Immunodeficiency Virus” atau disingkat HIV serta virus flu burung maupun virus-virus mematikan lainnya sehingga
kehadirannya tidaklah perlu dirisaukan.
Sekali-kali tidaklah demikian, wahai
saudaraku!
Saudaraku,
Orang yang terinfeksi virus kekufuran secara fisik
masih hidup, namun imannya mati. Karena secara fisik masih hidup, maka mereka
bisa leluasa untuk menyebarkan virus kekufuran tersebut kepada siapa saja,
kapan saja, dimana saja. Oleh karenanya, kita tidak boleh memandangnya dengan
sebelah mata. Karena fakta menunjukkan bahwa upaya
mereka dalam menyebarkan virus kekufuran tersebut adalah sedemikian dahsyat,
antara lain sebagaimana yang telah dilakukan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL).
Ada beberapa kegiatan pokok JIL yang sudah dilakukan saat
ini*:
1 Sindikasi
penulis Islam Liberal yaitu mengumpulkan tulisan sejumlah penulis yang selama
ini dikenal (atau belum dikenal) oleh publik luas sebagai pembela pluralisme**
dan inklusivisme***. Sindikasi ini akan menyediakan bahan-bahan tulisan,
wawancara dan artikel yang baik untuk koran-koran daerah yang biasanya
mengalami kesulitan untuk mendapatkan penulis yang baik.
2. Talk-show di
Kantor Berita Radio 68H, dengan mengundang sejumlah tokoh yang selama ini
dikenal sebagai pendekar pluralisme dan inklusivisme.
3. Menerbitkan
buku-buku yang bertemakan pluralisme dan inklusivisme agama. Saat ini JIL sudah
menerbitkan buku kumpulan artikel, wawancara dan diskusi yang diselenggarakan
oleh JIL berjudul: Wajah Liberal Islam di Indonesia.
4. Menerbitkan buku
saku setebal 50 s/d 100 halaman yang mengulas dan menanggapi sejumlah isu yang
menjadi perdebatan masyarakat (tanggapan dari persepktif Islam Liberal).
5. Pembuatan
website Islamlib.com yang memuat setiap perkembangan berita, artikel atau
apapun yang berkaitan dengan misi JIL.
6. Memproduksi
sejumlah iklan layanan masyarakat. Salah satu iklan yang sudah diproduksi
adalah iklan yang berjudul: Islam Warna-Warni.
7. Menyelenggarakan
sejumlah diskusi dan seminar mengenai tema keislaman dan keagamaan secara umum.
Sedangkan ajaran-ajaran JIL yang bertentangan dengan Al
Qur’an dan Hadits, sangat tampak dengan jelas di dalam buku Fiqih Lintas Agama
yang diterbitkan oleh JIL*. Hal-hal yang meresahkan dan menyesatkan adalah:
1. FLA menyebutkan
Al Qur’an bukan kitab suci atau diragukan kesuciannya dan dipandang sebagai
teks terbuka (h. 133-134 dan 174-175).
2. Teks Al Qur’an
yang bertentangan dengan problem kemanusiaan, tidak dapat digunakan (h. 175).
3. Tidak boleh
mengkalim bahwa yang benar itu hanya Islam (h. 170-171).
4. Buku-buku fiqih
klasik tidak sesuai lagi dengan kondisi sosial dan kemanusiaan, tidak
kontekstual dan bersifat ekskusif (h. Pendahuluan).
5. Karya para
‘ulama’ klasik yang diskriminatif, tidak manusiawi, melahirkan ketegangan antar
umat beragama, melahirkan kekerasan, berpihak kepada kepentingan dan untuk
mengokohkan penguasa (h. 168, dll).
6. Untuk menjalin
hubungan dan toleransi antar umat beragama, FLA menganjurkan agar umat Islam
menghadiri upacara keagamaan dan hari-hari besar agama lain (h. 85),
mengucapkan selamat natal kepada non-muslim (h. 66) dan do’a bersama antar umat
beragama (h. 89).
7. Pernikahan beda
agama (muslimah dengan non-muslim) dianjurkan (h. 153), hukum terhalangnya hak
waris beda agama harus diganti (h. 165).
8. Konsep Ahlu
Dzimmah dan Jizyah adalah diskriminatif dan merupakan titik rawan hubungan
antar umat beragama (h. 145-150).
MUI mengartikan Liberalisme Agama adalah memahami
nash-nash agama (Al Qur’an dan Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang
bebas dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran
semata (Majelis Ulama Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (2011): Himpunan Fatwa
MUI sejak 1975, hal. 91).
Saudaraku,
Kita tidak perlu heran dengan fakta-fakta mengerikan
seperti ini, karena Al Qur’an telah mengisyaratkan hal ini dalam beberapa ayat
berikut ini:
مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا
فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلَادِ ﴿٤﴾
“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah,
kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan
bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu”. (QS.
Ghafir. 4).
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُواْ فِي الْبِلَادِ
﴿١٩٦﴾ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ ﴿١٩٧﴾
(196) “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan
orang-orang kafir bergerak di dalam negeri”. (197) “Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat
tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya”. (QS. Ali ‘Imraan. 196 – 197).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh
keleluasaan orang-orang kafir bepergian) artinya bergerak ke mana mereka sukai
(di dalam negeri) untuk berniaga dan berusaha. (Itu hanyalah kesenangan sementara)
yang mereka nikmati di dunia dalam waktu singkat kemudian akan lenyap (kemudian
tempat tinggal mereka ialah neraka Jahanam dan itulah tempat yang
seburuk-buruknya)”.
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُواْ
عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ ﴿٤٠﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami
dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta
masuk ke lobang jarum. Demikianlah
Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”. (QS. Al A’raaf. 40).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri) mereka
berlaku sombong (terhadapnya) kemudian mereka tidak mau percaya terhadapnya
(sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit) yaitu apabila
arwah-arwah mereka dinaikkan sesudah mati, sehingga arwah mereka turun kembali
ke Sijjin atau neraka yang ada di dalam perut bumi. Berbeda dengan arwahnya
orang yang beriman, pintu-pintu langit dibukakan untuknya, sehingga arwahnya
dapat naik ke langit yang ke tujuh, demikianlah menurut penjelasan hadis (dan
tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk) yakni jika ada unta yang dapat
masuk (ke dalam lubang jarum) maksudnya lubang yang ada pada jarum; ini kata
kiasan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, demikian pula masuknya mereka ke
dalam surga. (Demikianlah) pembalasan itu (Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat kejahatan) oleh sebab kekafirannya”.
Oleh karena itu, waspadalah wahai saudaraku!
Ya Tuhan
kami,
Tunjukilah kami, sehingga kami
senantiasa dapat menjaga cahaya kebenaran ini setelah
pengetahuan datang kepada kami hingga akhir hayat kami.
... رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾
"... Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya
kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu". (QS.
At Tahrim. 8).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berdo’a:
وَيَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى
دِيْنِك.
(رواه الترمذى)
“Wahai
Dzat Yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR.
At-Tirmidzi).
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ﴿٨﴾
“(Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada
kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena
sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali ‘Imran. 8).
Semoga bermanfaat.
NB.
*) “Jaringan Islam Liberal (JIL) di
Indonesia” oleh Syamsurizal Yazid; tugas mahasiswa program S3 IAIN Sunan Ampel
Surabaya. Tugas diberikan oleh Prof. Dr. HM. Roem
Rowi, MA. (saya telah diberi ijin Prof. Roem untuk meng-copy makalah
tersebut).
**) Yang dimaksud dengan pluralisme
agama adalah sebuah
asumsi yang meletakkan kebenaran agama-agama sebagai kebenaran yang relatif dan
menempatkan agama-agama pada posisi setara, apapun jenis agama itu. Pluralisme
agama meyakini bahwa semua agama adalah jalan-jalan yang sah menuju Tuhan yang
sama. Atau,
paham ini menyatakan bahwa agama adalah persepsi manusia yang relatif terhadap
Tuhan yang mutlak sehingga – karena
kerelatifannnya – maka
seluruh agama tidak boleh mengklaim atau meyakini bahwa agamanya yang lebih
benar dari agama lain atau meyakini hanya agamanya yang benar.
***) Yang dimaksud dengan
inklusivisme agama adalah
bahwa
kebenaran setiap agama harus terbuka. Perasaan soliter sebagai penghuni tunggal
pulau kebenaran harus
dihindari. Menurut mereka,
tidak menutup kemungkinan ada kebenaran pada agama lain yang tidak kita anut
dan sebaliknya tidak menutup kemungkinan terdapat kekeliruan pada
agama yang kita anut.
{Bersambung;
tulisan ke-1 dari 2 tulisan}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar